Part 10

1.1K 63 27
                                    


______________________________________________

Baekhyun berjalan cepat ke dalam yang langsung bertemu dengan kakaknya yang kebetulan juga baru datang. Ditelitinya dari bawah hingga atas, senyum mengembang melihat perut buncit kakaknya. Dipeluknya sang kakak untuk melepas rindu.

"Aku dengar kakak dicelakai orang, apa kau baik-baik saja? "

Kirei melepas pelukan adiknya. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. "

Sehun hanya diam mematung sembari melihat tiga orang di depannya dengan bergantian. Perhatiannya beralih ketika ada dua orang tamu yang datang tanpa diundang.

"Kyungsoo, " gumam Sehun.

Ya, itu Kyungsoo yang datang bersama seorang gadis cantik nan seksi di sampingnya. Mereka berjalan mendekati Sehun dan berdiri tepat di depannya.

Sehun memasukkan kedua tangannya dalam saku celana. Masih dengan mimik muka yang bertanya-tanya apa maksud kedatangan temannya ini?

"Ada apa? " Sehun bertanya disertai sekali anggukan.

Kyungsoo tersenyum sambil memandangi Kirei di samping Sehun. Entah apa maksud dari senyumnya itu. Tak biasanya ia begitu, apalagi pada Kirei.

"Kupikir istrimu saat ini tidak bisa melayanimu, Kawan. "

Sehun mengangkat sebelah alisnya, "Lalu? "

"Aku membawakan seorang gadis untukmu. Tidak usah bayar. Gratis. Anggap saja ini hadiah untukmu karena kau mau bergabung dan membantuku. Bagaimana? "

Sehun melipat kedua lengannya di depan dada dengan satu tangan mengelus-elus dagunya sendiri. Ia meneliti setiap lekuk tubuh gadis itu dari bawah hingga atas. Memang gadis itu menggiurkan baginya. Tapi ia juga mendengar deru napas kasar dari gadis di sampingnya. Ia pun menoleh pada gadis buncit di sampingnya, melihat raut wajah yang tampak marah, serta tangan mengepal menahan emosi. Ya, Sehun mengerti jika Kirei tidak menyukai gadis itu.

Pandangan Sehun beralih pada Baekhyun yang juga memandangi kakaknya penuh khawatir. Tak lupa juga ia menatap adiknya sendiri Minkyu, dan ia langsung mendapat respon gelengan kepala.

Tanpa menunggu jawaban Sehun, Kirei berbalik badan dan berjalan cepat menuju kamar.

"Aku tidak menginginkannya." Jawaban Sehun membuat gadis buncit di sana menghentikan langkahnya.

Kyungsoo membulatkan mata. "Kau menolaknya? "

"Ya. " Jawab Sehun singkat sembari menoleh ke arah gadis buncit yang melanjutkan langkahnya kembali.

"Heh ... Baiklah. Bersiaplah besok. Aku pulang dulu. " Ujar Kyungsoo mengakhiri percakapan. Sehun mengangguk.

"Keputusan yang tepat. " Minkyu tersenyum pada kakaknya.

Sehun mendatangi kamar Kirei. Masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, itu sudah biasa. Ia melihat si gadis buncit itu menunduk duduk di pinggir ranjang. Tanpa melihatnya pun ia tahu jika Kirei sedang menangis. Sehun melangkah mengarah Kirei sembari ia mengeluarkan sapu tangan miliknya dan memberikannya pada Kirei.

"Hapus air matamu. Aku tidak mau anakku bersedih. " Tegasnya. Kirei menerima sapu tangan itu.

Sehun berjalan dan berdiri di dekat jendela, ia bersedekap tangan sambil memandangi pemandangan luar.

"Mengapa kau masih bersedih? Bukannya aku telah menolak wanita itu. "

"A-pa ka-u melakukan i-tu untuk-ku? " tanya Kirei terbata-bata.

"Tidak. Tapi untuk anakku. " Tukasnya berlalu.

