"Oh, ini, nggak papa, kok, Pak. Tadi waktu ke pasar, jalannya becek. Jatoh deh," jawab Mayang berbohong. Kadir menyentuh perban itu dan tersenyum.
"Makanya hati-hati kalau jalan. Yang penting udah dikasih obat. Bapak makan dulu, kamu pasti sudah makan, 'kan?"
"Iya, Pak daritadi malah. Sampe ngantuk Mayang tungguin. Banyak tugasnya, ya?"
"Iya, banyak banget. Kamu tidur aja kalau ngantuk, jangan dipaksa. Habis makan Bapak langsung tidur kok," ucap Kadir. Mayang manggut-manggut dan berjalan menuju dapur. Ia mengangkat nampan berisi lauk pauk untuk ayahnya itu.
Lahap sekali.
Hatinya mendadak pilu. Bagaimana jadinya jika sang ayah tahu yang sebenarnya? Kadir memang penyayang, tapi soal harga diri, dia bisa lebih garang dari singa lapar. Mawar sedari tadi hanya duduk diam di sofa.
"Masuk kamarmu, tidur. Biar ibu yang urus bapak," ucap Mawar sembari berjalan mendekat menuju Kadir.
Wanita itu berjalan pelan menuju kamar. Kadir tertawa kecil bersama ibunya, mereka membicarakan hal-hal menyenangkan. Tak sanggup rasanya bila ia tak lagi dianggap suatu hari nanti. Kehangatan dan kasih sayang keluarga tak lagi ia dapatkan. Dunia memang keras untuk beberapa orang.
Mayang, perempuan 20 tahun yang kini merasa sendiri. Tak ada teman, tak ada yang bisa diajak bertukar pikiran. Tentang apa yang harus dilakukan, tentang jeritan hati yang harus segera diluapkan. Kepada siapa ia mengadu? Hanya tangis yang menjadi pertanda bahwa hatinya benar-benar rapuh.
Tak berdaya.
***
Aneh.
Janin yang tumbuh di rahim Mayang sudah berusia empat bulan. Tandanya, ia sudah diperkosa jauh sebelum malam itu, ketika Azmir menghancurkan segalanya. Namun, mengapa Mayang tak angkat bicara? Adakah sesuatu yang disembunyikannya?
[Berapa bulan kamu hamil?] Pesan masuk dari Azmir, hanya muncul di notifikasi. Ia tak berniat membukanya langsung.
Sesaat kemudian, Azmir menelepon.
Mayang menggeser tombol hijau di benda pipih itu, lalu mendekatkan ke telinga.
"Empat bu ... ah, tidak. Baru tiga mingguan," jawab Mayang.
[Mustahil, May! Aku sudah beri kamu obat supaya kamu nggak hamil. Ini nggak mungkin.]
"Mungkin aja, 'kan? Kenapa bisa nggak mungkin? Kamu yang tahu segalanya saat itu karena aku nggak sadar."
[Aku benar-benar nggak yakin itu anakku. Kamu berani bohong sama aku? Jawab jujur! Jangan melimpahkan semuanya ke aku. Mentang-mentang aku calon suamimu!]
Mayang terdiam, ia menghela napas berat. Ia juga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kehamilan ini sangat janggal dan aneh. Atau mungkin dia hamil anak setan?
"Aku nggak tahu apa-apa. Stop membuatku tertekan." Tangis itu pecah. Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mungkinkah ada makhluk dunia lain yang menyetubuhinya ketika tidur? Benarkah ada kejadian seperti itu di kehidupan nyata? Mayang kurang percaya sebetulnya, tapi itu cukup memberatkan pikirannya.
Kepalanya mendadak pusing, benda-benda di sekitar seperti berputar.
Ia hilang kesadaran.
***
"May, Ibu mau bicara sebentar."
"Kenapa, Bu?"
"Kapan Azmir melakukan perbuatan hina itu padamu?" Mayang tergugu, lagi-lagi pertanyaan yang membuat batinnya tertekan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mayang [END]
Mystery / ThrillerTELAH TERBIT || Part Dihapus Acak! Order novelnya agar bisa membaca keseluruhan -Versi mini seri segera ditayangkan!- Plagiator Harap Menjauh! Pelajari undang-undang hak cipta agar Anda tidak dijatuhi hukum. *** Luka .... Bisakah aku menahannya? Sa...