“Fakta bahwa aku memiliki banyak kekurangan, kebenaran jika aku tak sempurna dan menyedihkan jika aku telah kehilanganmu…”
Taeyeon baru saja turun dari mobil, ia kini tengah berada dikantor yang mulai ia kelola sendiri tanpa embel-embel keluarga Kim dibelakangnya. Kemampuan Taeyeon dalam bidang bisnis memang tak lagi diragukan hal itu membuat beberapa temannya dalam dunia bisnis berani menanamkan modalnya untuk perusahaan baru Taeyeon.
“Selamat pagi sajangnim…” ujar sekretaris Taeyeon, Lee Sunny.
“Pagi, apa ada jadwal penting hari ini Sunny-ah ?” Tanya Taeyeon
“Anda ada meeting jam 10 dengan perwakilan Jo inc. berkas yang harus anda pelajari ada diatas meja.” Terang Sunny, Taeyeon merekrut Sunny sebagai sekretarisnya melalui rekomendasi assisten pribadinya dulu. Sejauh ini gadis bermarga Lee tersebut dapat diandalkan olehnya.
“Okey, gomapta..”
Taeyeon kini tampak serius dengan berkas-berkas yang harus ia pelajari ditangannya. Kembali merintis usaha dari bawah bukan hal yang mudah akan tetapi sejauh ini ia cukup bersyukur dapat menjalaninya dengan baik, jikapun gagal ia harus kembali menumbuhkan semangatnya untuk bangkit dari bayang-bayang keluarganya. Taeyeon terdiam sejenak saat ponselnya berdering…
“Yoboseyo ?”
“Apa kau sibuk saat ini ?”
“Masih ada 30 menit sebelum aku meeting dengan klien.”
“Arraseo mianhae jika mengganggu waktumu.”
“Ania, apa hal yang penting hingga kau menelponku Fany-ah ?”
“Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu untuk menjemput Irene dari pulang sekolah nanti karna aku ada meeting mendadak. Tapi sepertinya kau pun juga sibuk saat ini.”
“Arraseo gwenchana, aku akan menjemputnya setelah meeting selesai.”
“Apa aku tak merepotkanmu ?”
“Ania…”
“Arraseo gomawo…”
Jika seperti ini mereka benar-benar seperti pasangan yang bergantian membagi tugas untuk membesarkan anaknya. Pasangan ? Sebuah pemikiran yang kini mungkin tak terfikirkan untuk Taeyeon. Bertemu dan dekat dengan putrinya saja sudah menjadi sebuah hal yang sangat membahagiakan untuknya.
Dibelahan bumi lain, seorang wanita tengah bergelung dengan selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya merajut mimpi dalam tidurnya. Masihkah hal ini disebut merajut mimpi sedangkan ia masih saja terbangun ditengah malam dengan mimpi yang sama ?
“Ssssshh…aku membencimu Kim Taeyeon.”
“Hiksss … Bagaimana bisa kau begitu berpengaruh saat ini dalam hidupku ?”
Ia segera mengusap wajahnya kasar mencoba menghapus kelemahan yang tersirat diwajahnya. Kaki jenjangnya turun dari atas ranjang berjalan mendekati jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota dimalam hari yang seharusnya menenangkan dengan lampu berkelap kelip layaknya bintang akan tetapi untuk wanita ini, ia hanya menatap kosong keluar jendela dengan berbagai pikiran dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Hurt
General Fiction"Mencintaimu adalah hal yang menyakitkan. Perasaan yang tak dapat aku hapus, suatu perasaan yang menyedihkan." Ketika sebuah perasaan cinta bertarung dengan keegoisan hati. Siapakah yang akan menjadi pemenangnya ?