Part 7.

1.3K 68 17
                                    

Jangan lupa vote.

.
.
.
.
.
6f
______________________________________

Sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan rumah mewah. Dua insan itu turun dari mobilnya, dan masih berdiri melihat bangunan besar di hadapannya. Jika dilihat dari luar, rumah itu memang menyerupai istana. Siapa lagi pemilik rumah itu jika bukan seorang Oh Sehun.

"Bersikap sopanlah padaku di depan Kakakku." Perintah Minkyu.

"Bukannya Sehun sudah tahu jika kita ini sepasang kekasih?"

"Chanyeol! Bisakah kau menurutiku?" Minkyu mengangkat sebelah alisnya.

"Hmm..." Chanyeol mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju pintu utama dan masuk. Minkyu mempercepat jalannya.

"Sayang!" panggil Chanyeol. "Tunggu aku."

Spontan Minkyu berbalik badan. "Jangan memanggilku Sayang." Minkyu kembali berjalan menuju lantai atas, yang diekori Chanyeol.

Belum sempat ia menginjak lantai atas, indra pendengarnya telah mendengar suara jeritan dari halaman belakang. Ya, tidak salah lagi itu ulah Sehun yang sedang bermain-main dengan calon korbannya. Minkyu segera bergegas pergi ke halaman belakang, sambil lalu menarik lengan Chanyeol.

"Apa yang terjadi?" Tanya Chanyeol ragu.

"Semua akan baik-baik saja, asal kau diam."

Chanyeol menghentikan langkahnya sejenak, saat melihat Sehun duduk santai di kursi dan memandangi seseorang yang bersimbah darah di hadapannya.

Kiensen menoleh ke arah Chanyeol yang baru datang, lalu kembali menatap orang tua yang duduk terikat di tengah sana.

"Sekarang giliranmu." Sehun beranjak mendekati orang tua itu.

"Aku tidak bersalah, Tuan." Orang tua itu menatap sendu Sehun. "Apa kau tidak kasihan pada orang tua yang sudah tidak berdaya ini, Tuan?"

"Kau teman dia!" Sehun menunjuk seseorang yang sudah tergeletak di bawah sana.

"Tidak, Tuan, aku tidak tahu menahu tentang apa yang kau maksud." Bantahnya.

Segelas susu di tangan kanannya, sedang tangan yang lain memegangi perutnya. Kirei berdiri di ambang pintu, ia melihat kekejaman dari ayah calon bayinya.

Orang tua itu melihat Kirei yang sedang menatapnya sendu. Ia tersenyum tipis pada Kirei.

"Tuan. Apa kau mau, jika anakmu jadi pembunuh?"

"Jangan membawa-bawa anakku."

"Lihatlah istrimu, Tuan." Orang tua itu kembali melihat Kirei yang diikuti Sehun.

Kirei menunduk saat mata tajam Sehun menatapnya.

"Dia sedang mengandung anakmu, bukan? Dan setiap apa yang kau lakukan, itu akan berdampak pada anakmu juga." lanjut orang tua itu.

"Kau menasehatiku?"

"Tidak!"

Membunuh, mungkin sudah menjadi hobi bagi Oh Sehun. Tapi, sekejam apapun Sehun, ia tetap tidak ingin jika sifat buruknya menurun pada anaknya.

I'am Sold [REVISI/2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang