Long Slow Distance 14

1.8K 275 10
                                    

Kama masih fokus mengamati gelang yang melingkar di pergelangan tangan kiri Ratih. Sedangkan Ratih mulai gelisah dan segera beranjak untuk duduk dengan tangan kiri yang masih berada dalam pegangan Kama.

"Ke___ ken napa kak ?" tanya Ratih pelan, nyaris berbisik.

"Darimana lo dapet gelang ini ?"

Kama menatap datar kearah Ratih, namun sorot matanya berubah menjadi sendu.

"I ___ ini __."

"Kama !!!" panggil seseorang dari arah pintu yang memang dibiarkan sedikit terbuka.

Gadis yang memanggil nama Kama barusan terdiam dan berdiri mematung di depan pintu kamar Kama yang kini telah terbuka sepenuhnya.

Bukan hanya gadis itu, namun Ratih juga menatap keberadaan gadis itu dengan tatapan nanar. Ada rasa sakit yang kembali menyeruak di dadanya.

Kama, satu- satunya yang terlihat santai dengan kehadiran gadis itu.

"Kenapa ?" tanya Kama

Kama bergeser untuk duduk tepat dihadapan Ratih, menggenggam tangan kiri Ratih dengan kedua tangannya. Kemudian menaruh tangan Ratih itu keatas pahanya, sehingga terlihat seperti Ratih yang tengah bersandar di balik punggung Kama.

"Kenapa ?" tanya Kama lagi.

"Gue chat lo, tapi gak dibales."

"Oh, sory. Ada apa ?"

"Gue kesini sama anak - anak. Kita mau ngajakin lo nongkrong."

"Sory, tapi kayaknya gue udah kasih tau lo kalau malam ini gue gak bisa keluar sama kalian."

"Tapi, anak- anak nunggu diluar."

"Biar gue nanti chat langsung si Arwan."

"Lo yakin gak mau ikut ? Ratih diajak sekalian gakpapa kok. Anak- anak pasti paham."

"Nggak usah."

"Ratih lo ajakin aja, dia pasti mau. Iya kan dek ?" gadis itu menatap kearah Ratih yang separuh tubuhnya nampak terhalangi tegap tubuh milik Kama.

"Gue yang gak mau. " jawab Kama tegas

"oke." gadis itu berbalik dengan tatapan kesal dan menutup pintu kamar Kama dengan keras.

Kama merasakan Ratih membalas genggaman tangannya, bahkan kini punggungnya terasa berat. Ratih menumpukan keningnya ke atas punggung Kama.

"Boleh peluk gak sih ? " bisik Ratih

"Apa ?"

"Tapi aku gak mau nambahin dosa." ucap Ratih lagi dengan kekehan pelan.

"Dek."

"Hmm."

"Lo percaya sama gue ?"

"Mungkin."

"Lo percaya sama hati gue ?"

"Entahlah."

"Lo ___ masih sayang sama gue ?"

"Masih."

" Apa masih ada kemungkinan buat kita bersama lagi suatu saat nanti ?"

"Ck, ini kita lagi barengan kak."

"Bukan itu dek." geram Kama mencubit pelan punggung tangan Ratih.

"Lo ____ mau gak nikah sama gue ?"

"Enggak."

"Hah ?"

"Gak mau ."

"Lo tuh ___." Kama melepaskan genggaman tangannya dari tangan kiri Ratih.

Kama kembali duduk diatas karpet dan berkutat dengan buku gambarnya.

-----------------------------------------------------------
author : dikit aja yak.. bentar lagi udah mau end 😭😭😭😭.. kama,,,kalau Ratih gak mau diajakin nikah, nikahnya sama aku aja 😅

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang