Part 16

1K 59 17
                                        

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

__________________________________________________

CEKREK!

Kirei mengambil foto Younggyu yang sudah berusia dua bulan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirei mengambil foto Younggyu yang sudah berusia dua bulan itu. Dengan sayang, ia mencium pipi bulat putranya.

Waktu begitu cepat berlalu. Apalagi bagi Kirei yang tak ingin berpisah dengan sang buah hati. Namun, mau bagaimana lagi jika waktu telah tiba untuk menepati janji. Tak dapat dipungkiri, meskipun senyum menghias di bibir, namun luka terasa sakit di hati.

"Jangan nakal, Sayang. Jadilah anak yang pintar dan menurut pada ayah. Maafkan ibu karena tidak ada di sampingmu saat dirimu tumbuh besar. Maafkan ibu karena tidak bisa memberikan kasih sayang lebih lama lagi."

"Tapi Younggyu tidak perlu khawatir, sebab kasih sayang ayah sangat besar. Ayah akan mempertaruhkan nyawanya demi dirimu. Mulai sekarang, ayah adalah orang tua tunggal Younggyu."

"Jangan pernah membenci ibu, karena tidak ada niatan sedikit pun untuk ibu meninggalkanmu. Ibu sangat menyayangimu, Nak."

Dengan berat hati dan tetesan air mata yang mengalir deras, ia melangkah lambat meninggalkan kamar bayi.

Di ruang tengah, Sehun duduk di sofa tunggal nan besar. Ia juga menyuruh Kirei duduk di seberangnya. Sehun meletakkan map merah serta amplop coklat di hadapan Kirei, yang tak lain adalah surat cerai dan uang tunai sebagai harga beli ASI.

Kirei mentanda tangani surat cerainya. Namun ia menolak uang yang diberikan Sehun.

"Aku tidak butuh uangnya." Sambil menggeser amplopnya ke dekat Sehun.

Sehun juga melakukan hal yang sama. "Tapi aku tidak mau berhutang budi padamu." Ia mengdorong balik amplopnya.

"Aku tidak menganggapnya hutang." Ujar Kirei.

"Tapi aku menganggapnya 'iya'. " Tukas Sehun.

Baekhyun menggandeng tangan Kirei masuk ke dalam mobil Suho yang telah ia hubungi tadi. Sebelum Kirei masuk mobil, ia sempat mendengar suara tangis bayi dari lantai atas.

Mobil mereka melaju menuju bandara untuk penerbangan ke Jepang. Sepanjang perjalanan, Kirei tak henti-hentinya terisak tangis di bahu adiknya. Baekhyun yang mengerti hanya mendiamkan saja.

****

Sesampai Kirei di rumah, ia menghela napas mengamati papan kokoh berukir di depannya. Kirei memutar knop pintu lalu masuk.

I'am Sold [REVISI/2] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang