Uno

12.5K 472 7
                                        

Mata itu perlahan terbuka saat sinar mentari masuk lewat sela-sela gorden jendela. Dengan malas ia bangkit dari kasur empuk nan nyamannya.

Perhatiannya terpusat pada jam dinding yang sudah menunjukan pukul 07.56

"Sial aku terlambat"

Dengan segera ia turun dari kasurnya dan memasuki kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, ia sudah rapi dengan celana jens hitam dan kemeja biru donker.

Ia mengambil ponselnya hendak menelepon seseorang. Setelah tersambung, ia mengapit ponselnya antara telinga dan pundaknya. Sedangkan kedua tangannya sibuk memasang sepatu.

"Halo" Suara dari seberang terdengar. Dengan cepat ia berkata

"Jemput"

"Tunggu sebentar, aku sedang ada keperluan. Hanya sebentar"

"Kau gila. Aku sudah terlambat"

"Sebentar sayang, aku janji hanya sebentar"

"Terserah. Tiga puluh menit masih belum datang, kita putus"

Ttuuutttt

Cepat-cepat ia mematikan sambungannya. Mendesah kesal, ia melangkah keluar dari rumah. Duduk di bangku taman dekat rumahnya sambil menunggu kekasihnya.

Namun sudah 45 menit, tapi kekasihnya tidak kunjung datang. Berbagai umpatan keluar dari mulutnya.

"Shit, aku benar-benar akan memutuskannya"

Ia berjalan kearah depan komplek perumahannya. Niatnya menunggu taksi, tapi belum 5 menit. Ada mobil sport hitam berhenti didepannya.

"Alexa ya?" Ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan pria didepannya.

Sambil tersenyum pria itu mengulurkan tangannya. "Aku Dryan. Seniormu dikampus, dari fakulitas Ilmu Komunikasi."

Dengan senang hati Alexa menyambut uluran tangan Dryan sambil membalas senyumnya "Alexa, kurasa kau sudah tau tentang ku. Senang berkenalan denganmu"

Setelah melepas jabatan tangan itu, Dryan menawarkan tumpangan untuk Alexa. "Kau ada kelas siang? Mau berangkat bersama, aku ada kelas siang"

"Sebenarnya aku ada kelas pagi, tapi yang menjemputku sampai sekarang belum datang."

"Kau menunggu kekasihmu" Alexa mengangguk menjawab pertanyaan Dryan.

"Sepertinya kekasihmu lebih mementingkan hal lain dari pada dirimu" Pernyataan Dryan membuat Alexa mengeluarkan smirk nya.

'Kompor juga pria ini" batin Alexa

Alexa mengangguk pelan "Jadi berangkat bersama?" Dryan gelagapan membukakan pintu untuk Alexa.

"Mari masuk" Alexa masuk kedalam mobil Dryan dengan menggumamkan kata 'terima kasih' karena Dryan sudah memberinya tumpangan juga sudah membukakan pintu untuknya.

Hanya ada keheningan saat ini, belum ada yang mencoba membuka percakapan. Dryan menyerah, sedari tadi ia menunggu Alexa memulai percakapan. Tapi sampai sekarang tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Alexa.

"Kudengar kau kuliah sambil mengurus perusahaan orang tuamu"

Alexa menoleh kepada Dryan sedetik kemudian menganggukan kepala.

"Tidak merasa lelah?"

"Tidak. Aku juga hanya sedikit membantu pamanku, bukan sepenuhnya mengurus perusahaan itu"

"Itu sudah luar biasa menurutku. Jarang sekali ada gadis sepertimu, pekerja keras." Alexa tau itu hanya basa basi. Sudah sering Alexa mendengar pujian seperti itu dari mantan kekasihnya. Juga pria yang pernah dekat denganya, orang jaman sekarang menyebutnya mantan gebetan.

"Terima kasih, aku tersanjung" Lain dengan perkataanya, raut wajah Alexa datar-datar saja. Tidak sama sekali menunjukan raut orang yang sedang tersanjung.

Dryan tersenyum canggung melihat reaksi Alexa. Kemudian berdehem sebentar.

Mobil yang ditumpangi mereka berdua terparkir rapi di parkiran kampus.

Alexa membuka pintu hendak keluar. Tapi tujuannya terdunda karena Dryan menahan lengannya.

"Nanti mau pulang bersama?"

Alexa menggeleng "Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri"

Setelah mengatakan itu Alexa keluar dari mobil dan menutup pintu mobil pelan.

Alexa memasuki koridor kampus lantai satu. Ia dikejutkan oleh teriakan yang sangat memekik ditelinga.

"ALEXA BERHENTI DISITU ATAU AKU AKAN MEMBUAT KAMARMU MENJADI KAPAL PECAH"

Alexa menghentikan langkahnya seketika. Ia sudah tau kalau orang yang menyandang status sebagai sahabat karibnya itu benar-benar akan menghancurkan kamarnya jika ia tidak menuruti perkataannya.

Alexa berbalik, ia mendapati sahabatnya itu sedang mengatur napasnya yang terengah-engah. "Ada apa?"

Nada, itu adalah nama sahabat Alexa. Nada mendongak menatap Alexa tajam. "Kau dekat dengan Dryan?"

Alexa tidak tau harus menjawab apa. Pasalnya, ia tidak sedang dekat dengan Dryan, tapi dengan berangkat bersama tadi pasti semua orang mengira ia sedang dekat dengan Dryan.

Alexa menggeleng "Tidak"

Nada memincingkan matanya "Tidak mungkin kalau tidak dekat sampai berangkat bersama"

Alexa mengabaikan Nada, meskipun ia menjelaskan sejujur-jujurnya pun, Nada akan tetap menyangkalnya.

Nada menghadang langkah Alexa. "Aku sudah menyukai Dryan dari semester satu. Kau tidak akan tega 'kan menjadikan orang yang sahabatmu ini sukai sebagai mainanmu"

Alexa tertegun, tentu saja. Selama ini Nada tidak pernah mengatakan apa-apa tentang Dryan. "Kau tidak pernah mengatakannya"

Nada menghelah napas "Dulu aku tidak yakin. Tapi setelah melihatmu turun dari mobil Dryan, aku sakit hati"

Mengangguk mengerti, Alexa paham Nada termasuk tipe perempuan labil. Pasti Nada ragu tentang perasaannya. Pernah sewaktu masih disekolah SMA. Nada menjalin hubungan dengan kapten basket, tetapi Nada menyukai Ketua organisasi MPK. Dan lagi-lagi alasan Nada adalah karena ia ragu dengan perasaannya.

"Aku sama sekali tidak mempunyai hubungan apapun dengan Dryan. Tadi kebetulan Dryan lewat saat aku sedang menunggu Devond. Ia menawariku tumpangan, jadi kami berangkat bersama" Tentu saja Alexa tidak menceritakan bagian saat Dryan mencoba mengompori hubungannya dengan Devond. Bisa nangis tujuh hari tujuh malam Nada.

Nada mengangguk mengerti. Lalu mereka berjalan bersama untuk mengikuti kelas Berdnan saem. Sebelum panggilan seseorang menghentikan mereka.

"Alexa"

Tbc


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seven Witch Príncipe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang