penerimaan tamu ambalan

2.6K 328 24
                                    

Puncak acara kegiatan penerimaan tamu ambalan adalah diadakanya Perjusami atau perkemahan jum’at, sabtu dan minggu.

Perkemahan ini diadakan di salah satu bumi perkemahan yang letaknya di lereng merapi atau dekat dengan obyek wisata Gardu Pandang di Magelang.

Setelah mendirikan tenda, seluruh regu diminta untuk berkumpul di sudut lapangan guna pemberian arahan untuk acara selanjutnya.

Setiap regu diminta menunjuk satu orang untuk tetap tinggal di tenda supaya memasak untuk makan  anggota regu. Dan kebetulan sejak awal pembuatan regu memang ratih sudah ditunjuk untuk menjadi koki di dalam regu mereka. Karena hanya ratih satu-satunya yang diketahui pandai memasak.

Dengan cekatan ratih mulai menanak nasi dan menumis kangkung.

“Ada kendala dek ?” Tanya seorang kakak bantara yang diketahui bernama Fajar

“Tidak ada kak .” jawab ratih sambil terus mengaduk masakannya

“regu kamu menunya apa ?”

“Tumis kangkung, tempe goreng tepung sama sambal bawang kak.”

“wah enak tuhh. Jangan lupa nanti setiap regu mengirimkan satu porsi makanan ke tenda sekretariat bantara ya dek.”

“Siap kak.”

Nasi selesai disajikan saat anggota regu ratih berdatangan menuju lesehan di belakang tenda.

“Udah beres tih ?” Tanya Yuraida, ketua regunya

“Udah , aku ijin ke sekre bentar yah ngasih ini.” Ucap ratih seraya memperlihatkan sepiring nasi dengan tempe goreng diatasnya dan semangkuk kecil oseng kangkung.

yuraida mengangguk dan tersenyum.

“semua anggota, silahkan cuci tangan dan ambil piring masing-masing.” Perintah yuraida kepada seluruh anggota regunya setelah kepergian ratih.




ratih kedapatan tengah berdiri menunggu antrean untuk mengumpulkan makanannya.

“dari regu apa dek ?” tanya kakak bantara

“regu anggrek kelas X4 kak.”

“Oke, terimakasih, silahkan kembali ke tenda dan selamat makan .”

ratih mengangguk dan berjalan kembali ke arah tendanya. Belum sempat dia berbelok ke arah tendanya, dia melihat kama tengah berjalan ke arahnya.

kama memasang tampang datar tanpa ekspresi dan berjalan melewati ratih begitu saja.

ratih merasa kesal dengan sikap kama namun memilih  segera masuk menuju bagian belakang tenda untuk makan bersama teman-teman satu regunya.

Saat tengah asyik ngobrol selesai makan , tiba- tiba datang seorang kakak bantara cewek yang ber name tag Fatma.

“Dek, ada yang namanya ratih ?” tanyanya

“Iya saya kak. Kenapa ya ?” jawab ratih

“Sambal kamu masih ?”

“Hah, ehh ?”

“itu si kama pengen nambah sambal kamu. Masih ada nggak ya ?”

“Ohh masih kak, sebentar aku ambilin.”

“oke.”

ratih bergegas menuju arah cobeknya dan mengambil 2 sendok sambal bawangnya kemudian ditaruh di piring kecil.

“ini kak .”

“makasih ya dek.”

“iya kak, sama- sama.”

“Oiya dek, dapet salam dari affan.”

“Ehh. Iya kak . Makasih .”

Selepas kepergian kak fatma, ratih kembali duduk bersama teman regunya di belakang tenda, tepatnya di bawah pohon, menikmati semilir angin. Karena saat siang seperti ini suasana di dalam tenda sangatlah panas. Jadi anggota regu memilih bersantai di belakang tenda yang berdekatan dengan beberapa pohon dan semak-semak.

terlebih jadwal kegiatan memang free sampai jam setengah dua, dimana setelah acara makan ini peserta laki - laki yang muslim diminta untuk ikut shalat jum'at di masjid desa Santing.

Pandangan ratih menerawang ke arah jejeran tenda, pikiranya hanya tertuju pada pesan kak fatma barusan yang menyampaikan salam dari affan.
Senyum hangat tercetak di bibir ratih, kemudian dia menggelengkan kepalanya karena membayangkan senyuman affan.

Lelah dengan imajinasi yang berlebihan tentang affan, ratih mengedarkan pandangannya lagi dan tepat saat itu dia melihat Kama tengah minum di tenda sekre.

ratih terus menatapnya sampai ketika kama selesai minum dan menurunkan botolnya dari bibirnya, dia juga menatap ke arah ratih.

Deg ..

ratih terkesima ketika melihat Kama tersenyum kecil meskipun samar, tapi bisa ratih pastikan kalau senyuman kama barusan itu untuknya . bahkan  sampai detik ini pandangan mereka berdua terkunci satu sama lain.

Kama yang pertama kali memutuskan pandangan mereka karena lemparan sebuah sarung yang mendarat di pundaknya.

terlihat bahwa kama berbicara dengan seorang rekan bantaranya, dan kemudian berjalan meninggalkan tenda sekre menuju masjid.

ratih pun menggelengkan kepalanya, menyadarkan merutuki dirinya yang sempat- sempatnya terkesima dengan senyuman Kama.

tanpa sepengetahuan Ratih yang kini tengah menunduk, Kama baru saja merangkul rekannya dan  menengok sekilas kearah Ratih .

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang