Sehun menarik ujung selimut untuk menutupi tubuh kecil putranya yang tertidur pulas. Wajah damainya mengatakan jika ia sedang bermain menjelajahi mimpi yang begitu indah. Senyum terukir jelas di wajah tampan sang ayah. Ia berbaring menemani tidur putranya. Memang, dari luar jendela sinar matahari pagi perlahan masuk menghangatkan tubuh kedua lelaki tampan di ranjang sana.
Namun, waktu-waktu santai seperti ini sangat jarang didapatkan oleh Sehun. Apalagi dengan waktunya akhir-akhir minggu ini yang begitu padat. "Ayah, pelut Gyu belbunyi." Sehun terkekeh mendengar suara putranya yang bahkan belum membuka mata.
"Buka mata dulu, Gyu. Nanti baru kita sarapan."
"Mata Gyu belat, Ayah," ujarnya semakin membuat Sehun gemas. Ingin saja ia menggigit dua pipi bulat putranya sekarang juga hingga habis.
"Jika masih berat sini ayah bantu." Jari telunjuk Sehun bergerak membuka pelupuk mata putranya. Hingga mata Younggyu terbuka sempurna. "Sekarang ayo kita turun dan sarapan." Sehun berdiri, kemudian mengarahkan dua tangannya untuk menggendong Younggyu.
_____
Rahang Baekhyun mengeras menahan emosi yang membuncah. Raut tampannya berubah menyeramkan ketika beberapa detik lalu melihat pesan yang dikirim oleh seseorang yang tak terdaftar di kontaknya. Alih-alih Baekhyun memandang Kirei kasihan. Ia beringsut turun dari tempat tidur, menyusul kakaknya yang sedang bertempur dengan perabotan dapur.
"Kak." Tiba-tiba Baekhyun memeluk Kirei dari belakang dan menaruh dagunya di pundak kakaknya. Memerhatikan kegiatan Kirei yang tengah menghias kue ulang tahun.
Tangan Kirei terangkat untuk mengusap kepala adiknya di atas pundaknya. "Kau sudah lapar?" tanyanya sembari menyambar sepotong roti yang kemudian diolesi selai kacang, tanpa diminta Kirei menyuapinya ke mulut Baekhyun. "Sebenarnya ada apa? Mengapa kau manja sekali?" sambungnya melepas lingkaran tangan Baekhyun di pinggangnya.
Baekhyun menghentikan kunyahannya. Tubuhnya bersandar pada meja makan, maniknya terus menatap sendu Kirei. "Itu kue ulang tahunnya untuk siapa, Kak?" ia menyumpalkan roti ke mulutnya kembali, sembari melirik kue buatan Kirei sekilas.
"Hari ini Suho ulang tahun. Tapi kau jangan bilang-bilang padanya. Kakak ingin memberi kejutan pada Suho." Mata Kirei berbinar setiap kali bercerita tentang Suho, pria yang dicintainya. Tak peduli konten apa pun yang dibahasnya, pada intinya Kirei akan selalu bahagia jika itu mengenai Suho.
"Ya." Baekhyun manggut-manggut lalu berlalu setelah menepuk-nepuk pelan pundak Kirei. Sang kakak sempat dibuat bingung olehnya, namun itu tak berlangsung lama.
____
Kirei dan Baekhyun bergegas masuk ke rumah Suho setelah menuruni taksi. Amat susah payah Kirei membawa kue, hadiah dan sekaligus buket bunga teruntuk Suho. "Baekhyun, tolong nyalakan lilinnya," pinta Kirei di depan pintu rumah Suho. Baekhyun menurut, mengeluarkan pemantik lalu menyalakan beberapa lilin kecil di atas kue.
Mereka masuk setelah asisten rumah tangga Suho membukakan pintu. Kirei menyanyikan lagu ulang tahun pada Suho, seketika mata Suho membulat dengan mulut menganga tatkala menyadari kedatangan wanitanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Sold [REVISI/2]
Fanfic@Ji_Cyna.18719 (Ditulis ulang) "DIA ANAKKU, BUKAN ANAKMU!" Kirei Miyuki. Gadis cantik berhati tulus berkebangsaan Jepang itu memang hidup dengan keadaan yang bertolak belakang dari kata 'BAHAGIA'. Apalagi, saat Shoji si kakak tiri bergelarkan kejam...