Warning typo everywhere!
Happy reading...
Alexa berlari keluar kamar, prajurit yang tengah berjaga diluar kama mencegah langkah kakinya. Dengan cepat ia bertanya "Dimana kamar Darren"
Terdengar bukan seperti pertanyaan, melainkan perintah.Para prajurit penjaga itu mengantarkan Alexa ke kamar Darren. Setelah sampai didepan kamar suaminya, Alexa mendorong pintu kamar tanpa permisi. Menampakan sosok Darren yang tengah tertidur.
Alexa melangkah mendekat, terlihat wajah Darren yang sedang terlelap damai. Kulit wajah nya yang semulus kulit bayi menambah kesan tersendiri.
Sejenak Alexa melupakan niat awalnya datang kemari. Untuk selanjutnya tangan Alexa terulur mengguncang badan Darren, sampai terdengar suara lenguhan Darren yang menandakan lelki itu telah terbangun dari tidur lelapnya.
Darren sedikit terkejut saat melihat Alexa ada di depannya. "Kau, kenapa berada disini amour"
Bukannya menjawab, Alexa menimpali pertanyaan Darren dengan pertanyaan lainnya "Ada yang kau sembunyikan dariku?"
Darren masih tidak memahami maksud istrinya itu, ia hanya memandang wajah Alexa dengan raut penasaran "Apa yang kau maksud?"
Alexa menghelah napas samar, ia menekan amarahnya yang mendesak ingin dikeluarkan. "Mengapa kau menyembunyikan ini semua dari ku Darren"
Darren yang benar benar tidak bisa memahami jalan topik yang Alexa bahas, ia mendekati istrinya yang tampaknya sedang diselimuti oleh kemarahan.
"Aku tidak mengerti apa yang kau bahas, sungguh"
Alexa menatap dalam mata Darren "Tentang Devond dan pamanku"
Darren membeku mendengar kalimat yang keluar dari mulut Alexa. Ia tidak memperkirakan kejadian ini terjadi, harusnya Alexa mengetahui semua bukan dengan cara ini.
"S-siapa yang memberitahumu"
Mendapat jawaban dari Darren, Alexa semakin yakin bahwa yang ia dengar sebelumnya itu adalah kebenaran. "Jadi benar?"
Melihat Darren hanya diam, Alexa mulai menyimpulkan. "Aku mau pulang" baru saja Darren ingin membuka mulut, seruan Alexa menghentikannya "Aku tidak mau hidup dengan pembunuh seperti kalian"
Alexa melangkah keluar meninggalkan Darren yang masih mematung mendengar ucapan istrinya.
Bukannya kembali ke kamar, Alexa diam diam keluar dari castle melalui pintu belakang. Beruntung sangat jarang penjaga yang berjaga di pintu bagian belakang.
Dengan leluasa Alexa keluar melewati pagar pintu. Ia secara reflek menahan napas saat melihat hamparan hutan yang suram terpampang didepan mata. Kabut sangat tebal. Ditambah lagi hawa dingin yang membuat suasana menjadi mencekam.
Alexa memberanikan diri untuk berjalan masuk kedalam hutan. Ia harus masuk kesana untuk bisa sampai ditempat yang disebutkan Althiera. Keinginannya untuk pulang ke dunianya sangat besar. Ia tidak bisa terus-terusan berada di dunia yang bukan tempat asalnya.
Alexa menjaga matanya untuk tidak menoleh kearah sekitar. Ia tidak cukup berani untuk melihat keadaan disekitarnya. Jika ia menuruti egonya untuk melihat - lihat disekitarnya, ia takut tidak akan berani masuk kedalam hutan.
Hawa dingin sangat menusuk, belum lagi ia memakai pakaian tipis. Ia tidak sempat berganti baju dan langsung menuju keluar castle. Tidak perduli kemungkinan Darren akan mencarinya nanti.
Lama berjalan, akhirnya terlihat Gua kecil tak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan segera ia melangkah masuk kedalam Gue itu.
Semua gelap, hanya ada satu cahaya yang membantu Alexa untuk dapat melihat jalan. Entah berasal dari mana cahaya itu.
Alexa bisa melihat ranting-ranting kayu yang berserakan, serta lukisan yang berbahan kulit binatang menempel didinding gua.
"Kau sudah sampai?"
Alexa berbalik melihat pemilik suara tadi. Saat ini Althiera berada tepat didepannya. Entah kenapa ketakutan Alexa pada Althiera mulai berkurang. Sebenarnya masih ada rasa takut, tapi setidaknya tidak lebih besar dari tekatnya.
"Bisakah kau membantuku pulang?"
Althiera berdecak, bukan ini rencananya "Kau yakin?" Alexa mengangguk "Tidak ingin balas dendam?"
Alexa terdiam, tidak terpikir olehnya untuk balas dendam. Tapi lain setelah Althiera mengatakan hal itu. Ada sedikit keinginan didalam diri Alexa untuk balas dendam.
"Aku bisa membantumu untuk membalaskan dendammu"
Alexa mendongak menatap Althiera, sorot mata Althiera mencoba meyakinkannya untuk menuruti perkataannya.
"Baiklah" Alexa mengambil keputusan untuk membalaskan dendamnya sesuai yang dikatakan Althiera "Apa yang harus aku lakukan setelah ini?"
Up hari ini, biar nggk ilang lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Witch Príncipe
FantasyAlexa Hivard Rivare. Ia hanya manusia normal, hidupnya juga seperti manusia kebanyakan. Kesalahannya membuat Alexa memiliki 7 orang suami. Ya, ini kesalahannya. Jika ia tidak suka berganti-ganti pasangan, semua ini tidak akan terjadi Dan juga, sebu...