genggaman

2.3K 348 47
                                    

ratih pov

Pagi ini gue berangkat lebih awal, karena hari ini adalah hari pertama diadakannya ujian tengah semester ganjil. gak kerasa gue udah masuk dua setengah bulan jadi siswi SMA.

Ruangan dan tempat duduk sudah diatur acak oleh panitia ujian. Sekilas gue lihat kak affan tengah memarkirkan motornya di parkiran. Gue hendak menyapa namun urung karna gue teringat perlakuan dia 2 minggu yang lalu.

Mulai dari dua minggu yang lalu dimana dia ngajak gue buat jalan dan nonton namun pada akhirnya dia sibuk sendiri sama dunianya.

Hmm dunia mereka sih lebih tepatnya. Maksutnya, pas selesai nonton gak sengaja kita ketemu teman SMP nya kak affan, namanya kak Gesti. Dia juga temen abang gue.

Setelah pertemuan itu, gue mulai jarang ketemu kak affan selain di sekolah, kita juga jarang komunikasi.
Yaaa gue gak bisa ngapa- ngapain. Kan gue bukan siapa- siapanya dia.

gue gak kecewa sihh, gue cuman kesel aja.

“Dek.” Teriak kak affan buat manggil gue

Gue berhenti dan senyum.

“Apa kabar dek ? gue lama gak main ke rumah lo ya . Sory .” ungkapnya

“iya gpp. Yaudah duluan yah kak.”

“ehh bentar.”

“kenapa ?”

“Dapat salam dari Gesti.”

tuhh kan kesel lagi gue !!

“Ohh iya, salam balik ya kak.”

“mau ditemenin nyari ruangan ujiannya gak ?”

“gak usah kak. Duluan ya kak.”

“lo kenapa sih dek ?” tanyanya sambil narik tangan gue

“Hah, gpp kak. Ini buru – buru udah ditungguin temen kak.”

“oke, pulang bareng gue ya.”

“Gak janji yah kak.”

Belum sempat dia protes, gue udah bergegas menuju ruang ujian sesuai informasi dari grup kelas. Dan setibanya gue di depan ruang, gue mengernyit membaca tulisan di depan pintu.

Ohh oke sekelas sama kakak kelas, siip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ohh oke sekelas sama kakak kelas, siip

Gue duduk di beranda kelas sambil beberapa kali menghafal materi untuk ujian hari ini. Ada tiga mata pelajaran untuk hari ini yaitu bahasa indonesia, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan.

Segera setelah terdengar bunyi bel masuk, kami peserta langsung berbaris rapi di depan pintu menunggu dipersilahkan masuk oleh guru pengawas.

Begitu memasuki ruangan, kita langsung mencari tempat duduk sesuai nomor urut absen. Gue langsung menuju bangku bagian depan karena absen gue adalah 16 dan kemungkinan gue bakal duduk di bangku deretan depan.

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang