P-12

2.8K 310 65
                                    


🌿🌿


Hari minggu, tidak biasanya Yoongi pergi dengan Hoseok. Sejak kepulangannya dari Sydney dia lebih memilih di rumah. Lagipula, banyak yang hilang dari ingatannya. Jadi, dia juga lupa arah jalan kota yang dulu bahkan dikuasainya.

Tapi, hari ini dia punya alasan untuk pergi. Sekaligus, Hoseok ingin membawanya keliling kota. Setidaknya, itu bisa sedikit memberi pencerahan untuk otak Yoongi.

Kini keduanya ada di kafe. Walaupun tadi pagi sudah sarapan, tidak ada salahnya, bukan kembali mengisi perut?

"Ini siapa?"

Yoongi menyodorkan ponsel dengan dengan gambar seorang gadis yang beberapa hari lalu ditunjukkan pada ibunya.

Hoseok mengernyit. Menajamkan penglihatannya pada gambar di layar.

"Dia?" Hoseok menatap temannya. "Dia Soohyeon"

"Soohyeon? Siapaku?"

"Teman dekat kita saat kuliah. Lebih tepatnya, sangat dekat denganmu"

"Hanya teman dekat?"

"Ku rasa dulu kalian saling menyukai. Tapi, entah alasan apa kalian tidak saling mengungkapkan perasaan. Setahuku begitu"

"Di mana dia sekarang?"

"Dia bekerja di salah satu firma hukum. Jadi pengacara tentu saja"

Hoseok tersenyum. Lalu, menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. "Tapi, sekarang dia sudah berubah. Tidak tembam seperti itu lagi. Dia sudah semakin cantik sekarang"

Pria Jung itu terkekeh. Sementara, Yoongi hanya diam. Kemudian, Hoseok mencondongkan kembali tubuhnya pada Yoongi yang ada di seberang meja. "Kenapa? Kau ingin menemuinya?"

"Apa menurutmu bisa membantu?"

Mari, biarkan Yoongi menjelajah bersama Hoseok. Entahlah, Hoseok akan membawa kawannya itu kemana. Berharap saja, semoga membawa kebaikan.

Sementara, Rae Na baru saja pulang dari membeli isi kulkas. Sambil jalan menuju unitnya, dia menerima panggilan dari sang ibu.

"Iya, bu. Masalahnya, sekarang hanya libur dua hari. Jika, kemarin aku pulang, hari ini pun aku sudah harus kembali"

"..."

"Ku usahakan bulan depan. Aku akan ambil cuti satu minggu"

"..."

Menekan sandi di dekat pintu. Lalu, masuk dan melepas sepatu. "Iya. Ku tutup"

Setelah menutup panggilan, Rae Na segera menuju dapur. Meletakkan belanjaan di meja. Lalu, membuka kulkas.

"Oh, ya Tuhaaan! Semoga ibu memintaku pulang bukan untuk membahas pernikahan" gumamnya pelan.

Jadi, Rae Na memang tidak berada di kota kelahirannya. Rae Na ke kota ini hanya untuk menuntut ilmu di bidang keperawatan. Beruntung, setelah lulus dia langsung mendapat rekomendasi pekerjaan.

Berawal dari asisten perawat. Kini sudah bisa menjadi perawat. Senang tentu saja. Orang tuanya pun bangga.


~



Hoseok benar-benar mengajak Yoongi berputar-putar. Mulai dari universitas tempat mereka menimba ilmu. Niat hati ingin dari SD. Tapi, Hoseok tidak tahu di mana sekolah Yoongi dulu. Kalaupun tanya, pria itu pasti lupa.

Ya, Hoseok mengenal Yoongi baru dari bangku kuliah. Itu pun tidak begitu dekat. Karena, mereka baru dekat saat bekerja di tempat yang sama. Jadi, wajar jika Hoseok tidak mengetahui masa kecil Yoongi. Termasuk kisah cintanya bersama Jang Rae Na.

"Kau ingat sesuatu?"

"Entahlah. Aku selalu kesulitan mengingat dengan jelas. Aku hanya selalu merasa tidak asing"

"Di depan adalah tempat kerja kita. Sebelum kau dipindahtugaskan ke Sydney. Sementara, aku tetap bekerja di sana sampai sekarang"

Tiba di depan gedung, Hoseok menghentikan mobilnya. "Ini gedungnya. Kau pasti merasa tidak asing"

"Ya, aku seperti mengingatnya"

Entah, tiba-tiba ada potongan bayangan kecil-kecil. Ramai orang-orang memasuki gedung itu. Ada tawa, suasana rapat, kemarahan atasan. Sedikit-sedikit muncul di bayangannya.

"Apa kau sangat ingin ingatanmu kembali?"

"Ya"

"Kenapa?"

"Aku ingin tahu, kenapa aku bisa kecelakaan hingga hilang ingatan. Terlebih di negara orang"

"Apa itu alasan satu-satunya?"

"Ada sesuatu yang selalu mendorongku untuk mengingat kembali masa lalu. Seperti berhubungan dengan kecelakaan itu"

"Semoga berhasil" Hoseok menepuk pundak temannya. "Tujuan terakhir kita"

Yoongi menatap sang teman. "Apa?"

"Bertemu Soohyeon, tentu saja"

~

Nikmatnya rebahan di tempat tidur sambil bermain ponsel. Tapi, kenikmatan itu langsung hilang ketika panggilan dari kepala perawat terpampang jelas di layar ponsel.

"Ada apa, kepala perawat?"

"Tolong gantikan jaga malam. Ada perawat yang tidak bisa masuk. Dia tiba-tiba sakit"

Lenyap sudah harapan Rae Na menikmati malam tenangnya.



Bersambung®®

Muncul kan mbak soo nya?

Maaf ya kalau book ini rasanya flat. Dan terlalu basa basi.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang