Chapter 34 | Luka Sesungguhnya

167 17 2
                                    

Ayo bintang terlebih sebelum membaca
Silahkan berkomentar setelah membaca

***

Chapter 34 | Luka Sesungguhnya

Kenapa kamu tak melarangkuApakah kamu ingin aku benar-benar pergi dari hidupmu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa kamu tak melarangku
Apakah kamu ingin aku benar-benar pergi dari hidupmu?

⚫⚫⚫

Pagi tepatnya jam sepuluh. Lesha bersama kakaknya sampai di bandara soekarno-hatta, Jakarta. Kakanya menyeret koper mereka, sedangkan Lesha menatap nanar Elvan dari belakang.

Lesha berbalik badan, menatap Jakarta. Mengapa rasanya sesulit ini pergi dari Jakarta. Ini suatu pilihan yang tepat bukan. Lalu, kenapa sekarang ia merasa bimbang. Rasanya sangat berat untuk melepas kenangan mereka. Kenangan yang telah ia rajut dan telah ia hancurkan pula.

Jam terus berdetak dan waktu akan segera berlalu. Ia masih memiliki waktu tiga puluh menit untuk kembali kerumah dan membatalkan ini semua.

Lesha membuka tas selempang kecilnya untuk mengambil handphone. Mengecek apakah ada notifikasi diponselnya.

Kemarin saat ia berpamitan kepada teman-temannya mereka semua sangat shock dan melarang Lesha untuk pergi. Sebenarnya ia merasa tidak tega, tapi harus bagaimana ini jalan yang terbaik untuk semuanya.

Lesha membuka roomchat miliknya dan Arshal. Puluhan pesan yang telah ia kirim kepada pemuda itu tak ada satupun yang dibacanya. Lelaki itu bahkan tak mencegah kepergian nya. Apakah Arshal benar-benar menginginkan Lesha pergi untuk kedua kalinya. Mengapa terasa sangat menyakitkan dihati Lesha.

Lima belas menit berlalu, jam terus berputar dan waktu semakin dekat dengan keberangkatan pesawat yang Lesha dan Elvan pesan.

Lesha memejamkan mata. Meyakinkan ini semua pasti akan baik-baik saja.

Tiba-tiba Elvan berbalik badan dan menoleh kepadanya. Membuat Lesha langsung menunduk takut kalau sampai Elvan tahu kalau dia sedang memangis seperti sekarang.

Lelaki itu berjalan dan memeluk Lesha. Membenamkan wajah gadis itu didadanya. Sudah Elvan duga sebelumnya, kalau Lesha nggak bakal baik-baik saja dengan kata pergi.

"Kenapa Arshal nggak ngelarang Lesha pergi kak" Lesha bergumam lirih, air mata yang tadi ia tahan perlahan luruh dengan rasa sakit hati dan kecewa yang ia pendam.

Elvan memejamkan mata. Bibirnya bergetar dengan mata berkaca-kaca tapi ia tahan agar tak ikut menangis. Sakit. Melihat adek yang ia sayang ternyata selama ini menderita karna ulahnya.

Nettled (Altschmerz)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang