120320
Vote and komen..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ayo cepat pakai bajunya, Gyu," ucap Minkyu mengejar Younggyu. Minkyu sudah seperti seorang ibu yang memiliki anak tanpa melahirkan saja. Bagaimana tidak? Setiap haria Minkyu harus berhadapan dengan Younggyu yang nakal-nakalnya itu. Setiap waktu ia harus belajar caranya meredam emosi karena keponakannya yang terkadang terus menganggu. "Hah! Akhirnya kau tertangkap juga." Ia ingin sekali rasanya menelan makhluk kecil itu kelakuannya, jika saja ia tidak ingat bahwa Younggyu keponakannya. Namun apa dikata, jika memang wajah Oh-kecil itu sangatlah imut, dan mampu membuat siapa saja yang melihatnya merasa gemas sendiri.
"Bibi mau belenang juga?"
"Ya. Tapi Gyu tidak boleh berenang, karena Gyu masih kecil," ujarnya memasang baju keponakannya. Sepertinya mereka sekarang sudah siap untuk pergi ke pantai dan bersenang-senang di sana.
"Sudah siap?" tanya Sehun menuruni tangga. Kaki panjangnya melangkah panjang-panjang mendekati putranya yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Tudaaah ... Ayo belangtaaaatt...." Younggyu berlari ke mobil. Kakinya berjinjit, serta tangannya yang kecil merambat ingin membuka pintu mobil. Tapi itu mustahil bisa ia lakukan.
Sehun mengerling Minkyu karena membiarkan putranya keluar sendiri. Sehun memang tampak lebih seperti seorang raja di rumahnya sendiri. Cukup mengerling dengan tatapan tajamnya saja, maka seseorang itu akan menunduk tunduk padanya.
Minkyu berdesis. "Aahhh ... Younggyuuu...." geramnya berjalan cepat menyusul Younggyu.
:
Kaki kecil yang berlari dengan kencang. Sejengkal demi sejengkal telah ia lewati. Pantatnya yang bergoyang-goyang ke kanan dan kekiri seakan mau kabur saja dari tempatnya, saking semangatnya. Serta keringat yang menetes di pelipisnya menandakan jika pertandingan ini sangat dibutuhkan kerja keras, patut dimenangkan dan bukan main-main. Manusia kecil yang bermarga 'Oh' itu dengan sungguh-sungguh ingin meraih kemenangannya, hingga tercipta beberapa kerutan di dahi mulusnya.
Di pinggir pantai. Sehun tengah berlomba lari dengan putranya. Untuk saat ini, memang belum tahu pasti siapa pemenangnya. Pertandingan yang menarik. Siapa yang mencapai garis finish terlebih dahulu, maka ia lah yang pantas mendapat penghargaan yang berupa piala pasir yang telah mereka buat sebelumnya.
"Aaaahhhh ... Gyu menang...." Dan, yaaa... Younggyu lah pemenangnya. Memang usahanya tidak sia-sia. Anak itu patut diacungi empat jempol sekaligus karena kemenangannya.
"Yah ... Ayah kalah," celetuk Sehun dengan napas yang berpura-pura ngos-ngosan.
Younggyu tertawa yang tawanya cenderung meremehkan. "Gyu kuaaatt...," ujarnya menunjukkan otot lengan, bangga terhadap dirinya sendiri.
"Wah, Gyu kuat? Seperti siapa?"
"Tepelti ayah," jawabnya antusias. Sehun tersenyum mendengar jawaban putranya karena Younggyu begitu mengidolakannya.
Tapi sebagai hukuman bagi yang kalah, Sehun harus menuruti keinginan Younggyu yang kakinya minta dipendam dalam pasir. Kalau dipikir-pikir kapan Sehun yang tidak menuruti keinginan putranya? Hah, ada-ada saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Sold [REVISI/2]
Fanfic@Ji_Cyna.18719 (Ditulis ulang) "DIA ANAKKU, BUKAN ANAKMU!" Kirei Miyuki. Gadis cantik berhati tulus berkebangsaan Jepang itu memang hidup dengan keadaan yang bertolak belakang dari kata 'BAHAGIA'. Apalagi, saat Shoji si kakak tiri bergelarkan kejam...