Love & Hurt -9-

803 116 24
                                    

"Dapatkah aku menghapusnya tanpa tersisa? Dapatkah aku melarikan diri dari ingatan tentang cinta ini ? Kau tertinggal dalam ingatanku seakan menjadi duri."





Chapter 9

Seorang gadis tampak bermain dengan ceria disebuah taman yang tak jauh dari tempat ia tinggal. Ia kini tengah belajar mengayuh sepeda sedangkan berbanding terbalik dengan sang ibu yang tak dapat mengendarai sepeda.

"Lepaskan Mom, Irene bisa..." ujar gadis itu percaya diri yang tampak dapat menyeimbangkan kayuhannya.

"Andwae...kau akan terjatuh jika mommy melepaskan ini..."

"Ania gwenchana, Irene bisa..." ujarnya kembali riang. Dengan berat hati Tiffany mencoba melepaskan pegangannya pada sepeda kecil tersebut. Irene tampak sangat senang karena ia dapat mengayuh sepeda itu dengan baik, hingga ia tak memperhatikan jalan dihadapannya yang berlubang.

"Irene...."

"Arrrghhh..." jerit gadis kecil tersebut saat ia tak dapat mengendalikan laju sepedanya kini hingga seseorang berbadan tegap menghentikan laju sepeda Irene sebelum gadis kecil itu terjatuh.

"Apa kau baik-baik saja nona muda ?" Tanya pria itu ramah dengan senyum khasnya.

"Apa kau terluka sayang...?" Ujar wanita paruh baya yang kini mengisyaratkan pria itu untuk pergi.

"N...ne nan gwenchana..."

"Irene...apa kau baik-baik saja sayang ?" Ujar Tiffany khawatir dengan putrinya yang hampir saja terjatuh.

"Ne Mom, it's okay..." Tiffany mengecek keadaan Irene hingga ia baru tersadar siapa wanita paruh baya yang membantu putrinya tersebut.

"Dia gadis yang cantik Tiffany-sii..."

"Gamsahamnida atas bantuan anda, kami permisi..." ujar Tiffany

"Tunggu..." cegah wanita paruh baya tersebut. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu Tiffany-ssi..."

"Sepertinya tidak ada hal yang perlu kita bicarakan lagi mrs. Kim, jeongsohamnida..."

"Apakah aku harus mengungkapkannya dihadapan putrimu saat ini juga akan kebenaran yang kau sembunyikan ?" Seketika langkah kaki Tiffany terhenti saat itu juga. Tiffany berbalik menatap wanita paruh baya itu tak menyangka. "Aku tak akan mengusik kehidupan kalian, hanya saja biarkan aku menanyakan beberapa hal..."

Tiffany menghela nafas dalam menetralkan nafasnya yang sedikit tercekat dengan ucapan wanita itu. "Baby bisakah kau bermain disana sebentar ?"

"Ne Mom..."

"Jangan bermain terlalu jauh arra...."

****

Taeyeon dan Jessica terlihat tengah bersama disebuah pusat perbelanjaan, Taeyeon mengikuti Jessica yang beberapa langkah di depannya yang tengah memilih beberapa bahan makanan untuk mengisi lemari pendingin di apartemen Taeyeon, sedangkan pria itu terlihat tengah mendorong troli yang telah berisi beberapa buah sayur serta daging disana.

"Bukankah sudah cukup baby ?"

"Chakkmanayo..." ujar Jessica mengecek belanjaan mereka. Belanja seperti ini sejujurnya membuat Taeyeon malas harus memilih dari satu tempat ke tempat lain sedangkan dia bisa saja dengan mudah memerintah asistennya untuk melakukan ini dan menyiapkan segalanya akan tetapi berbeda dengan Jessica, wanita itu sengaja melakukan ini untuk Taeyeon bukan tanpa sebab hal-hal semacam ini sebagai salah satu bentuk cara agar Taeyeon dapat bersabar dan merendahkan egoismenya.

Love & HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang