Chapter 11 |Kita
Awal kisahku.
***
Aku berjalan menyusuri koridor, karena keadaan lenggang sehingga terdengar suara sepatuku bergesekan dengan lantai. Aku tak melewatkan kesempatan untuk menghirup udara yang masih terasa menenangkan jiwa. Hal yang paling aku suka saat berangkat pagi, jauh dari keramaian. Ya.. Kalian salah kalau mengira aku sosok pendiam. Nyatanya bukan, aku termasuk yang nggak suka nutupin pribadiku yang sebenarnya agar terlihat baik dimata orang. Yang paling nggak aku suka, kalau kedamaianku diusik orang.
"tuuuk.."
Nah kan baru aku omongin.
"Woiii botol siapa nih!!!" Aku berteriak, sambil celingak celingak mencari keberadaan seseorang yang berani melempar botol sampai mengenai kepalaku.
Terlihat seorang cowok dengan wajah datar menatapku.
"Lo pelakunya kan?" ucapku dengan tatapan nyalang, menghampirinya.
Bukannya menjawab, cowok itu hanya menatapku datar.
"Eh Lo kalau diajak ngomong jawab dong!!!" bentakku merasa emosi dengan kelakuan cowok ini.
"Oke Shely, maaf." ujarnya sambil melewati begitu saja.
"Dia tau namaku?" batinku merasa heran.
"Woiii.. Mesum Lo!!!!!" ucapku Marah terhadap karna cowok itu telah membaca name tagku.
Tanpa disadari, cowok itu menarik bibirnya membentuk senyuman tipis.
"Cewek unik." gumamnya.
⚫⚫⚫
Bel istirahat yang kunanti dari tadi akhirnya berdering juga. Sebenarnya sih aku malas untuk pergi kekantin, karna pasalnya teman dekatku sedang sakit. Tapi, mau bagaimana lagi? Perutku telah menuntutku untuk bangkit dari tempat dudukku dan menuntunku untuk berjalan sendirian melewati koridor ini. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku, sehingga dengan sendirinya menghentikan langkahku.
"Shelllyyyy!!"
"orang ini." kesalku.
"Apa?" tanyaku pada Dito dengan wajah judes karena telah berani menundaku untuk mengisi perut.
Dia jongkok dihadapanku sambil membawa sebuket bunga mawar yang disimpan dibalik punggungnya dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanannya memegang tanganku.
"Lo mau jadi cewek gue Shel?" ujarnya.
Kejadian ini mengundang banyak murid untuk berbondong-bondong dan bergelombol menyaksikan usaha Dito untuk menjadikanku ceweknya.
"Apa-apaan dah, minggir Gue mau lewat!" sentakku berusaha mengusir Dito dari hadapanku.
"Nggak, sebelum Lo jawab pertanyaan Gue terlebih dahulu." tolak Dito.
"Lo mau minta jawaban dari Gue untuk yang keberapa kalinya? Bukannya Gue udah pernah bilang kalau Gue nggak akan pernah jadi pacar Lo!" ujarku merasa kesal akan tingkah Dito yang tak ada hentinya untuk menembakku.
"Pasti ada alasan dibalik itu!" ujarnya.
"Ya memang ada alasan dibalik itu, Lo mau tau?" tantangku.
"Ya." jawabnya yakin.
"Gue udah punya pacar. Puas Lo!!" ucapku Asal sambil menarik cowok yang melewati begitu saja tanpa memandang wajahnya.
"Maksud Lo Arshal, Shel?" tanya Dito sambil bangkit dari duduknya.
"hah, Arshal. Mampus gue. Oh ayolah, bukannya bebas dari kandang, malah masuk kekandang lagi."
Aku mengangguk, berusaha meyakinkan Dito." Iya, Arshal. Kenapa?"
"Arshal siapa sih, Gue aja nggak kenal siapa itu Arshal. Hihihi."
Urusan Arshal mau marah atau ngak itu kupikir nanti, yang terpenting sekarang aku bisa terbebas dari Dito.
"Oh, jadi ini yang namanya temen Shal. Bukannya Lo udah tau dari awal kalau Gue suka sama Shely?" Dito marah dan memberikan tatapan nyalang pada Arshal. Sedangkan Gue nggak berani noleh sedikitpun untuk memastikan siapa Ashal itu.
"Cuma orang bodoh yang rela berjuang demi dapetin cewek kek gini." ujarnya.
"Eh.. Eh.. Itu kan cowok yang tadi pagi." batinku, merasa kesal akan tingkahnya yang berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikitpun kepadaku.
***
Oh ya maaf baru sempet Update lagi:))
Ayo jan lupa Vote dan comennya ya!!
Saksikan Cerita selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nettled (Altschmerz)✅
Teen FictionComplete✅ Dia pergi Aku yang mencari Aku pergi dari Dia Aku kembali mencari Dia Seribu perjanjian yang Kau buat Sebanyak itulah Kau ingkar Aku pikir masalah itu takkan terjadi lagi Tapi harapan tinggal harapan Kenangan indah datang tanpa permisi K...