Panjang, sangat.
🌿🌿
Rae Na memang sempat menangis setelah mendengar penjelasan Yoongi. Bahkan, keduanya kembali berpelukan begitu erat. Sampai setelahnya, Rae Na menyuruh Yoongi untuk pulang. Karena, dia harus bersiap untuk bekerja.
Yoongi patuh. Lalu, mengecup pelipis Rae Na. Sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan gadis itu.
Namun, keadaan benar-benar tak sebaik kelihatannya. Setelah hari itu, Rae Na justru menjauhi Yoongi.
Ada yang salah, kah?
Atau ada hal yang mungkin tak dapat Yoongi mengerti?
"Apa lagi masalahnya?"
Hoseok mengusap wajahnya jengah. Baru saja, temannya yang bernama Min Yoongi itu mengadu padanya.
"Makanya, aku cerita padamu. Aku tidak tahu. Tapi, dia menjauhiku. Ku pikir kita sudah baik-baik saja"
"Haruskah kalian dikarantina dalam satu ruangan?" Ketus Hoseok.
Tidak menanggapi celoteh Hoseok, Yoongi memilih mengungkapkan keresahannya. "Padahal, ibuku ingin aku membawanya pulang saat kami sudah berbaikan"
"Ku rasa, aku sudah tidak bisa ikut berperan sekarang. Kau sudah sembuh sepenuhnya. Jadi, selesaikan sendiri masalah perasaan kalian" putus Hoseok yang membuat Yoongi menghela napas panjang.
~
Jangankan orang lain, Rae Na yang jelas sebagai pelaku pun merasa heran. Kenapa dia harus menjauhi Yoongi setelah apa yang terjadi.
Ciuman, pelukan. Bahkan, mereka melakukannya dengan sadar. Tapi, kenapa Rae Na harus menjauh. Sedangkan otaknya menginteruksi untuk mendekat.
Menggelengkan kepala. Mengembalikan fokusnya. Lalu, berdiri dari duduknya di ruang perawat untuk pergi ke toilet. Dia harus mencuci wajahnya. Lalu, bersiap ikut operasi beberapa saat lagi.
Hal buruk, dia berpapasan dengan Dokter Bae tepat di ambang pintu toilet.
"Aku mau lewat, Perawat Jang" katanya dengan sinis.
"Silakan" jawabnya dengan datar. Lalu, menggeser tubuhnya. Sungguh, Rae Na sedang tidak ingin berdebat dengan dokter cantik ini.
Saat Rae Na sudah masuk, langkahnya dihentikan. "Tunggu!"
Rae Na menoleh dengan malas. "Ada apa lagi, dokter?"
"Kau ikut operasi bersama Dokter Kim, bukan?"
"Ya, benar. Apa ada masalah?"
Dokter cantik itu kembali masuk. Mendekati Rae Na yang bergeming di tempatnya. Ya, dokter yang sudah tiga malam ini dia temui. Padahal, biasanya ada di jam siang.
Apakah ini kutukan untuk Rae Na? Di mana ada dirinya akan ada si dokter cantik Bae Joohyun. Sementara, untuk Dokter Kim, sepertinya beliau masuk malam hanya untuk malakukan operasi.
"Seberapa jauh hubunganmu dengan Dokter Kim?"
Rae Na menyeringai tipis. "Dokter Bae, Bae Joohyun yang terhormat. Apa anda cemburu?"
"Cukup kau jawab, selesai" tegasnya.
"Anda bertanya sejauh apa. Bahkan, kami tidak ada hubungan apa-apa, Dokter. Jika anda menyukainya, segera katakan padanya. Saya tidak melarang ataupun menghalangi kalian"
Entah dari mana Rae Na dapat keberanian mengatakan demikian. Dia hanya merasa sedang dalam keadaan yang tidak baik. Emosinya sering kali naik turun.
"Ya, ya, ya, tentu saja. Karena kau tentu lebih memilih Tuan Park si kekanakan itu, bukan?"
"Oh, anda baru saja mengatai putra atasan anda sendiri. Apa tidak takut?"
"Tidak ada yang ku takutkan, Perawat Jang Rae Na" jawabnya diakhiri dengan seringaian. Lalu, berlalu dari sana.
Rae Na kembali dengan wajah kesal. Sungguh, Rae Na tidak pernah ada niatan memusuhi dokter itu. Tapi, kenapa dokter itu selalu menunjukkan ketidaksukaannya padanya.
"Kau kenapa, Perawat Jang?"
Rae Na mendongak. Pria yang baru saja menjadi perdebatan menyapanya.
"Tidak ada, dokter"
Sang dokter tersenyum. "Sudah siap melakukan operasi?"
"Tentu"
"Kalau begitu, 15 menit lagi kita berkumpul dengan dokter lain"
"Baik, saya mengerti"
Tiba di belokan koridor, langkah Rae Na berhenti mendadak. Seseorang telah berdiri menatapnya. Seiring dengan panggilan dari arah lain.
"Perawat Jang?"
Hal buruk apa lagi yang menimpanya?
Kenapa dua pria ini harus muncul di waktu yang sama?
"Ada yang bisa kami bantu, tuan-tuan?" Dokter Kim menyela.
"Bisa bicara dengannya?" Pria di hadapan bertanya. Sementara, pria di samping ikut menyela.
"Perawat Jang, lama tidak bertemu"
"Sebaiknya, kita pergi, Dokter Kim. Operasi akan segera dimulai" ucap Rae Na mengabaikan pria bermarga Min juga Park di sana.
"Kami permisi, tuan-tuan" pamit Dokter Kim yang merasa aneh dengan keadaan ini.
Namun, saat mereka melewati Yoongi, pergelangan tangan Rae Na segera ditahan.
"Tidak bisakah?"
"Lain kali. Aku ada operasi" menarik tangannya perlahan. Lalu, kembali mengekori Dokter Kim.
"Sepertinya, kau mengenal mereka? Maksudku, hubungan kalian,,,"
"T-tidak. Maksudku,,, ya-"
Dokter Kim menghentikan langkahnya tiba-tiba. Membuat Rae Na ikut berhenti.
"Aku akan mengatakan sesuatu sebagai Kim Seok Jin. Jadi, jadilah Jang Rae Na untuk bebera detik ini"
"Aku-"
"Rae Na, aku menyukaimu" Seok Jin tersenyum sebelum melanjutkan. "Apa aku mengejutkanmu?"
Rae Na bungkam. Sungguh, tidak pernah membayangkan di posisi seperti ini. Kim Seok Jin, Park Jimin, kedua pria itu sama-sama mengatakan perasaannya. Entah apa yang harus dia lakukan pada keduanya.
Sementara, orang di balik dinding pertigaan koridor itu tengah mengepalkan tangannya menahan kesal. Lalu, menarik napas dan menghampiri mereka. Sengaja, sebelum perawat itu menjawab pernyataan sang dokter.
"Dokter Kim, Perawat Jang, kalian sudah ditunggu dokter lain"
"Ah, baiklah, Dokter Bae" Dokter Kim menjawab. Lalu, berjalan lebih dulu. Rae Na memejamkan mata sejenak. Sebelum mendapati tatapan Dokter Bae yang seolah menghunusnya.
Rae Na abai. Segera melangkah menyusul Dokter Kim. Dia tidak ingin membuat keributan saat ini.
Tangan Dokter Bae melayang. Seolah ingin melakukan sesuatu pada rambut Rae Na. Namun, seseorang tiba-tiba mencekal tangannya.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
Bersambung®®
Apa ini. Maksa sekali 😭😭
Semoga kalian tetap menikmati.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE, GIVE ME... / END
Random"Tapi, itu dulu. Saat usiaku masih 22tahun dan dia 25tahun" 1st book in this year Sunday, Jan. 26th 2020 - Wednesday, Apr. 08th 2020 Lavyu Ryeozka