@Ji_Cyna.18719 (Ditulis ulang)
"DIA ANAKKU, BUKAN ANAKMU!"
Kirei Miyuki. Gadis cantik berhati tulus berkebangsaan Jepang itu memang hidup dengan keadaan yang bertolak belakang dari kata 'BAHAGIA'.
Apalagi, saat Shoji si kakak tiri bergelarkan kejam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di restoran yang menjadi tempat pertemuan pertama antara Kirei dan Sehun kemarin. Kini sekarang mereka kembali duduk di kursi yang sama pula. Hari ini Younggyu mengajak Sehun makan siang di luar. Memang manusia kecil yang satu itu, manjanya luar biasa pada ayahnya. Wajar saja itu terjadi pada anak dan ayah. Tapi, untuk sebagian besar orang berpikir jika itu adalah ujian besar bagi seorang Tuan Oh--manusia tanpa hati itu-- untuk bersikap seperti manusia pada umumnya; memiliki hati, penuh kasih sayang, dan peduli sesama.
Ah, sudahlah!
Intinya, Sehun senang dengan ajakan manja putranya. Yang setelah beberapa hari terakhir ini hubungan mereka renggang dikarenakan Sehun sibuk dengan urusan kantornya yang sangat dan sangat menyita waktu untuk Sehun bersama putranya. Antara senang dan kecewa, mengapa Younggyu mengajak teman barunya yakni Kirei untuk makan bersamanya.
Baiklah, untuk saat ini saja, tidak apa-apa. Bicara mengenai Sehun, ia tidak membantah keinginan putranya, karena apa? Jelas karena waktu mereka untuk bersama-sama juga tidak akan lama lagi, bukan? Yah, walaupun Sehun kurang berkenan ada Kirei di tengah-tengah mereka, sebab Younggyu terlihat dekat sekali dengan ibunya. Ah, bukan! Wanita yang melahirkannya. Sebutan itu tampak lebih baik dari pada ibu bagi Sehun. Ya, itu alasan pertama Sehun tidak suka jika ada Kirei bersama putranya, baru beberapa hari saja Younggyu sudah terlihat sangat dekat dengan Kirei. Bagaimana dua minggu kedepan?
"Gyu mau dituapin tama bibi Iyei," ujar Younggyu. Kirei tersenyum mendengar ujaran putranya yang cadel itu, terdengar menggemaskan.
"Baiklah, Sayang." Kirei mengambil alih sendoknya.
Sehun sesegera mungkin mencegahnya. "Tidak. Gyu biar ayah saja yang menyuapi," timpalnya sambil mengambil makanan.
"Gyu tidak mau matan!" Younggyu membuang pandang dari ayahnya.
"GYUUU....." Sehun menggeram.
"Iya Ayah, Gyu mau matan," balasnya polos yang akan geraman ayahnya, ia membuka mulut lebar-lebar.