P-16

2.7K 307 70
                                    




🌿🌿




"Sudah ku bilang, jujur saja"

"Aku tidak bisa, Seung Wan! Tidak bisa!"

Rae Na semakin mengeratkan pelukannya pada bantal dan bersandar dinding. "Rasanya, setiap ingin jujur lidahku kelu. Selalu saja muncul pikiran, untuk apa aku jujur, kita sudah berakhir"

"Kalau begitu, buang pikiran itu. Jangan sampai menyesal. Katamu, Soohyeon adalah orang yang dulu Yoongi sukai. Bagaimana jika mereka kembali?"

"Aku tidak tahu" jawabnya lesu. Mata berkacanya menatap kosong ke depan. "Aku ingin lebih dekat dengannya. Ingin selalu dapat dijangkau jarak pandangnya. Setidaknya, jika bukan sebagai Rae Na yang dulu, sebagai orang baru dalam hidupnya. Tapi, aku punya apa untuk semua itu?"

"Kenapa kau jadi menyedihkan?"

"Aku merindukannya. Aku sangat rindu padanya"


Sepeninggalan Seung Wan dari kamarnya, Rae Na menumpahkan tangisnya. Tidur meringkuk di kasur memeluk bantal tadi.

Dia sadar, sebesar ini dia mencintai Min Yoongi. Perasaan sakit seperti saat pria itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka kembali terasa.

Kenapa? Kenapa bukan dia saja yang hilang ingatan?



~


Argh!

Yoongi memegangi sisi Kepalanya dengan satu tangan. Sementara, satu tangan lainnya mengepal erat menahan sakit.

"Ini kau pakai saja. Ternyata tidak cocok di tanganku"

"Sudah. Ini cocok untukmu"

"Baiklah, ambil ini"

"Heee,,, terima kasih Yoongi-ku"

Seketika matanya terbuka. Lalu, bergumam pelan. "Soohyeon"

Ya, satu ingatan Yoongi kembali. Sekarang dia ingat, gelang itu memang dari Soohyeon. Lalu, dia memberikannya pada orang lain. Seorang gadis tentu saja. Samar-samar wajah itu terlihat. Tapi, belum begitu jelas. Dia sendiri pun belum bisa menyimpulkan.

Merasa lebih tenang. Yoongi keluar kamar menemui kedua orang tuanya di ruang keluarga. Sapaan hangat langsung terdengar dari sang ibu. Sang ayah pun langsung menutup koran bacaannya sekedar untuk menatap putranya.

"Yoon?"

Yoongi duduk di seberang sang ibu. "Ayah, ibu. Bagaimana kalau aku mulai bekerja lagi?"

"Kau yakin?" Tanya sang ibu.

"Ku pikir, tidak ada masalah jika aku kembali bekerja"

"Di mana kau akan bekerja?" Kini sang ayah yang bertanya.

"Di perusahaan lama. Tempat Hoseok bekerja"

"Tapi, bagaimana kau akan pergi dan pulang? Sungguh, ibu masih takut kau mengemudi sendiri" khawatir Nyonya Min.

"Mungkin aku bisa naik taksi. Atau Hoseok bisa menjemput"

"Apa kau sudah bicara dengan Hoseok?" Nyonya Min kembali bertanya.

"Belum. Tapi, jika ayah dan ibu setuju, aku akan bicara padanya. Sekaligus menyerahkan berkas lamaran pekerjaan yang baru. Ku rasa perusahaan masih mau menerimaku"

"Terserah. Tapi, jaga dirimu. Mungkin kau juga bosan jika hanya di rumah" putus sang ayah.

Yoongi tersenyum. Kemudian, mendapat semangat dari sang ibu. "Semoga ingatanmu segera kembali, nak"





PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang