suapan

2.1K 319 26
                                    

ratih pov

Gue nyerah dan hanya nulis tiga hukum bacaan dari yang seharusnya 5 hukum bacaan. Waktu masih 15 menit lagi sampai bel tanda ujian selesai. Gue mutusin buat ngoreksi ulang lembar jawaban gue.

Sreeeeek

Gue ngelirik kearah kotak pensil gue yang dibuka sama kak kama. Dia masukin 1 pulpen gell, 1 pulpen biasa, 1 pensil, 1 penghapus dan kartu ujian miliknya. Kemudian dia menutupnya kembali dan menaruhnya ditempat semula.

“Nitip.” Ucapnya

Kemudian dia menyenderkan punggungnya ke belakang sambil meluruskan tangan kirinya ke atas senderan kursi gue. Gue bisa ngerasain keberadaan lengan dia dibelakang punggung gue.

Pandangannya lurus ke depan sambil sesekali tersenyum melihat kelakuan teman – temannya yang saling berbisik untuk meminta jawaban. Temen gue juga sama sih sebenernya.

Kalian juga pernah kan ? Biasanya 15 atau 10 menit sebelum waktu berakhir, suasana ruangan ujian akan penuh dengan suara bisik-bisik dan gerakan gelisah peserta ujian.

✨💫

Gue keluar sambil menenteng kotak pensil gue dan berjalan ke arah beranda kelas buat ngambil tas ransel gue.

“Ayok kantin  .” ajak nabilla temen deket gue. kita berdua satu kelas namun untuk ruang ujian kali ini dia berada di ruang VII.

“Oke.”

Sesampainya di kantin, suasana lebih lengang dari biasana mungkin karena beberapa siswa memilih untuk belajar di beranda ruang ujian atau di perpustakaan.

“Buk,  batagor 2 porsi yah.” Pinta gue ke bu yanti

"pakai telur ndak ?"

"iya buk."

“minumnya apa mbak ?”

“pop ice vanilla blue sama es teh.” Ucap gue

Setelah itu gue duduk di bangku luar kantin. Bangku yang mengarah langsung ke lapangan voli. Sekolah gue nampak asri karena banyak vegetasi tumbuhan. sekolah gue berada di daerah lereng gunung merapi. Udara dipagi hari selalu terasa sejuk cenderung ke arah dingin, bangeeet.

“ tih, pinjem rautan pensil dong.” Pinta nabilla sambil nyengir

“nihh.” Gue sodorin kotak pensil gue.

“what ?” ucap nabilla kaget

“apaan?”

"Ini apa ?” tanya nabilla seraya mengangkat kartu ujian milik kak kama ke hadapan gue. Fotonya tepat di depan mata gue.

 Fotonya tepat di depan mata gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“ohh itu tadi kak kama nitip.”

“jadi bener yah gosip itu.”

“gosip apaan?”

“Kak affan sama kak kama ngerebutin elo.”

“gilaa.” gue pun tergelak

"buktinya elo deket sama mereka.”

“kak affan itu temen abang gue, trus kak kama itu temennya kak affan. Wajar kan kalau gue deket sama mereka.. lagian kak kama tuh udah punya cewek”

"mana ?"

"ya mana gue tau !!!"

"barusan lo bilang dia punya cewek ?"

"ya iya gue bilang gitu, cuman gue gak tau ceweknya siapa, kayak apa, anak mana. dan gue juga nggak peduli."

"yausah gak usah sewot ngegas gitu."

"gue gak sewot."

"yakin ?"

Deg ... Deg ...

Bayangan waktu kak kama genggam tangan gue pun muncul lagi.

Gue rebut kartu ujian kak kama dari tangan nabilla,

1 februari ?

“Ehemm.”

Gue nengok dan ternyata ada kak affan di belakang gue.
Dia langsung naruh sepiring siomay di meja dan duduk di bangku samping kiri gue. Gue segera memasukkan kartu peserta ujian milik kak kama ke dalam kotak pensil gue.

“gak makan ?” Tanya kak affan

“udah pesen kok kak.” Jawab gue

“gimana ujiannya ? Lancar ?”

“Alhamdulillah kak.”

“jangan lupa nanti pulang sekolah gue tunggu di parkiran.”

“Tumben kak.”

“Laah kan biasanya gue nganterin lo pulang dek .”

“Iya sihh., terkadang”

“Maaf, mungkin 2 minggu ini gue jarang nganter lo, karena gue ada urusan lain.”

“Oh.”

Bu yanti datang dan menaruh pesanan gue dan nabilla di meja.

“Tumben nggak nasi goreng  dek.” Tanya kak affan penasaran

“Iya, perutnya lagi aneh, laper gak laper. kalau gak makan nanti laper. kalau makan banyak nanti kekenyangan.”

“Nihh ."  kak affan ngarahin sendok yang berisi potongan siomay ke arah mulut gue

“hah ?”

Kak affan masih nunggu respon gue buat buka mulut, gue bengong dan sedikit senggolan dari nabilla di lengan kanan  bikin gue agak tersentak dan segera membuka mulut.

“Enak ?”

“Lumayan.”

“sesekali cobain siomay.”

“Iyaaa kak.”

Kak affan segera menghabiskan siomaynya karena dia harus segera ke sekre OSIS.

Sebelum dia beranjak, dia sempat menyeruput pop ice vanilla blue gue.

“Duluan ya dek.” Pamitnya

“Iya kak.”

Gue tersenyum menatap kepergiannya.

“cieeeeee.. disuapin”
Goda nabilla yang bikin gue tergelak

-----------------------------------------------------------author : haaaaaai

aku mau up siang ini kayaknya .. dan aku mau langsung up 3 part ..

soalnya aku mau mudik ke muntilan dan bakalan sibuk banget sampai besok ..

takutnya nanti gak bisa up hehehe

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang