Alexa Hivard Rivare. Ia hanya manusia normal, hidupnya juga seperti manusia kebanyakan.
Kesalahannya membuat Alexa memiliki 7 orang suami. Ya, ini kesalahannya. Jika ia tidak suka berganti-ganti pasangan, semua ini tidak akan terjadi
Dan juga, sebu...
Alexa membuka matanya ketika kepalanya terasa seperti terhimpit. Pandangan nya buram, seketika ia mengerjab beberapa kali.
Merasa lebih baik, ia mengedarkan pandangan kesekitar, yang ia lihat adalah kamarnya yang berada di Arthetius.
Melihatnya membuat ia teringat akan hal yang terjadi. Keringat dingin bermunculan didahinya, tangan nya mulai mencengkram sprei ranjang yang ia tempati.
Seketika rasa bersalah hadir menganggunya, matanya terasa panas. Tanpa sadar setitik air mata mulai keluar. Ia merasa ini semua memang berawal dari kesalahannya.
Dirinya tidak bisa menyalahkan para suaminya karena pada dasarnya ia yang melibatkan diri kedalam hidup mereka. Bahkan paman, keluarga satu-satunya yang ia miliki pun harus pergi karenanya.
Tidak bisa ditahan lagi, ia langsung menangis tersedu-sedu. Suaranya tampak pilu, menyiratkan kesakitan yang mendalam.
Oke, mungkin ini terdengar berlebihan. Tetapi itulah yang ia rasakan.
Suara pintu terbuka dengan keras tak membuat Alexa berhenti menangis. Bahkan sampai beberapa orang masuk kedalam kamarnya ia tetap tidak menghiraukannya.
"Amour, ada apa denganmu?"
Alexa tau suara siapa ini, tapi ia memilih mengabaikan. Ia merasa sedikit malu, sebab semua ini terjadi karenanya.
Mulai terdengar suara yang menanyakan apa yang terjadi padanya. Hingga satu suara membuatnya berhenti menangis.
"Jika kau menangis karena pernikahan ini, kami minta maaf"
Bukan, bukan karena kalimat itu. Melainkan karena pemilik suara itu. "De...vond"
Helaan nafast terdengar saat Alexa menghentikan tangisannya. Tetapi, kerutan didahi muncul saat Alexa menatap Devond seakan sedang melihat hantu.
Devond yang bingung ditatap seperti itu menatap saudara-saudaranya yang lain berniat meminta penjelasan. Tapi yang ia dapatkan hanya gedikan bahu menandakan ketidak tahuan mereka.
"Ada apa?" pada akhirnya Devond menanyakan langsung kepada istrinya.
Hanya keheningan, Alexa tetap diam dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya.
Tak berselang lama, semua dikejutkan oleh Alexa yang secara tiba-tiba berlari memeluk Devond. Devond yang mendapatkan perlakuan itu secara tiba tiba tentu saja terkejut, tetapi ia tidak akan menyia-nyiakan momen ini. Dengan perasaan senang ia membalas pelukan Alexa tak kalah erat sembari mengelus punggung istrinya.
Alucard menatap sinis kearah Devond yang terlihat mengambil kesempatan "Cih, bahagia sekali"
Leonard yang melihat itu berniat menjaili Alucard. Sebelum Darren memberikan tatapan tajam kepadanya seraya mengucapkan kata 'diam' tanpa suara.
Alexa tetap memeluk Devond saat berkata "Kau baik-baik saja kan? Lukamu tidak parah bukan?"
Devond mengernyit bingung, kembali menatap saudaranya untuk menanyakan maksud perkataan istrinya. Tapi apa boleh buat, yang lainnya pun tidak tahu maksud dari istrinya itu.
Pikirannya berkelana mencerna pertanyaan Darren. Sebelum ia sadar kalau yang ia alami, "Jadi itu semua mimpi?"
Darren mengangguk. Lantas mengelus pelan kepala Alexa, "Tidak perlu menangis seperti itu"
Alexa mengusap sisa air matanya sebelum mengangguk patuh.
Perhatian mereka teralihkan kala mendengar suara pintu terbuka. Terlihat seorang wanita berkulit putih dengan mata coklat, memakai gaun hijau terang yang membuatnya tampak anggun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sedikit berlari, wanita itu menghampiri Alexa. "Hei, ini yang namanya Alexa? Pantas saja mereka tergila gila padamu"
Sementara yang diajak bicara tercenung, ekspresinya seperti orang terkejut. "Dyera...?"
TBC
What's next?
Soal gk update, ada masalah. Nggk tau hpku yang kentunk apa wattpad nya yang bermasalah. Udah ngetik besoknya ilang sebagian, ada yang ilang semua juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.