Tres

8.8K 471 3
                                    

Alexa mengacak rambutnya kasar, ia sangat frustasi menatap tugas dari salah satu dosen dikampusnya.

Jika tugasnya berupa soal-soal yang harus dikerjakan atau merangkum beberapa materi, ia masih dengan lapang hati akan menerimanya.

Ini lain. Tugasnya begitu tidak masuk akal. Bahkan bisa dibilang mustahil.

Bagaimana bisa dosen itu memberikan tugas untuk mencari bunga lily berwarna hitam pekat. Ini gila.

Bunga yang terkena magic dari kaum witch. Itu yang dikatakan dosen nya. Alexa rasa dosennya terlalu terobsesi dengan novel atau film yang bergenre fantasy.

Oh ayolah. Witch itu hanya mitos. Sampai keujung dunia pun tak akan pernah ketemu jika dicari.

Alexa menyambar ponsel yang ia letakan diatas kasurnya. Ia berniat menghubungi nada.

Ttuuuttt

Suara tersambung mulai terdengar. "Halo, kau sudah menyelesaikan tugasmu?"

Terdengar hembusan napas kasar diseberang sana. "Sampai mencari ke planet mars pun tidak akan ditemukan sebuah telur kucing"

Ya, Nada mendapatkan tugas mencari telur kucing. Setiap anak mendapatkan tugas yang berbeda. Dan dari semua itu, tidak ada tugas yang masuk akal.

"Kurasa dosen yang satu itu menderita penyakit jiwa tingkat akut" racau Alexa

"Entahlah, kurasa juga begitu. Andai saja membunuh orang diperbolehkan, tidak akan kubiarkan dosen yang satu itu masih bernapas"

Alexa bergidik sendiri mendengar perkataan Nada. Memang ada saatnya Nada menjadi pribadi yang menyeramkan. Bahkan Alexa yang notabennya sebagai sahabat Nada pun bergidik ngeri.

"Jangan mengatakan rencanamu padaku. Cukup simpan dibenakmu saja. Kau membuatku tidak bisa tidur nyenyak malam ini"

Terdengar decakan Nada diseberang sana. "Yasudah, kututup dulu."

Belum sempat Alexa menjawab, suara panggilan terputus terdengar. "Sialan, untung sahabat"

"Yasudah lah, lebih baik aku keluar. Siapa tau ada keajaiban sehingga aku bisa menemukan si Lily hitam"

Alexa mengambil sligbag nya. Lalu keluar untuk mencari bunga yang ditugaskan.

Ia memilih untuk berjalan kaki. Selain karena malas mengendarai mobil sendiri, ini juga memudahkannya untuk menemukan bunga itu. Alexa bisa mendatangi satu persatu tokoh bunga tanpa bingung untuk memarkirkan mobil terlebih dahulu.

Alexa memasuki toko bunga pertama. Ini tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal. Ia menuju ke stand bunga lily, banyak jenis bunga lily yang dipajang. Tapi ia tidak menemukan bunga yang dicarinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Seruan seseorang mengalihkan atensi Alexa. Alexa membalikan badannya hendak melihat seseorang yang mengeluarkan suara tadi.

Seorang wanita berbaju putih dengan topi serupa berada dihadapan Alexa. Dapat Alexa ketahui kalau wanita itu adalah salah satu karyawan di toko bunga ini karena dilehernya terkalung id card.

"Eum, apa disini ada bunga lily hitam" tanya Alexa ragu-ragu.

Karyawan itu terdiam. Beberapa detik kemudian, raut wajanya berbeda seperti sedang berusaha keras menahan tawanya.

"Maaf, sepertinya anda baru bangun tidur dan mungkin sekarang masih belum sadar. Mana ada bunga lily berwarna hitam" Sudah cukup, karyawan itu sudah tidak bisa menahan tawanya lagi. Ia tertawa terhahak-bahak.

Melihat itu Alexa mendengus kesal. Ia merasa tersinggung, secara tidak langsung karyawan toko bunga itu mengatakan kalau ia sedang ngelindur.

Tanpa mengatakan apapun Alexa keluar dari toko bunga itu dengan wajah masam. Sudah beruntung ia tidak mencakar-cakar wajah karyawan itu.

Alexa memasuki semua toko bunga yng ia lewati. Tetapi yang ia dapatkan sama saja. Ia bahkan harus mendengar ejekan dari beberapa karyawan toko bunga karena barang yang dicarinya itu tidak masuk akal.

Hey, seharusnya yang mendapat ejekan itu adalah dosennya. Jika bukan karena tugas dari dosen itu, Alexa juga tidak akan mencari barang tidak masuk akal itu. Menyebalkan.

Ide cemerlang terlintas dipikiran Alexa "Kenapa aku tidak membeli bunga lily biasa lalu aku cat dengan pewarna hitam saja"

Senyum lebar terekah dibibir Alexa "Kau sunggu pintar Alexa. Baiklah sekarang waktunya membeli bunga lily biasa"

"Tidak baik mengelabuhi dosen seperti itu" Senyum yang tadi merekah dibibir Alexa langsung pudar. Alexa menatap sebal pria didepannya.

Alexa berdecak kesal "Jangan campuri urusanku" Ia melangkah pergi meninggalkan pria didepannya. Namun langkah Alexa terhenti kala tangannya dicekal oleh pria itu.

"Kubantu menyelesaikan tugasmu"

Belum sempat Alexa menjawab, pria itu menarik tangan Alexa. Alexa tidak bisa menepisnya karena sungguh cekalan ini sangat kuat. Alexa sampai meringis kesakitan.

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seven Witch Príncipe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang