Luka Mayang 03

2K 85 10
                                    

Mayang POV

Apa yang sebenarnya terjadi? Adakah hal yang tidak kuketahui di luar kesadaran?

Janin ini, haruskah aku menggugurkannya? Tidak, ini dosa besar. Aku tidak ingin menanggung dosa karena telah membunuh calon anak sendiri. Namun, apa yang telah menimpaku ini benar-benar di luar dugaan. Tidak masuk akal. Ini anak siapa kalau bukan darah daging calon suamiku sendiri?

Aku lupa memberitahu Bapak semalam. Cermin ini harus segera diangkat ke ruang keluarga. Jika terus menerus di sini, ruang gerak jadi terbatas. Takut juga jika sepupu datang dan bermain-main di sekitar sini, lalu tanpa sengaja menjatuhkan cermin.

Kau yakin hanya karena itu alasanku?

Sebenarnya, aku masa bodoh dengan kemungkinan buruk lainnya. Satu hal yang cukup membuatku takut. Ya, siapa sosok wanita yang mirip denganku ketika itu? Hanya mirip wajahnya, tidak penampilannya. Dia lebih berani dan sedikit menakutkan. Aku tak pernah mengurai rambut seperti itu. Atau menggunakan lipstik merah delima.

Sungguh, itu bukan Mayang yang biasanya. Selama ini orang mengenal Mayang adalah wanita yang sederhana. Lembut dan santun, tak banyak bicara.

***

Kehamilan ini harusnya sudah mulai terlihat. Aku pernah membaca jika hamil karena perzinahan, perempuan itu terlihat biasa-biasa saja. Tak menunjukkan tanda-tanda wanita yang sedang mengandung. Allah menyembunyikan dosa ini, tapi nanti balasannya lebih pedih lagi. Aku tahu, dan aku menangis ketika menyadari hal ini.

Belakangan memang, kesadaranku mudah hilang. Sering melamun dan berbicara tidak jelas. Ibu sering memergokiku berbicara sendiri, marah-marah, atau menangis tanpa suara. Ketika disadarkan, aku merasa tak melakukan apa-apa.

"Bu, kayaknya May memang benar-benar dihamili setan," ucapku ketika ibu sedang memasak. Ia menghentikan gerakan tangannya lalu menatapku dalam.

"Jelaskan kenapa kamu bisa yakin."

"Bukannya Ibu sendiri yang memprediksi bisa aja hal itu terjadi? Buktinya kehamilanku memang aneh. Kalau memang Azmir yang melakukan ini, kehamilanku masih berusia mingguan," jelasku tanpa berani menatapnya.

"Iya, ibu tau. Dari awal memang udah curiga sama kamu. Itu sebenarnya anak siapa. Kamu ditanya ada main sama yang lain jawabnya lupa."

Aku benar-benar lupa! Segalanya terjadi begitu cepat. Aku tidak ingat kejadian empat bulan yang lalu. Tidak mungkin selingkuh dengan lelaki lain. Aku hanya mencintai Azmir.

"May sering pingsan tiba-tiba. Pas bangun terasa capek banget. Padahal nggak ngelakuin apa-apa," kataku.

"Udah, nanti aja dibicarain. Ibu sibuk."

Ya, benar.

Aku bingung dan tak menyangka. Akhirnya, kuputuskan untuk mencari jalan tengah. Memercayai tahayul seperti ini memang jebakan. Semua keluarga mendalami hal supranatural, kecuali aku. Anak yang tak percaya dengan keberadaan makhluk lain di dunia ini.

[Mas, ayo ketemu di tempat biasa. Aku tunggu, sekarang.]

Kirim.

Centang biru itu akhirnya terlihat. Aku meletakkan benda pipih itu di atas kasur. Mengambil jaket dan menyisir rambut.

***

"Kenapa?" Tatapannya khawatir. Juga tangan yang meraih tubuhku tenggelam dalam dekapannya. Hangat.

Momen seperti ini yang kurindukan. Ketika hubungan baik-baik saja tanpa ada masalah menghambat. Sebelum sikapnya yang perlahan berubah. Ia bagaikan psikopat berkepribadian ganda. Kadang romantis, membuatku terbang hingga ke awan. Kadang pula sadis, menjatuhkanku dalam harapan palsu.

Mayang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang