Part 20

908 53 5
                                    

Kirei menatap langit. Semesta seakan memberi harapan. Tak putus ia memanjatkan beberapa bait doa, untuk memberanikan diri hatinya yang mulai gusar. Ia tidak boleh mundur sebelum melangkah. Tidak boleh. Jangan membuat kecewa diri sendiri.

Hotel Forestry. Kirei berdiri memejamkan mata untuk memantapkan diri masuk dan menemui CEO hotel tersebut. Setelah merasa siap, ia masuk dengan napas berangsuran. Kirei mencari seseorang yang tidak ia ketahui, hanya tahu ciri-cirinya saja, itupun dari temannya. Sempat kebingungan di loby hotel, sebelum manik matanya menangkap punggung pria berlapiskan jas hitam. Kirei menghela napas sebelum menghampirinya.

"Selamat siang, Pak."

Pria itu berdiri sambil mengulurkan tangan. "Siang. Apa kau orang yang ingin menunjukkan presentasi?" tanyanya sopan.

Kirei membalas ulurannya. "Iya benar Pak, namaku Kirei."

"Ah, ya, ya. Namaku Xiumin." Xiumin mengangguk-ngangguk kecil.

Kirei berhasil mencuri perhatian Xiumin dengan prensentasinya. Ia mengulum senyum puas. Meski ini baru pertama kali bagi Kirei, akan tetapi ia sangat berbakat. Kirei mewarisi ilmu-ilmu dunia perbisnisan dari sang ayah.

"Kau tahu maraknya perusahaanku?" ujar Xiumin kemudian.

"Siapa yang tidak tahu tentang perusahaan Anda. Anda adalah pengusaha muda yang terkenal. Bukannya Anda telah berhasil mencabang di Korea dan Cina? Sungguh beruntung Negara kami menjadi salah satu tempat cabang perusahaan Anda." Komentar Kirei panjang lebar.

"Hahaha ... Terima kasih. Terima kasih. Kau terlalu berlebihan. Oh iya, jangan terlalu formal, kita masih sama-sama muda."

"Ah, ya. Maafkan aku."

"Tidak apa-apa." Tukas Xiumin. "Oh ya. Besok kau sudah boleh masuk kantor kami," imbuhnya kemudian. Kirei mengangguk paham.

*******

"Baik. Meeting kita hari ini sampai di sini. Selamat siang," ucap Xiumin mengakhiri.

"Selamat siang." Balas para pegawai yang lain.

Mereka semua keluar termasuk Kirei.

"E ... Kirei!" Panggil Xiumin.

"Iya, Pak."

"Bulan depan kita ada infestasi di Korea. Aku harap, kau bisa ikut denganku."

Korea? Younggyu. Mungkin ini kesempatan baik bagi Kirei. Bisa saja kan nanti di Korea ia bisa menemui Younggyu. Kirei tersenyum lebar sebelum mangangguk dengan semangat.

"Baik," jawab Kirei kemudian.

"Ya. Sampai jumpa besok."

"Ya. Sampai jumpa."

Kirei pulang berjalan kaki menelusuri jalan aspal. Hari sudah sore, wajah segar berganti kusam. Alangkah nyamannya di waktu seperti sekarang ini jika rasa penatnya diguyur oleh mata air. Namun, di zaman seperti sekarang mana ada mata air murni seperti waktu Kirei masih kanak-kanak. Sekalipun ada pasti jarang. Heh... Ia menghela napas lelah. Merasa ada mobil yang mengklakson, ia menengok ke belakang.

"Suho?"

"Kirei. Ayo naik kuantarkan kau pulang."

"Baik."

Dalam perjalanan pulang. Mereka bercakap-cakap tentang ini itu sampai masalah pernikahan.

"Aku sudah tidak sabar ingin menikahimu." Tutur Suho, Kirei tersenyum menanggapi.

"Suho. Sebelum kita menikah aku ingin bertemu anakku dulu."

"Ya. Silakan."

Kirei menumpuh sikunya ke jendela mobil seraya menyanggah kepalanya yang terasa pening.

I'am Sold [REVISI/2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang