kehangatan

2.2K 316 19
                                    

jadwal ujian untuk jam ke dua adalah mata pelajaran sosiologi.  ratih dan peserta ujian lainnya tengah berbaris di depan pintu masuk kelas menunggu dipersilahkan masuk oleh guru pengawas.

"bagi siswa siswi yang merasa tidak memakai seragam lengkap atau melanggar peraturan  tentang tata cara berpakaian di lingkungan sekolah, silahkan keluar dari barisan." ucap pak nawolo tegas

jam kedua ini, yang bertugas menjadi pengawas di Ruang VIII  adalah Bu Murni selaku guru Kimia dan Pak Nawolo selaku guru BK.

ratih menunduk sambil menggigit bibir bawahnya,

ck, sial

ratih berjalan pelan keluar dari barisan dan mendekat ke arah siswa lain yang berdiri di luar barisan.

disaat peserta ujian lain sudah memasuki ruang ujian, ratih dan 6 peserta lainnya masih berada di luar ruangan. mereka menghadap Pak Nawolo secara bergantian.

5 menit sebelum bel tanda dimulainya mengerjakan soal, ratih dan 6 peserta lainnya pun memasuki ruang ujian.

seluruh peserta ujian di Ruang VIII pun tertawa terbahak- bahak ketika mendapati penampakan siswa siswi yang melanggar peraturan tadi.

yang tidak memakai ikat pinggang diwajibkan memakai ikat pinggang dari tali rafia warna hitam, yang tidak memakai kaos kaki diatas mata kaki diwajibkan menggantinya dengan kantong kresek warna putih,

dan ratih kini sama sekali tidak memakai sepatu dan kaos kaki karena kaos kaki yang dia pakai tidak ada logo sekolah dan sepatu yang dia pakai terdapat warna putih di bagian bawahnya padahal seharusnya hitam polos.

"ruangan ini ada batas sucinya ya ?" tanya kama seraya terkekeh

"ha ?" ratih menghempaskan bokongnya diatas bangkunya sambil menatap heran kepada kama

"kenapa masuk ruang gak pakai alas kaki ? ada batas sucinya emang ?"

"ck, udah deh kak, malu tau."

"makanya kalau ada peraturan itu ditaati."

"biasanya gak pernah ketahuan kok."

"ck.. ck.. baru kelas satu udah bandel ternyata."

"sepatunya disita ?" imbuh kama

"iya."

"pulang sekolah boleh diambil ?"

"nggak, boleh diambilnya minggu depan pas selesai ujian."

"ck..ck.. kasian. trus ntar lo pulangnya nyeker ?"

"iya, eh kak ntar aku pulangnya nebeng lagi ya. malu kalau musti pulang naik angkot."

"yang dibelakang, dimohon untuk tidak mengobrol, silahkan periksa ulang kolom identitas diri di lembar jawaban." pak nawolo memperingatkan

kama dan ratih pun menghentikan obrolannya.

sepanjang mengerjakan ujian Sosiologi ini, ratih beberapa kali menggesekkan kedua telapak kakinya satu sama lain karena lantai yang ditapaki terasa dingin. bahkan meskipun kakinya menumpu diatas sandaran kaki bawah meja, hawa dingin masih tetap terasa karena kakinya yang tak terbalut kaos kaki dan juga sepatu.

hawa dingin daerah pegunungan memang selalu terasa meskipun matahari sudah meninggi.

kaki kiri kama terjulur ke arah  kaki ratih, ratihpun sedikit tersentak karena betisnya tersenggol kaki lain yang ternyata milik kama.

"angkat kaki lo." bisik kama tanpa menatap kearah ratih

"hah ?"

"taruh kaki lo diatas kaki gue."

"hah ?"

"ck." kama berdecak kemudian menengok kearah ratih dan menatapnya tajam

ratih yang takut dengan tatapan kama pun segera menunduk mencari letak posisi kaki kama. ratih mengangkat kedua kakinya kemudian menumpukan permukaan kakinya diatas punggung kaki kiri kama yang terbalut sepatu kets hitam.

kama sengaja menapakkan kakinya diatas lantai dan bukan diatas sandaran kaki bawah meja karena kaki kama yang terlalu panjang, sehingga kalau harus menumpukkan kakinya diatas sandaran kaki, nanti lututnya bakalan terantuk meja dan gerakan kaki kama terbatas.

telapak kaki yang semula terasa dingin kini menghangat, terlebih kain dari celana panjang milik kama yang kini menempel di betis ratih yang terbuka karena rok pendeknya, memberikan desiran aneh yang merambat memacu degup jantung ratih.

meja yang dipakai di SMA ratih memang tipe meja memanjang yang langsung bisa dipakai untuk dua orang, meskipun kursi mereka berdua agak berjarak, namun jangan abaikan kaki kama yang memang terlahir panjang, sehingga mampu menjangkau kaki ratih .

saat melanjutkan mengerjakan soal ujian sosiologi, ratih beberapa kali menggerakkan telapak kakinya, bukan karna pegal tapi gerakan kakinya timbul tanpa sengaja.

gerakannya pun hanya memainkan jari jemari kaki, namun gerakan sekecil apapun bisa langsung kama rasakan.

sama halnya dengan ratih tadi, kama saat ini beberapa kali kehilangan fokus karena gerakan kaki ratih diatas punggung kakinya.

bahkan bisa kama rasakan, kaki ratih beberapa kali menekannya bergantian dengan tungkai maupun jari jemarinya. gelenyar aneh juga kama rasakan terlebih betis kaki kanan ratih yang menempel dan beberapa kali menggesek kaki kiri kama mencari kehangatan.

gerakan itu mungkin tanpa sadar ratih lakukan, namun efeknya sangat buruk bagi tubuh kama.

terutama bagi nalurinya ...

ahh salahkan saja pelajaran biologi yang dia kuasai

-----------------------------------------------------------
author : kasih rekomendasi cerita yang menarik dong hehehehehe kehabisan reading list nih aku hehehehe

mumpung udah agak longgar,, jadi pengen baca - baca

kasih tau aku judulnya atau link nya juga boleh... makasih







#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang