Love & Hurt -8-

946 125 33
                                    

“Kau tak tau isi hatiku,tidak apa-apa bahkan jika aku menangis. Tetapi aku merasa begitu sakit ketika melihatmu kembali. Cinta itu hanya aku yang mengetahuinya…!!!”




Chapter 8



Malam menjelang, sinar matahari kini berganti dengan cahaya bulan yang menyinari malam kota Seoul yang tak pernah sepi. Seorang pria tampak duduk disebuah kursi dengan pemandangan malam yang bertabur bintang menambah keindahan dari balik jendela apartemen miliknya. Ia dengan perlahan menyesap bir kaleng yang ia genggam saat ini.

“Kenapa aku tampak seperti pria yang menyedihkan ?”

Pria itu bergumam sendiri dengan mengulum senyumnya.

“Apa yang akan terjadi setelah ia benar-benar kembali saat ini ?”

Pandangannya menerawang jauh keluar jendela. Pikirannya kembali berkecamuk atas perasaannya dimasa lalu dan saat ini terlebih seseorang kini telah mengisi hari-harinya.

Tiffany keluar dari dalam kamar Irene yang baru saja terlelap. Ia kini terlihat membuka laptop nya dengan mengecek beberapa email masuk dan membalasnya, ia benar-benar tampak serius dengan setiap pekerjaan yang ia ambil saat ini. Hingga dering suara ponselnya tampak bergetar diatas meja, sebuah nama terpampang jelas di layar ponsel miliknya.

“Yoboseyo…”

“Kau belum tidur ?”

“Anio, aku tengah mengecek beberapa email yang masuk Yul…”

“Kau bekerja dengan sangat keras eoh ?”

“Setidaknya aku harus memastikan agar semuanya berjalan dengan baik Yul. Bagaimana kabarmu ?”

“Kau hanya ingin perusahaan berjalan dengan baik atau kau ingin memastikan jika Taeyeon harus waspada dengan perusahaan kalian ?”

Tiffany tampak mengulum senyumnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan Yuri.

“Ania, aku hanya ingin menerapkan apa yang aku pelajari di Amerika berjalan dan cocok dengan bisnis yang sedang kita jalani di Korea.”

“Ne…arraseo. mianhae karena membawa namanya dalam percakapan kita.”

“Gwenchana…”

“Hariku di Busan tampak menyedihkan tanpa melihat senyum kalian…”

Tiffany tersenyum simpul mendengar kalimat yang baru saja diucapkan pria ini.

“Jika seperti itu pastikan pekerjaanmu disana selesai dengan baik dan segeralah kembali…”

“Arraseo, aku merindukan kalian…”

“Ne…”

“Baiklah aku akan menutup teleponnya, jaga kesehatanmu Fany-ah jangan terlalu memaksakannya.”

“Ne…arrasoyo.”

“Arra, jaljineso…saranghae.”

Love & HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang