Wahh udah 20 aja. Sudah satu bulan ternyata.
🌿🌿
Kafe depan rumah sakit menjadi tempat termenung. Termenung memikirkan beberapa kejadian dan kemungkinan yang kebetulan. Entahlah, Pria Jung itu hanya berpikir di atas kepekaan rata-rata. Atau mungkin sudah terkontaminasi drama yang pernah ditontonnya.
Mengalihkan pandangan dari jalan raya dengan segala kebisingannya. Menyeruput kopi hitam yang sisa setengah di cangkirnya. Kemudian, kembali mendongak. Tanpa sengaja matanya bertemu tatap dengan gadis yang duduk menghadap ke arahnya.
Gadis itu mengangguk sebagai bentuk tata krama. Lalu, mengalihkan atensinya pada hal lain. Kemudian, Hoseok memilih mendekat untuk bergabung di meja yang sama.
"Boleh duduk?"
"Y-ya, silakan"
"Teman Perawat Jang, bukan? Aku sepertinya pernah melihatmu"
"Ah, ya. Anda teman pasien dari Dokter Lee?"
"Jung Hoseok" mengulurkan tangan tanda perkenalan.
"Son Seung Wan. Biasanya jika di rumah sakit mereka memanggilku Perawat Son" menyambut dengan senang hati.
"Hanya sendiri?"
"Ya. Biasanya saya-"
"Tidak perlu formal. Kecuali dalam situasi pekerjaan"
"Baiklah. Biasanya aku bersama Rae Na. Tapi, dia masih ada pekerjaan. Ka-kakak? Haruskah aku memanggil seperti itu?"
"Tidak perlu. Jika merasa tidak nyaman"
"Ya. Kau sendiri?"
"Aku mengantar Yoongi, temanku. Tentu kau tahu itu"
Seung Wan tersenyum. Lalu, sunyi sejenak.
"Kau berteman baik dengan Perawat Jang?"
"Ya, kami berteman baik"
"Sudah lama?"
"Sejak kami diterima menjadi perawat di rumah sakit ini"
"Ku pikir kalian teman satu universitas"
"Tidak. Kami dari universitas yang berbeda. Aku masuk dua bulan lebih dulu dari Rae Na"
"Kau dari universitas mana?"
"Kalau aku memang dari sekolah khusus keperawatan. Kalau Rae Na dari Basic Technology & Science University"
Hampir saja Hoseok tidak bisa mengendalikan keterkejutannya. "BTS University?"
"Ya. Ada apa?"
"Aku dan Yoongi juga dari sana"
Tidak terkejut. Seung Wan sudah memperkirakannya.
"Berarti benar dulu dia tinggal di asrama? Lantai 3, kamar nomor 9"
Untuk hal ini, Seung sedikit terkejut. Dari mana pria itu mengetahui hal serinci itu. "Kau tahu?"
"Dua hari lalu, Yoongi bertemu di taman belakang gedung itu. Jadi, Yoongi cerita padaku"
"Benarkah? Rae Na tidak cerita padaku"
Keduanya diam. Hoseok meminum kopinya dan Seung Wan meminum jusnya.
"Apa Perawat Jang sudah punya kekasih?" Hoseok kembali buka suara.
"Kenapa? Kau menyukai temanku?"
"Tidak, bukan begitu. Ku pikir Yoongi dekat dengannya. Akan tidak baik jika Perawat Jang sudah punya kekasih"
"Untuk saat ini tidak ada" mari ikuti cara Rae Na menjawab. "Dia pernah bercerita, dulu pernah punya kekasih. Tapi, pergi meninggalkannya ke luar negeri untuk pekerjaan. Saat itu pula hubungan mereka berakhir. Sekarang pria itu kembali dan melupakan semuanya"
"Maksudnya?"
"Emm,,, kau tentu tahu, seseorang telah putus cinta akan segera melupakan kenangannya"
Hoseok mendengar dengan seksama. Memperhatikan wajah di hadapannya.
"Atau, haruskah aku mengatakan amnesia?" Diiringi tawa hambar. Seolah tengah melucu.
Baik, hampir saja Hoseok tersedak kopi yang baru saja ditelannya. Seung Wan yang melihat pria itu hanya bisa menikmatinya.
"Kalau begitu, aku permisi. Aku harus segera kembali"
"B-baiklah. Aku ikut. Mungkin Yoongi sudah selesai dengan konsultasinya"
Keduanya kembali. Memasuki area lobi masih dengan berbincang ringan. Sampai akhirnya berpapasan dengan dua orang yang jalan berlawanan dengan mereka.
"Perawat Jang, selamat siang" sapa Hoseok.
"Siang, Tuan. Kalau begitu, karena kalian sudah bertemu, saya permisi" kemudian menatap Perawat Son. "Perawat Son, kau ingin pergi?"
"A-ah, ya. Aku ikut denganmu"
Pamit sekali lagi. Lalu, pergi dari hadapan dua pria itu.
"Kau tidak istirahat?" Tanya Seung Wan.
"Sebentar lagi. Masih ada satu kunjungan pasien"
"Jangan lupa makan. Kau sering lupa pada dirimu sendiri saat bekerja"
Perbincangan mereka tentu masih dapat didengar oleh dua pria itu.
"Hei, Min! Makan! Jangan abaikan kesehatanmu hanya untuk pekerjaan!"
Yoongi mematung. Mengabaikan Hoseok yang sudah berjalan beberapa langkah.
Kembali pada Rae Na dan Seung Wan. Langkahnya terhenti di belokan koridor. Ada pasien 205 di sana lengkap dengan kursi rodanya.
"Jungkook?" Seung Wan menyapa. Lalu, mendekat. "Kenapa di sini? Harusnya kau istirahat"
"Siapa pria tadi?"
Seung Wan mengernyit. Ini bukan bahasan yang seharusnya, kan?
"Emm,,, sebaiknya aku pergi dulu" pamit Rae Na yang merasa akan disuguhkan drama di depannya.
Keduanya menoleh. Sementara, Rae Na sudah berjalan menjauh. Akhirnya, keduanya kembali bertatapan.
"Bukan siapa-siapa. Dia teman pasien Dokter Lee. Kebetulan, kami bertemu di kafe depan. Tidak ada yang terjadi"
Pria Jeon itu memutar kursi roda. Mengabaikan perawat yang sudah merawatnya selama ini.
Sebenarnya, apa yang terjadi?
Ya, mereka saling menyukai. Tapi, tidak berani saling mengungkapkan. Sesederhana itu. Jungkook yang merasa hidupnya kembali bangkit karena gadis itu. Sementara, Seung Wan mulai merasa nyaman seiring kebersamaan mereka sebagai pasien dan perawat.
~
"Jadi menurutmu, sudah berapa persen ingatanmu kembali?"
Masih dengan mengemudikan mobilnya, Hoseok membuka perbincangan.
"65%"
"Benarkah? Bagaimana mungkin dari 25% tiba-tiba 65%?"
"Memang kenapa? Bukankah itu bagus?"
"Ya, bagus. Hanya sedikit tidak wajar menurutku" Kekeh Hoseok. Ya, sebatas bercanda. "Jadi, apa yang kau bicarakan saat bersama Perawat Jang tadi?"
"Tidak ada. Hanya saling diam. Dia hanya mengantarku menemuimu"
Hoseok menoleh singkat pada Yoongi. "Yoon, apa yang kau rasakan pada saat dekat dengan Rae Na?"
Rae Na
Rae Na
Rae Na
Bersambung®®
Kalo raena kasih clue ke yoongi. Seungwan jg kasih clue ke hoseok.
Mumet2 mereka. Cem yg nulis.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, GIVE ME... / END
Random"Tapi, itu dulu. Saat usiaku masih 22tahun dan dia 25tahun" 1st book in this year Sunday, Jan. 26th 2020 - Wednesday, Apr. 08th 2020 Lavyu Ryeozka