******

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya masih pagi sekali Sehun dengan wajah segar serta pakaian rapi ia mendatangi kamar Kirei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya masih pagi sekali Sehun dengan wajah segar serta pakaian rapi ia mendatangi kamar Kirei. Tanpa permisi ia masuk, hingga membuat si pemilik kamar yang sedang duduk santai di bingkai jendela sembari memandangi ribuan hijau di bawah sana terkejut.

Kirei turun dari bingkai jendela. "Tuan! " ia berjalan sambil menunduk menghampiri Sehun.

Baju hamil berwarna putih dan berbahan tipis yang membalut tubuh Kirei, membuat perut buncitnya terlihat lebih jelas di mata calon ayah. Satu sudut bibir milik Sehun tertarik ke atas hingga membuatnya terlihat tersenyum miring setelah seolah bisa melihat bayinya di dalam sana.

"Duduk! " titah Sehun menunjuk ke ranjang. Kirei menurut.

Sehun berjongkok seraya menduduki kedua tumitnya tepat di depan Kirei. Ia menatap perut buncit di depan wajahnya, tatapan tajam itu seolah bisa menembus dan menyapa sang penghuni perut.

"Aku ingin menyapa anakku. " Ujar Sehun. Kirei mengangguk.

Sehun menumpuh kedua lengannya di paha Kirei, lalu kedua tangannya memegangi perut di depan wajahnya.

"Oh-kecilku, apa kau bisa mendengar Ayah?" Sehun menempelkan telinganya sesaat, lalu tersenyum seolah ia telah mendapatkan jawaban.

"Jangan nakal, tunggu Ayah pulang. Ayah khawatir padamu, takut seseorang yang Ayah titipkan tentangmu tidak bisa menjagamu. " Lirih Sehun di perut Kirei. Lagi-lagi ia menempelkan telinganya sesaat seolah sedang menunggu jawaban, tapi sepertinya kali ini ia mendapat respon dari calon bayinya. Ketika ia tengah berdekapan dengan calon bayinya, ia mendapat tendangan dari dalam sana.

"Wow! " seru Sehun terkekeh.

Sehun beranjak pergi, namun Kirei menahannya. Sehun memasang wajah bertanya pada Kirei, lalu melepas genggamannya.

"Kau mau kemana, Tuan? Mengapa kau bicara seperti itu? "

"Aku mau berangkat ke Cina."

"Cina? " tanya Kirei memastikan.

"Ya. "

" Berapa lama? "

"Sebulan atau bisa lebih. "

"Untuk apa? "

"Bukan urusanmu. "

Kirei menunduk. "Maaf. " Tak terasa setetes bulir bening jatuh begitu saja.

Sehun berbalik badan menghadap Kirei. Dahinya mengerut tak mengerti melihat sikap Kirei yang semakin hari semakin kekanak-kanakan.

"Kau kenapa? "

"Apa aku akan melahirkan anakmu seorang diri tanpa adanya dirimu? "

"Aku akan pastikan bahwa aku adalah orang pertama yang melihat dia lahir ke dunia. " Sehun meyakinkan Kirei. Namun itu tidak sepenuhnya membuat Kirei tenang.

Kirei terus terisak tangis. "Aku tahu, Tuan. Kau pergi ke sana karena kerja sama dengan Kyungsoo, bukan?"

"Iya. Lalu? "

"Itu sangat berbahaya. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu? "

"Aku akan bertahan demi anakku. " Ucapnya berlalu.

:

"Perketat keamanan rumah selama aku tidak ada. " Titahnya pada salah satu anak buah.

Sehun menoleh pada salah satu bodyguardnya yang bernama Lay. "Dan, kau bertanggung jawab atas keselamatan anakku. " Tambahnya. Bodyguard itu mengangguk paham.

"Minkyu. Jangan nakal. " Sehun mengacak rambut adiknya. "Dan, aku titip anakku. " Sambungnya dibalas dengan sekali anggukan.

Sehun melangkah menuju mobil yang sudah siap berangkat. Sebelum masuk mobil, ia merasa ada yang memerhatikannya. Sehun mendongak melihat ke arah jendela di lantai atas, dan benar, seorang gadis tengah memerhatikannya.

_______________________________________________

Typo bertebaran, tolong diingatkan!

I'am Sold [REVISI/2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang