"Kau tak bisa kembali ke waktu yang telah kau tinggalkan, kenangan yang seolah aku lupakan kini kembali hadir memangsaku."
Kenyataan yang ingin tertutup rapat pun akhirnya kembali ke permukaan juga. Seorang pria dengan raut wajah yang sangat menyedihkan duduk termenung disudut taman. Wajahnya tampak jelas raut kekecewaan penyesalan dan rasa bersalah yang teramat dalam, setelah kepergian seorang wanita beberapa saat lalu dengan pembicaraan yang mereka berdua lakukan seperti sebuah tamparan keras untuk dirinya.
"Apa kau tau hal yang sangat menyedihkan untukku saat itu ?" Ujar Jessica. "Saat seseorang tak bisa menjadi eomma yang baik untuk anaknya."
"Apa maksud dari perkataanmu Sica ?"
"Kau mungkin tak pernah memikirkan hal ini Taeng, tapi aku seorang wanita calon ibu tapi aku harus kehilangannya dan tak bisa menjaganya dengan baik." Ujar Jessica meluapkan semua isi hatinya.
"Apa kau...?"
"Ne, aku mengandung benihmu dan aku kehilangannya saat aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita." Ucapan Jessica seketika membuat Taeyeon benar-benar terkejut. Bukan karna ia tak terima jika Jessica mengandung anaknya tapi ia benar-benar merasa menjadi pria yang brengsek saat Jessica harus kehilangan benihnya sendirian tanpa dirinya. "Aku bahkan tak menyadari kehadirannya hingga membuatku harus kehilangannya..." Pipi Jessica benar-benar basah kembali mengingat kejadian yang sangat ingin ia lupakan.
"Mianhae Sica aku tak pernah mengerti akan hal itu, aku sangat menyesal begitu bodoh untuk tak ada bersama denganmu."
"Aku yang memutuskan untuk pergi darimu Taeng aku tak menyesali itu, hanya saja aku sangat menyesal karna tak bisa mempertahankannya." Ujar Jessica, Taeyeon tak pernah menyangka jika perempuan ini benar-benar memiliki tekat yang kuat dengan pilihannya. Hal itulah yang membuatnya selama ini dapat bertahan dengan baik, meski menyembunyikan rasa sakitnya sendiri.
"Bukankah jika kau seperti itu justru membuatku kini semakin terlihat brengsek ?" Tanya Taeyeon. "Aku membiarkanmu pergi menghadapinya sendiri, menyimpan rasa sakit itu sendiri dan setelah sekian lama aku baru datang untuk menemuimu ? Mianhae Sica..."
"Bukankah aku bilang padamu jika semua itu adalah pilihanku ? Aku melepaskanmu saat itu agar kau bisa menyelesaikan hal yang selama ini kau sesali. Bagaimana apa kau telah jauh lebih baik sekarang ?" Tanya Jessica ringan
"Kau masih mampu bertanya bagaimana diriku sedangkan kau melewati semuanya sendiri selama ini ?"
"Wae ? Kau merasa kasihan setelah aku menceritakan apa yang aku alami selama ini ?" Ujar Jessica tenang. "Hal seperti inilah yang tak ingin aku lihat dari kalian."
"Tapi kau tak bisa menyimpan semua ini sendirian seperti ini. Aku berhak tau karna kau menjadi seperti ini karna perbuatanku."
"Wae ? Kau mau bertanggung jawab ? Apa yang ingin kau pertanggungjawabankan sekarang ? Semua sudah berlalu karna itu semua adalah masa lalu hidupku." Ujar Jessica dingin.
"Kau mencoba kuat dengan berlindung dibalik sifatmu itu eoh ?" Ujar Taeyeon balik. "Berhenti bersikap seolah kau baik-baik saja Sica..."
"Arraseo, aku memang sedang tak baik dan tak bisa menjadi baik setelah kejadian itu. Tapi aku tak butuh seseorang hanya datang untuk mengasihiniku." Ujar Jessica yang mulai beranjak dari tempat duduknya. "Pergilah Taeng, bertemu denganmu sama halnya membuka kembali luka yang sudah lama ingin aku tutup."
"Tunggu. Aku datang karna ingin kau kembali denganku Sica." Ujar Taeyeon tulus. "Aku mencintaimu..."
"Gomawo untuk hal itu tapi mianhae karna aku tak bisa kembali denganmu Taeng. Pergilah..." Ujar Jessica sebelum benar-benar melangkahkan kakinya. "Aku harap ini menjadi pertemuan terakhir kita." Ujar Jessica sebelum kembali melangkahkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Hurt
General Fiction"Mencintaimu adalah hal yang menyakitkan. Perasaan yang tak dapat aku hapus, suatu perasaan yang menyedihkan." Ketika sebuah perasaan cinta bertarung dengan keegoisan hati. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya ?