Sana POV
Aku sejak tadi sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk di meja kerjaku, sesekali aktivitasku terganggu oleh karyawan lain yang tiba-tiba meminta bantuan padahal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan diriku. Sungguh menyebalkan, apa harus selalu aku yang diandalkan disini!
Jam di tanganku pun sudah menunjukkan angka 6 tepat. Ini biasa setiap harinya, terlebih aku pernah pulang tengah malam jika lembur. Sangat mengesalkan karena Jeongyeon juga tidak pernah mengantarku pulang, apalagi sekarang ia tidak bisa menjemputku lagi karena anak gadisnya itu. Dasar gadis cengeng.
"Sekretaris Sana?" Aku mendongak ketika seseorang memanggilku yang tidak lain adalah kekasihku sendiri.
"Ada apa?"
"Sekarang aku ada pertemuan kan?"
Aku mengangguk mengingat jadwalnya yang sudah ku bacakan tadi pagi di hadapannya.
"Ya sudah, aku ingin kamu mengontrol keadaan disini karena kemungkinan aku akan langsung pulang ke rumah."
"Kau langsung pulang?"
"Hmm... pekerjaanku akan ringan sesudah pertemuan ini nanti."
"Kenapa aku tidak diperlukan? Aku sekretarismu."
"Ini hanya pertemuan dengan satu klien saja Sana, bukan sebuah meeting besar. Aku bisa mengatasinya sendiri."
Aku menghela napas kasar. Bagaimana bisa aku konsentrasi jika dia tidak disini. Tapi tidak mungkin aku menolak, ini mejaku. Di samping dan depanku terdapat karyawan lain yang sekilas pasti memperhatikanku saat ini. Mau tidak mau aku mengangguk dengan tatapan kesal.
"Terima kasih sudah mengerti. Aku janji besok aku akan mengajakmu keluar lagi untuk menebus hari ini." Bisiknya pelan.
Aku tersenyum tipis mendengar janjinya yang manis ini, memang dia tidak pernah mengingkari janjinya. Tapi aku pasti akan sangat jenuh sekarang.
Perlahan Jeongyeon berlalu keluar tapi mataku masih fokus melihat punggungnya dari belakang.
Aku mencintainya? Tidak, aku tidak pernah yakin benar-benar mencintainya. Aku hanya mengincar hartanya saja. Itu karena aku sangat memerlukannya saat ini. Terlebih dia juga tampan ku rasa itu nilai plus untukku bisa berpacaran dengannya walaupun aku lebih cocok menjadi anaknya.
Tak selang beberapa lama bayangan seseorang melintas di depanku dengan santainya. Aku meliriknya sekilas dan tak lama kemudian sebelah alisku terangkat karena memikirkannya.
"Dahyun?" Aku tiba-tiba berdiri dari kursiku, melihatnya dengan jelas yang ternyata benar-benar gadis itu.
"Kenapa dia ada disini?!" Tanpa pikir panjang aku langsung menyusulnya yang sepertinya menuju ke arah ruangan appanya.
"Sihyeon!" Panggilku pelan melihat salah satu pegawai Jeongyeon melintas di depanku.
"Waeyo sekretaris Sana?"
"Bisa aku minta tolong padamu?"
"Tentu saja, minta tolong apa?"
"Ada seorang gadis di ruang kerja CEO. Kau masuk ke dalam tanya apa keperluannya. Jika ia mencari CEO, katakan bahwa dia berada di gudang belakang sekarang."
"Gudang belakang? Bukannya ia sedang-"
"Menurut saja padaku, oke?"
"Baiklah" Sihyeon mengangguk ragu namun perlahan ia melaksanakan perintahku juga. Aku hanya bisa tersenyum miring dan kemudian ikut pergi ke arah yang berlawanan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Different [Slow Update]
Fanfiction[HIATUS] Aku membencimu Perempuan tidak tahu malu SaiDa x JeongMi x JeongSa warning! gxg