pilihan

2.1K 302 22
                                    

"nggak usah cemburu bro." ucap yudha menepuk pundak kama yang tengah menatap lurus kearah depan

keduanya kini tengah berjalan beriringan dengan rekan bantara lain yang berjalan di belakangnya.

setelah 3 hari disibukkan kegiatan remedial, hari ini sekolah mengadakan kegiatan jalan santai dan menunjuk OSIS sebagai penanggung jawab sekaligus pemandunya.

"gue gak bisa bayangin gimana ngamuknya pak agusman kalau anggota osis sama bantara pramuka pada tawuran." ucap radit yang kini sudah menyamai langkah yudha dan kama

"tawuran apaan ?" tanya kama

"lo di back up sama bantara, trus affan di back up sama osis." jawab radit terkekeh

"gila lo, hati ratih terlalu berharga kalau musti di dapetin dengan cara tawuran dan nyari siapa yang menang."

"terus musti gimana ?"

"biarin ratih sendiri yang nentuin pilihannya. entah itu gue atau affan gue harap pilihannya emang murni dari hati dia."

"tapi bukannya affan kapan itu pernah jalan sama cewek ya ? lo kan liat sendiri juga."

"hmm."

"lo yakin nggak bakalan ngehadang langkah affan buat ngedeketin ratih ?"

"nggak."

"kenapa ?"

"gue takut aja, gue masih belum yakin soal perasaan ratih ke gue. kalau pada akhirnya dia lebih milih affan, yaudah gue gak bisa protes. toh sejak awal ratih emang keliatan suka sama affan."

"lo nggak takut kalau affan mainin perasaan ratih ?"

"nggak. karna gue bakalan selalu siap jadi tempat buat dia lari dan berlindung kalau sampai affan nyakitin dia. kalau memang affan yang dia pilih dan dia terluka karena pilihannya, gue yang akan ngerebut dia langsung dari affan dan nyembuhin luka itu."

"sumpaaaah gentle banget lo." ungkap radit sambil bertepuk tangan

" gue gak mau gegabah bertindak karena ratih sama sekali belum ngambil pilihan."

kini ketiga cowok itu terdiam dengan pandangan lurus menatap kearah sepasang manusia yang berjalanan berdampingan, dia ratih dan affan.

sejak keluar dari gerbang sekolah tadi, affan memang terlihat langsung menghampiri ratih dan berjalan berdampingan. sesekali keduanya tertawa dan gerak - gerik keduanya tak luput dari sorot mata tajam kama.

debaran hari itu, mampu menjadi kekuatan bagi kama untuk berjuang. namun kenyataannya ratih malah menjauh dan menghindar. terlebih ratih sama sekali belum mengambil langkah. belum mendekat ke arah kama atau affan, tapi malah menjauhi keduanya.

ratih terkesan menghindari kama dan affan, bahkan tadi pagi ratih memilih untuk segera menyingkir dari kantin ketika ada affan disana yang berusaha mendekatinya. sampai - sampai dia  tidak  jadi  membeli air mineral untuk bekal kegiatan jalan santai hari ini.

kama tersenyum ketika mendapati nabilla menghentikan langkah kakinya untuk menepi membenahi tali sepatunya.

"nabilla." panggil kama kepada nabilla yang masih fokus membenahi tali sepatunya

"eh, kak kama. kenapa kak ?"

"gue yang harusnya tanya sama lo. lo kenapa ?"

"ohh ini benerin tali sepatu."

"sendirian ?"

"nggak, ini berdua sama kakak. hehehehe."

"ck. dasar." kama memukul kening nabilla pelan dengan botol air minumnya.

#3 TA  ( Kama & Ratih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang