"Satu hari berlalu dan aku merindukanmu. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja namun hari-hariku kembali membayangkanmu, aku kira aku tak sanggup menjalani kehidupanku tapi inilah hidupku..."
Sepasang anak manusia saat ini tengah bertemu, tak ada pembicaraan sebelumnya keduanya tampak canggung satu sama lain setelah sekian lama mereka terpisah dan satu fakta baru saja terungkap, kehadiran buah cinta mereka berdua. Apakah hal ini masih bisa disebut buah cinta sedangkan salah satu dari mereka tak menginginkan kehadirannya saat itu ?
"Ehermm...apa kau ingin bertemu hanya untuk berdiam diri seperti ini ?" Ujar wanita itu tampak dingin.
"Mianhae..." terlihat smirk di sudut bibir wanita itu.
"Banyak yang berubah ternyata. Kemana pria yang dulu sangat arogan dan bahkan meminta maaf pun ia tak sudi melakukannya ?" Taeyeon tersenyum mendengar ucapan Tiffany, ia sangat mengerti betapa buruknya ia dimasa lalu.
"Setidaknya aku mulai belajar banyak saat ini..." ujar Taeyeon lirih. Tiffany pun dapat melihat bagaimana Taeyeon saat ini yang terlihat tampak begitu tenang tak seperti Taeyeon yang ia kenal dulu yang begitu arogan dan sombong.
"Kesombonganmu menghilang begitu saja eoh ?" Taeyeon hanya tersenyum sekilas.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu..."
"Mwo ?"
"Apa yang membuatmu kembali ke Korea ?" Ujar Taeyeon menatap tajam Tiffany yang tengah duduk diseberang meja.
"Aku ingin menghancurkanmu..." jawab Tiffany lugas. Taeyeon dapat menangkap keseriusan dari sorot mata wanita itu.
"Wae ?"
"Bagaimana mungkin aku melihatmu bahagia sedangkan aku sangat tersiksa harus menjalaninya sendiri ?" Ujar Tiffany balik. "Kau pikir aku akan baik-baik saja setelah apa yang kau lakukan dimasa lalu ? Kau pikir aku begitu kuat menanggungnya sendiri ? Menghadapi Irene yang selalu menanyakan dimana ayahnya selama ini ?"
"Mianhae..."
"Ssshh...akan lebih mudah jika aku mengatakan ayahnya telah meninggal sedangkan kau masih hidup dengan bahagia seolah tak terjadi apapun." Tiffany menghapus airmatanya kasar mencoba untuk tetap kuat dengan pendiriannya.
"Bagaimanapun juga ia adalah putriku..."
"Kau memanggil dia putrimu sedangkan kau tak pernah mencari dan menanyakan keadaanku sebenarnya saat itu." Ujar Tiffany. "Bukankah semua itu karena kau terlalu takut menghadapi kenyataan yang ada ? Masih pantaskah kau mengatakan jika dia adalah putrimu ? Irene putriku Kim Taeyeon dan jangan pernah mencoba mendekatinya." Ancam Tiffany diakhir kalimatnya.
"Tak bisakah aku memperbaiki semuanya ?" Ujar Taeyeon lemah.
"Kau berujar seolah kau tak terikat dengan siapapun eoh ?" Tanya Tiffany balik. "Aku ingin tau apa yang akan kau katakan saat Jessica masih disisimu saat ini ? Apa kau akan mengatakan hal yang sama atau justru kau akan mengabaikannya ?"
"Anio Fany-ah, aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin mengenal Irene layaknya seorang ayah dan putrinya."
"Irene sudah lama tak mengenal seorang ayah dan hal itu sudah menjadi biasa bagi dirinya..."
"Setidaknya biarkan aku mengenal dia..."
***
Hari berganti, lebih dari dua minggu Jessica tinggal di California bersama dengan adik kesayangannya Krystal Jung. Ia kini tengah duduk santai dengan majalah fashion ditangannya mencoba mengusik rasa sepinya karna Krystal tengah pergi berkuliah saat ini. Ponselnya bergetar diatas meja menandakan sebuah panggilan masuk....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Hurt
General Fiction"Mencintaimu adalah hal yang menyakitkan. Perasaan yang tak dapat aku hapus, suatu perasaan yang menyedihkan." Ketika sebuah perasaan cinta bertarung dengan keegoisan hati. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya ?