Brak!
Dahyun menggebrak meja dimana Eunha duduk disana. Saat ini mereka sedang berada di kantin kampus. Tentu saja gadis berambut pendek itu terkejut bukan main. Apalagi banyak senior-senior di sekitarnya yang mengalihkan pandangan mereka ke arah Dahyun. Membuat Eunha hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya.
"Apa yang terjadi padamu? Sudah mematikan kompor bukan?" tanya Eunha yang kini menumpu dagunya dengan tangannya.
"Tolong jangan bertanya dulu, Eun. Aku sedang mengontrol emosiku." jawab Dahyun mengambil nafas dalam-dalam.
Eunha memperhatikan Dahyun dengan seksama. Lalu mengangguk pelan.
Setelah merasa keadaannya membaik. Dahyun mengadahkan tangannya ke arah Eunha seakan meminta sesuatu darinya.
"Bisa aku pinjam ponselmu?"
Eunha mengambil ponsel di dalam tasnya lalu memberikannya pada Dahyun. Tanpa bicara apapun seperti yang Dahyun inginkan tadi.Dahyun meraih ponsel Eunha lalu mengetikkan sesuatu dan menempelkannya ke telinganya sendiri.
"Hah... Tidak diangkat." keluhnya mengembalikan ponsel itu kepada si pemilik.
"Menelpon siapa?" Eunha membuka suaranya lagi.
"Appa. Tapi tidak diangkat."
"Memangnya kemana appamu?"
"Orang tua ku pergi ke Amerika kemarin."
"Mungkin mereka masih tertidur, Dahyun. Kau tahu kan waktu Korea tidak sama dengan waktu disana." jelas Eunha membuat Dahyun mengangguk pelan.
Ia melihat jam di tangannya lalu menepuk dahinya.
"Aku terlambat." Ujar Dahyun meminum americano Eunha kemudian berlari menuju kelasnya."Yak! Kenapa kau habiskan?!" Teriak Eunha dengan wajah memerah menatap kesal punggung si gadis putih. "Dasar... Kau membuatku semakin gemas." lanjutnya menutupi wajahnya sendiri yang benar-benar memerah. Entah karena menahan amarah atau menahan rasa senang. Ia sendiri pun jugs tidak tahu.
.
.
.
11.45 kst
Dahyun sampai di rumahnya lagi dan mendapati keadaannya masih sama. Tidak ada satupun yang rusak. Termasuk beberapa foto Jeongyeon dan Mina begitupun dengan kamarnya.Dahyun masuk ke kamarnya sembari mengusap dadanya lega. Berniat berganti baju karena ia harus langsung ke kantor setelah ini.
Beberapa detik memasuki kamar, matanya langsung tertuju pada sebuah note yang ditempelkan di cermin. Langkahnya mendekat dan meraih benda itu. Membacanya sekilas.
"S-Sana? Apa ini dari wanita itu?" Pikir Dahyun menyatukan kedua alisnya bingung.
"Dia minta maaf? Sungguh?" ia seakan-akan masih tidak percaya jika Sana yang menulisnya.
Merasa sedikit aneh, Dahyun memilih menyimpan note itu ke dalam laci meja riasnya. Sangat langka jika memang Sana melakukan ini. Kemarahannya tadi pagi ia rasa bisa sedikit membuat Sana mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Different [Slow Update]
Fanfiction[HIATUS] Aku membencimu Perempuan tidak tahu malu SaiDa x JeongMi x JeongSa warning! gxg