P-13

2.6K 315 56
                                    




🌿🌿




Terperanjat dini hari. Dengan keringat terasa membasahi. Mimpi lagi. Sudah beberapa malam ini Yoongi selalu mimpi buruk. Entah ada kaitan apa dengan ingatannya. Karena, banyak hal yang masuk dalam mimpi itu.

Bar.

Suasana klub malam.

Mobil yang melaju asal.

Darah.

Dan, perempuan?

Siapa dia? Kenapa wajah mereka selalu tidak jelas?


Yoongi melirik jam di nakas. Pukul 03:15 dini hari. Masih terlalu malam untuk bangun. Tapi, matanya sudah sulit terpejam.

Memilih bangun, duduk di tepi ranjang. Melirik ponsel di meja nakas. Lalu, mengambilnya. Gambar gadis bernama Soohyeon itu masih tertera di sana. Diamati dengan seksama. Tanpa sadar senyum kecilnya muncul. Gadis itu sudah berubah banyak. Mungkin karena profesinya sebagai pengacara.

Lalu, diletakkan kembali ponsel itu di meja. Tak sengaja matanya melihat gelang pemberian perawat itu. Bahkan gelang ini masuk di mimpinya.

Sial! Dengan semua ini harusnya Yoongi bisa mengingat semuanya.





~



Beruntung, jaga malam itu hanya sekali. Setelahnya, sudah kembali seperti biasa. Ada beberapa hal yang membuat Rae Na tidak suka bekerja malam. Salah satunya dia mendengar suara-suara yang mengganggu telinga.

"D-dokter, aaahhh,,, pelanhh!"

"Ssstt,,, aahh"

"A-aahh, yyahh,,,"

Kecipak bibir itu terngiang jelas di otaknya. Sampai-sampai Rae Na harus menggelengkan kepala untuk mengusir suara sialan itu.

Ya, asal tahu saja. Hal itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan dokter dan perawat. Seperti pilot dan pramugari. Terlebih mereka yang banyak menghabiskan waktu di rumah sakit.

Bagaimanapun, seseorang punya hasrat. Sementara, mereka tidak punya waktu untuk menuntaskan hasrat itu di luar sana bersama pasangan. Yaa, cara satu-satunya adalah mencuri kesempatan di sela pekerjaan.

Salahkan juga karena ada ruang istirahat yang dibuat khusus untuk dokter dan perawat yang berjaga malam. Itu sebabnya Rae Na tidak suka.

"Jangan dipikirkan" ucap Seung Wan terdengar mengejek.

"Sial! Telingaku tercemari, kau tahu?"

Seung Wan tertawa. "Pelajaran untukmu"

"Pelajaran apanya?!"

"Kau tahu mereka siapa?"

"Tidak. Aku hanya mendengar dari luar. Karena tidak sengaja lewat. Lagipula, aku tidak ingin tahu"

Keduanya kembali menikmati makan siangnya. Bersyukur, hari ini cukup lengang. Jadi, bisa makan siang bersama tepat waktu.

"Bagaimana kau dengan Yoongi?" Seung Wan kembali membuka percakapan.

"Entahlah. Terakhir kali dia menemuiku dan bertanya apa menurutku ingatannya akan kembali"

"Lalu?"

"Aku jawab pasti akan kembali jika mengikuti pengobatan secara benar"

"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Dokter Kim?"

"Seperti yang kau lihat"

"Dengan Tuan Park?"

"Astagaaa, Perawat Son! Banyak sekali pria yang anda tanyakan! Saya bahkan tidak menaruh hati pada mereka!"

Seung Wan terkekeh. "Termasuk Min Yoongi?"

Seketika raut wajah Rae Na berubah sangat lelah. "Lain halnya dengan itu"

Selesai, mereka keluar dari kafetaria rumah sakit. Menyusuri koridor untuk kembali ke ruangan. Hingga berpapasan dengan Dokter Lee.

"Perawat Jang, Perawat Son"

Keduanya sedikit menunduk memberi hormat. "Dokter Lee"

"Dari makan siang?"

"Benar, dokter. Bagaimana dengan anda?" Seung Wan bertanya.

"Ya, baru saja"

"Apa anda tidak punya pasien?" Kini Rae Na yang bertanya.

"Ada, sebentar lagi. Tuan Min, Min Yoongi. Pasien hilang ingatan"

Sedikit terkejut. Jantungnya seketika berdebar jika mendengar nama itu disebutkan orang lain.

"Perawat Jang, apa kau mengenalnya?"

Kedua perawat itu saling tatap.

"A-ah, i-itu, saya-"




"Itu dia" sela Dokter Lee diiringi senyum.

Rae Na dan Seung Wan mengikuti arah tatap sang dokter. Benar, ada Yoongi bersama seorang perempuan berjalan ke arah mereka.

Seung Wan menatap Rae Na. Seolah bertanya, siapa perempuan itu. Namun, Rae Na hanya membalas dengan senyum yang sulit dimengerti.

"Sudah datang?"

Yoongi tersenyum tipis. Membuat Dokter Lee kembali bertanya. Sembari melirik perempuan di samping Yoongi. "Datang dengan siapa hari ini?"

"Saya Soohyeon. Teman Yoongi semasa kuliah"


Rae Na reflek menggenggam pergelangan tangan temannya. Tanpa mengalihkan pandang pada Yoongi dan perempuan bernama Soohyeon di sana.

Dokter Lee mengangguk. "Sekarang? Ayo, ke ruanganku"

"Baiklah" jawab Yoongi.

Dokter Lee jalan lebih dulu. Rae Na segera mengalihkan pandangan setelah beberapa detik bertemu tatap dengan Yoongi.


Hampir saja Yoongi menyapa Rae Na. Jika saja suara seorang perawat tidak terdengar.

"Perawat Son! Pasien 205, dia kesakitan"


Seung Wan yang merasa bertanggung jawab atas pasien itu pun ikut panik. "Baiklah. Panggil Dokter Jung. Aku akan ke sana lebih dulu"


Kedua perawat itu bergegas. Seung Wan lari lebih dulu. Diikuti Rae Na di belakang. Melupakan eksistensi Yoongi yang masih memperhatikan mereka.


"Yoon, Yoongi?" Panggil Soohyeon.


Jika bertanya kenapa Yoongi bisa bersama Soohyeon. Itu adalah saran Hoseok. Saat mereka bertemu, Hoseok menceritakan kejadian yang menimpa Yoongi sebanyak yang dia tahu. Lalu, pikir Hoseok dengan adanya Soohyeon bisa membantu memulihkan ingatan Yoongi. Jadi, Hoseok bilang jika hari ini adalah hari konsultasi Yoongi dengan Dokter Lee. Dia juga bilang, Soohyeon bisa mengantarnya jika tidak ada pekerjaan.





Bersambung®®

Huhu untuk rahasia umum kalangan dokter dan perawat tadi. Bukan maksud menjelekkan atau apapun. Toh saya tidak tau apa2 😭😭

Jadi semata-mata itu hanya untuk kepentingan cerita. Dan kelengkapan narasi.

Jadi jangan dibawa serius ya. Kecuali memang benar adanya.

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang