Part 14

1.1K 60 20
                                        

_________________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________________

"Kirei, aku butuh bantuanmu." Ucap Sehun di mulut pintu.

"Apa, Tuan?"

"Susui anakku sebelum pergi." Pinta Sehun kemudian melenggang pergi.

"Baik, Tuan." Kirei mengangguk. Baekhyun hanya memandangi punggung Kirei yang hilang di balik pintu.

****

"Semuanya keluar!" titah Sehun ketika Kirei mendatangi kamar bayi.

Setelah semua keluar, mereka hanya tinggal bertiga bersama sang bayi. Sehun menyuruh Kirei untuk segera menyusuinya.

"Bisakah kau keluar juga, Tuan? Aku malu."

"Tidak bisa. Aku harus tetap mengawasi darah dagingku."

"Tuan. Aku tidak akan berbuat jahat kepadanya."

"Kau pikir aku percaya? Di sini aku orang tuanya, jadi wajar jika aku mengkhawatirkannya."

Kirei tersenyum tipis sembari menitihkan air mata menyusui bayinya. Mengapa rasa bahagia selalu berdamping sedih? Tak bisakah ia lebih lama memandang wajah tampan bak malaikat milik Oh-kecil itu? Jika ia disuruh memilih, mungkin Kirei akan lebih memilih untuk hamil selamanya asalkan tidak berpisah dengan sang buah hati. Eh, tidak! Maksudnya, Oh-kecil.

Sehun berjongkok di depan Kirei sembari memerhatikan mulut Oh-kecil yang dengan lahapnya menyusu. Padahal tadi ia muntah ketika menyusu susu instan. Sehun terkekeh melihatnya, kemudian pandangannya turun ke tangan sang bayi yang terdapat gelang kayu di sana.

Sehun berpikir sejenak sembari mengusap-usap gelang tersebut. "Oh-... Oh Younggyu." Ucapnya setelah menemukan nama yang menurutnya pas bagi bayinya.

"Kirei. Tadi dokter bilang jika Younggyu masih butuh ASI. Jadi, apa kau mau menyusuinya selama dua bulan kedepan? Aku akan membayarmu."

"Dengan senang hati, Tuan. Dan kau tidak perlu membayarku." Kontan Kirei tersenyum senang.

Sehun membuang pandang. "Tidak. Aku tidak mau berhutang budi padamu. Anggap saja aku membeli ASI-mu. Dan ingat, tugasmu hanya mengasuh selama aku kerja dan menyusui, tidak lebih."

Kirei mengangguk paham.

****

Sehun masuk mobil sesudah menemui kliennya beberapa saat lalu. "Jalan." Titahnya pada Kai yang mengemudi.

Saat lampu merah, mata Sehun menyisir jalan. Namun satu objek membuatnya tertegun, alisnya menukik ke bawah seraya berpikir cepat. Bersamaan amarah dan ide gilanya muncul.

"Kai."

"Iya, Tuan?"

"Kau lihat jalang di depan itu." Ujar Sehun menunjuk pada salah satu pejalan kaki yang sedang menyeberang.

I'am Sold [REVISI/2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang