P-8

3.1K 357 47
                                    






🌿🌿





"Tidak bisa, Tuan Park yang terhormat"

Baru saja, Jimin mengajaknya untuk pulang bersama nanti sore. Tentu, Rae Na menolak. Dia benar-benar tidak ingin berhubungan dengan putra dari pemilik rumah sakit ini. Sudah berkali Rae Na jelaskan, bukan?

Dia tidak ingin mendengar kabar menyebalkan tentang dirinya dari mulut para pekerja di rumah sakit itu. Terlebih dia tidak menyukainya.

"Aku akan menjemputmu nanti"

"Tidak perlu, Tuan Park"





"Perawat Jang?"

Mendengar suaranya, Jantung Rae Na seketika berdebar. Namun, dia tetap mengalihkan atensi pada pria itu.

"Siapa? Kau mengenalnya?"

Tidak menjawab. Rae Na memilih menyapa pria tadi. "Selamat siang. Ingin bertemu Dokter Lee?"

"Ya"

"Mari, saya antar"

Lalu, menoleh pada Jimin. "Permisi, Tuan Park"

Keduanya jalan berjajar. Rae Na benar-benar merasa canggung. Rasanya seperti bukan bersama Yoongi-nya. Bahkan, ini lebih menegangkan dibanding saat akan menghadapi ujian keperawatan, dulu.

Jantungnya berdebar. Tubuhnya panas dingin. Tangannya juga terasa bergetar di sisi tubuhnya.

"Apa dia kekasihmu? Kenapa kau memanggilnya tuan?"

"B-bukan, tentu saja bukan. Dia putra dari pemilik rumah sakit ini"

Setelahnya, mereka kembali diam hingga beberapa meter berjalan. Jujur, Rae Na ingin menanyakan kenapa Yoongi bisa hilang ingatan. Tapi, ada keraguan dalam hatinya. Akan terasa aneh, bukan? Jika dia yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba bertanya.

"M-maaf, keluhan apa yang membuat anda melakukan konsultasi dengan Dokter Lee?"

Namun, setelah bergelut dengan hatinya, Rae Na memberanikan diri juga.

"Aku hilang ingatan, Amnesia" jawab Yoongi dengan santai.

"Apa yang menyebabkan anda amnesia?"

Yoongi menoleh. Membuat Rae Na merasa ada yang salah dengan dirinya. "M-maaf, saya hanya ingin tahu sebagai seorang perawat. Tidak ada maksud apa-apa"

"Aku bahkan tidak ingat apapun. Kata mereka, aku kecelakaan. Tapi, apa penyebabnya pun aku tidak ingat"

"Maaf. Semoga ingatan anda segera pulih"

'Dan kembali mengingatku. Jika, aku boleh berharap'

Namun, hanya itu hanya terucap dalam hati seorang Jang Rae Na.

"Silakan. Saya permisi" ucap Rae Na setibanya di depan ruangan Dokter Lee.

"Terima kasih Perawat Jang"

"Sama-sama, T-tuan Min"

"Bisakah kau tidak memanggilku tuan? Rasanya aneh"

Rae Na terkejut. Namun, tetap diam dan tidak menyela. "Kau bisa memanggilku kakak saja, mungkin?"

"Panggil aku kakak!"

"Tidak mau!"

"Panggil aku kakak!"

"Tidak mau!"

Yoongi memejamkan mata hingga keningnya berkerut. Jari-jarinya tampak meremat rambutnya sendiri. Membuat Rae Na tiba-tiba cemas dan khawatir.

"T-tuan? Anda tidak apa-apa?"

"Tidak. Kepalaku hanya sedikit pusing"

"Sepertinya, anda harus segera menemui Dokter Lee"

Segera, Rae Na mengetuk pintu ruangan sang dokter. Berharap pria itu segera mendapat penangan.

Sementara, Yoongi hanya memandang raut cemas dari perawat yang ada di depannya. Wajah itu, kenapa semakin tidak asing? Ada rasa yang tidak bisa Yoongi kenali di hatinya.

"Silakan, t-tuan. Dokter Lee di dalam"

Rae Na justru mendapati tatapan kosong yang mengarah padanya.

"K-kakak?"

Benar, kan rasanya kedengaran aneh?

"Tuan Min?"

Tiba-tiba Dokter Lee menyapa. Berhasil membuyarkan lamunan sesaat Yoongi.

"Ya, Dokter Lee"

"Saya permisi, Dokter" pamit Rae Na kemudian.







Kini, Yoongi sudah bersama sang dokter. Seperti biasa, Dokter Lee akan berbincang sejenak sebelum melakukan pemeriksaan.

"Bagaimana? Apa ada perkembangan sejauh ini?"

"Tadi, saat masih di luar. Aku merasa sedikit mengingat sesuatu"

"Ceritakan"

"Aku merasa pernah mengucapkan kalimat yang sama. Lalu, mengingat sedikit kalimat itu. Tapi, tidak tahu dengan siapa. Tidak jelas. Hanya suaranya yang terdengar"

Dokter Lee tersenyum. "Perlahan ingatan anda akan segera kembali. Seperti pesan saya sebelum-sebelumnya. Tapi, jangan dipaksakan"

Selanjutnya, Yoongi mendapat pemeriksaan dari Dokter Lee. Lalu, melakukan terapi yang sudah di tentukan dan disepakati.





Rae Na sibuk dengan pekerjaannya. Ada pasien baru yang harus mendapat perawatan. Setelah itu, dia akan menemui Dokter Kim selaku dokter yang menangani pasien baru ini.

Sementara, Seung Wan juga sibuk dengan tugasnya sendiri.

"Pastikan, kita melakukan pelayanan yang baik"

Tegas Rae Na pada para asisten-asistennya. "Aku tidak ingin mendengar ada laporan ada perawat yang tidak ramah. Atau laporan-laporan buruk tentang pekerjaan kita. Di sini kita punya tanggung jawab dan punya prosedur yang harus dilaksanakan. Jadi, mari bekerja dengan baik"

"Baik, kami mengerti" jawab tiga perawat yang ada di depannya.

"Kembali pada pekerjaan masing-masing. Laporkan jika ada pasien yang sulit diatasi. Atau jika ada yang butuh bantuan. Aku akan menemui Dokter Kim"




Bersambung®®

Seperti yang sudah saya bilang. Mungkin ada yg berbeda karena untuk kepentingan cerita ya.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang