18

1.4K 176 34
                                    

Tok tok tok!

"Permisi, bolehkah saya langsung masuk?" Suara seorang yeoja dari balik pintu seketika menghentikan aktivitas Dahyun. Dia mengenali suara itu.

"Tentu, masuklah."

Seorang wanita masuk dengan sebuah senyum ramah yang terukir dari bibirnya. Kedua tangan ia melingkar di pinggang dengan langkah yang perlahan mendekat menghampiri sang atasan.

"Ada apa?" tanya Dahyun menatap manik mata di depannya.

"Saya bingung harus mengatakan ini atau tidak, CEO." ragunya mengusap tengkuknya.

"Katakan saja, tidak perlu ragu atau tidak enak hati jika mengobrol dengan saya, Sihyeon. Saya pasti akan menanggapinya." balas Dahyun meyakinkan.

Sihyeon duduk di sebuah kursi. Meletakkan satu tangannya di atas meja sementara satu tangan yang lain memainkan jari-jarinya di ujung meja tersebut.

"Tadi pagi ada seseorang datang kesini. Saya tidak mengenal siapa dia, tapi dari wajahnya dia terlihat cukup menyeramkan. Persis seperti seorang bodyguard. Postur tubuhnya tinggi dan besar. Lalu dia menanyakan keberadaan sekretaris Sana."

"Kemungkin dia mengenal Sana. Atau mungkin malah temannya." jawab Dahyun tanpa banyak berpikir.

"Tetapi jika mereka saling mengenal, seharusnya ia tahu dimana sekretaris berada saat ini."

Dahyun terdiam. Ucapan Sihyeon barusan ada benarnya juga. Tapi apa dia perlu ikut campur dengan urusan ini?

"Lalu apa hubungannya ini dengan saya?"

"Saya takut lelaki itu punya niat jahat pada sekretaris Sana. Dan saya sudah mengenal baik sekretaris. Jika ada apa-apa dengannya, saya akan merasa sangat bersalah karena saya yang memberitahu dimana keberadaannya."

Dahyun menghela napas panjang. Bangkit dari kursinya dan mendekati Sihyeon yang mulai menunduk.

"Tidak perlu panik,.." ujar Dahyun menenangkan.

"Bisakah kamu memberi saya nomor ponsel Sana? Saya akan mencoba menghubunginya." lanjut Dahyun menyodorkan ponselnya ke arah Sihyeon.

Tanpa banyak berpikir Sihyeon meraih ponsel itu. Menekan beberapa nomor lalu mengembalikannya pada Dahyun.

"Baiklah, sekarang masalahmu biar saya yang tangani. Tenanglah dan lebih baik kamu istirahat sebentar di mejamu. Oke?" bujuk Dahyun yang mendapat anggukan dari Sihyeon.

"Terima kasih, CEO." Sihyeon bangkit dari kursinya, sedikit membungkuk pada Dahyun lalu keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Dahyun yang sedang menatap layar ponselnya.

"Apa aku harus menghubunginya?" pikir Dahyun. Ia sangat ragu untuk memulai sebuah panggilan dengan sekretarisnya.

"Aishh aku takut dia akan mengejekku. Tapi... ah sudahlah!" Dahyun akhirnya menurut dengan otaknya yang menyuruhnya untuk tetap menghubungi Sana.

15 detik berlalu panggilan Dahyun akhirnya terjawab oleh si lawan bicaranya.

"Yeoboseyo? Nugu?" suara khas milik Sana langsung menerobos masuk ke dalam telinganya.

Bibir bawah sedikit ia gigit, namun sejenak kemudian ia mengangguk yakin.

"Sekretaris Sana..."
Dahyun mengerutkan keningnya ketika tidak ada balasan lagi dari seberang.

"Sekreta-"

"Iya Dahyun. Ada apa?"

"Mengapa kau bisa tahu siapa aku?" ungkap Dahyun heran.

Feel Different [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang