21

1.7K 173 19
                                    

Cklek

Dahyun masuk secara perlahan ke dalam kamar tanpa menimbulkan suara keras yang mungkin akan membangunkan Eunha dari tidurnya. Terlihat oleh matanya mangkuk berisi sup yang ia tinggalkan sebelum pergi tadi sudah tinggal setengah tanda jika Eunha telah memakannya. Dia sangat penurut. Tangannya terulur meletakkan obat di atas nakas samping mangkuk tadi lalu mengambil sebuah bolpoin dan kertas dari dalam lacinya.

Menggesekan kedua benda itu hingga tercipta beberapa kata yang Dahyun tulis untuk Eunha. Ia tidak enak jika harus membangunkannya saat ini, dan Dahyun pun juga harus pergi menemui seseorang sehingga memberi pesan kepada Eunha yang mungkin bisa sedikit membuatnya tidak terlalu cemas ketika ia tidak berada di rumah nantinya.

Setelah selesai, ia pergi keluar mencari sebuah kunci cadangan yang bisa Eunha gunakan jika jenuh atau bosan berada di dalam kamar. Tidak mungkin Dahyun tega membiarkannya seperti dipenjara jika mengunci semua pintu di rumah.

"Mungkin aku akan kembali sore nanti. Jaga dirimu baik-baik..." gumam Dahyun lalu menutup pintu kamar pelan dan pergi dari rumah dengan tergesa.

Berjalan sedikit melambat ketika dirinya sudah berada di jalanan utama. Terdapat beberapa taksi berlalu lalang hingga satu diantara mereka mengambil atensi Dahyun dan memberhentikannya seketika.

"Ahjussi, antar aku ke rumah sakit Gwacheon." ujar Dahyun ketika sudah duduk di kursi belakang.

Si lawan bicara mengangguk, menjalankan taksinya ke arah jalan yang menjadi tujuan Dahyun. Jari mungilnya bermain di satu pahanya sementara tangannya yang lain bersandar pada pintu. Menatap luar taksi yang dipenuhi oleh riuhnya orang-orang sekitar yang berlalu lalang. Ditambah bunyi bising kendaraan yang mengantri di depan. Jalanan memang cukup macet hari ini.

"Kemungkinan besar orang-orang yang Sana takuti adalah mereka. Mereka mengawasi Sana sejak kemarin. Walaupun tidak sampai melukainya, tapi aku juga takut jika Ny. Minatozaki akan berurusan dengan masalah ini nantinya. Aku harus membicarakan hal ini dengan Sana." gumam Dahyun sedikit gelisah. Tangannya kini masuk ke dalam tas mininya, mengambil sebuah ponsel dari dalam.

"Halo Sihyeon?" sapa Dahyun ketika panggilan dari ponselnya diangkat oleh si penerima dengan cepat.

"Halo Dahyun-shi? Ada apa?"

"Mmm... Bagaimana dengan pekerjaan disana? Maaf terlalu sering merepotkanmu, bahkan hal yang bukan tugasmu harus kamu lakukan. Tapi aku akan mengurusnya besok."

"Ya... Sebenarnya memang sedikit melelahkan tapi tidak apa-apa. Selagi aku bisa melakukannya, mengapa tidak?"

"Aku benar-benar berterima kasih padamu. Bahkan jika bisa, aku akan berusaha untuk menaikkan gajimu. Tenang saja."

"Baiklah itu impas." balas Sihyeon dengan tertawa pelan dari seberang.

"Aigoo aku selalu tau apa yang diinginkan oleh wanita." kekeh Dahyun mengusap keningnya.

"Kamu juga wanita, Dahyun-shi."

"Ne, tapi aku belum bisa bekerja keras dan mencari uang sendiri. Itulah bedanya."

"Belum kan? Untuk kedepannya pasti bisa."

"Hmm ku harap. Dan bisakah aku minta tolong padamu?"

"Tentu, apa itu?"

"Tolong hubungi appa. Tanyakan kabarnya sebagai alasan mengapa kamu menghubunginya. Juga tanyakan kapan appa dan eomma akan pulang kemari. Tapi jangan katakan jika aku yang menyuruhmu, bilang saja kamu melakukannya karena inisiatifmu sendiri."

"Baiklah... Tapi bolehkah aku tahu kenapa kamu tidak menghubungi mereka sendiri?"

"Tidak apa-apa, aku hanya memiliki sedikit masalah kecil."

Feel Different [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang