P-23

2.8K 329 122
                                    

Play lagu mellow ya. Terserah apa aja. Yg kalian suka. Pengantar feel aja sih. 😁😁

Dabel loh ya.



🌿🌿



Selang beberapa detik, Rae Na kembali disadarkan akan logika. Tidak seharusnya mereka saling berpelukan. Cukup, cukup sudah untuk melepas kerinduan. Jangan dilanjutkan. Hatinya tidak akan tahan. Ini bukan saat yang tepat kembali ke peraduan.

Jadi, Rae Na melepaskan pelukan dan meminta Yoongi duduk di sofa. Sementara, dia mengambilkan minum di dapur.

Diletakkan satu gelas jus mangga di atas meja. Lalu, Rae Na memilih duduk di tempat tidurnya.

"Jangan terlalu jauh" kata Yoongi.

"Apa?"

"Duduk di sini" melirik tempat tersisa di sampingnya.

"Tidak. Aku di sini saja. Minumlah. Aku hanya punya itu"

"Kemarilah"

Rae Na mengalah. Dia mengambil duduk di samping Yoongi dengan ragu. Menyisakan jarak 30cm di antara keduanya.

Selanjutnya, Rae Na dibuat terkejut dengan perlakuan pria itu. Yoongi menarik pinggangnya hingga tubuh keduanya menempel.

"Apa yang kau lakukan?"

"Hanya ingin lebih dekat denganmu"

"Kau bukan Yoongi yang dulu" sahut Rae Na mendengar kata-kata Yoongi yang aneh menurutnya.

Ah, bahkan sikap Yoongi sekarang aneh. Rae Na lebih suka Yoongi yang dulu jika boleh jujur.

Tidak nyaman, Rae Na menggeser duduknya. Kembali memberi jarak pada keduanya.

"Sebaiknya, kau pulang. Kau harus menemui Dokter Lee besok. Setidaknya untuk melakukan pemeriksaan terakhir karena kau telah sembuh"

Yoongi menatap gadis di sampingnya yang sedikit menunduk. "Akan ku lakukan. Temani aku"

"Kau bisa pergi sendiri. Aku ada operasi besok"

"Setelah operasi. Setidaknya, jika bukan sebagai Rae Na, sebagai perawat yang menemani pasiennya"

"Yoon-"

"Kakak" Yoongi bermaksud membenarkan.

"Apa?"

"Panggil aku kakak. Seperti saat aku masih hilang ingatan"

Secepatnya, Rae Na menggeleng. "Tidak. Lebih baik aku memanggilmu tuan"

"Aku bukan majikanmu"

"Aku-"

Ucapannya terhenti. Untuk apa berdebat hal yang tidak penting seperti ini. Hanya mengingatkan pada masa lalu mereka saja.

"Pulanglah" ucap Rae Na, dingin. "Ku pikir, kau bisa memesan taksi sendiri"

"Biarkan aku di sini, sebentar saja" jawab Yoongi seolah memohon.



Saling diam, diliputi rasa gugup dan canggung.  Bahkan tangan Rae Na bergetar. Begitupun jantungnya yang bedebar-debar.


"S-sebenarnya, ada banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu. Tapi, ku pikir ini bukan waktu yang tepat. Kau baru saja kembali"

Yoongi menoleh pada gadis di sebelahnya.

"Rae Na!"

"Yoongi!"

Keduanya memanggil bersamaan. Membuat suasana semakin tidak nyaman. Atau mungkin hanya Rae Na yang tidak nyaman. Hingga, dia memutuskan mengakhiri perdebatan kecil ini. Dia masih harus banyak menata hatinya.

"Pulanglah. Hubungi Hoseok untuk menjemputmu. Aku akan pergi mandi"

Hampir beranjak. Namun, Yoongi segera memeluknya dari samping. "Aku tahu kau banyak kecewa. Maafkan aku. Beri kesempatan untukku mengembalikan semuanya"

Rae Na bergeming. Mendengar ucapan Yoongi membuat kegelisahan dalam hatinya semakin besar.

"Yoongi-ku bukan pria yang mudah minta maaf. Yoongi-ku orang yang kaku" lama-lama, air matanya turun juga. "Yoongi-ku suka memeluk. Tapi, tidak banyak bicara"

Air matanya semakin deras mengalir. Seiring suaranya yang bergetar. "Yoongi-ku, Yoongi-ku sudah pergi empat tahun lalu"

Isak tangis semakin terdengar. Yoongi semakin erat memeluknya.

"Yoongi-ku pergi karena tidak percaya pada diri sendiri. Yoongi-ku," tak kuasa, Rae Na berhenti berucap diganti dengan tangis. "Yoongi-ku sudah melupakanku"

"Hentikan!" semakin erat pelukan itu. Yoongi tidak suka mendengarnya. Rasanya menyakitkan. Lebih menyakitkan daripada saat mendapati kenyataan bahwa dia hilang ingatan.

Yoongi kembali, Yoongi kembali untuk mendapat obat untuk sembuh. Bukan kembali untuk menyakiti. Yoongi ingin menjadi obat. Walaupun dia sendiri harus diobati.

Yoongi hanya terlalu merindukan sosok di dekapannya ini. Sampai semua terjadi. Terlalu banyak menyimpan kesalahan di masa lalu. Hingga menciptakan kesakitan.

Tolong, Yoongi butuh obat. Butuh penyembuh untuk mengembalikan semua.

"Aku merindukannya. Aku merindukannya yang dekat. Namun, terasa jauh. Aku-"

"Aku akan menjadi dekat. Aku akan selalu mendekat" Yoongi menyela dengar suara bergetar.

"Sebenarnya, apa yang telah terjadi?!" Rae Na berteriak frustasi. Lagi-lagi, Yoongi semakin mengeratkan pelukannya.

"Maaf, maafkan aku. Katakan, katakan padaku kau masih mencintaiku dan akan tetap mencintaiku"


"Min Yoongi-ku bukan orang yang suka membahas cinta. Min Yoongi-ku, Min Yoongi-ku,,,"

Tidak dapat melanjutkan. Rae Na berbalik dan membalas pelukan Yoongi. Lagi-lagi, dia menangis di pelukan yang sama. Jang Rae Na hanya ingin menumpahkan semua. Terlepas apa yang akan terjadi setelahnya.

Untuk sementara, biarkan keduanya saling membagi luka. Meluapkan rindu, dan menyalurkan cinta. Dengan pelukan, juga air mata.




Bersambung®®

Dari 23part. Baru ini menurutku aku ngetik paling ngefeel.

Maigat...

Part depan flashback...

Lavyu

Ryeozka

PLEASE, GIVE ME... / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang