Prolog

2.6K 67 24
                                    

Penulis :
Elfia yulianur fiaaanr
Septiana fatihatul M. septianafm
.
.
Happy reading.🌿
.
.
.

Kehilangan adalah hal yang paling menyakitkan. Terkadang ingin merelakan, tetapi tidak bisa. Jikalau hati sudah terpaut, logika pun kadang tak berguna.

Aku memandang ke arah jendela. Menyaksikan hujan yang turun begitu lebatnya. Aroma pertikor yang memyeruak masuk ke dalam indra penciuman. Satu persatu, kenangan bersama lelaki itu berputar dalam memori.

“Hahah … nggak, kok. Oh yah, Btw kok lo jadi cerewet gini, sih?”

“Maksud lo?”

“Yaa … kan dulunya lo itu orangnya dingin, kalo bicara singkat-singkat banget. Terus sekarang jadi cerewet,” ucapku panjang lebar.

“Oh itu … yaa inilah sikap asli gue, gue hanya akan bersikap seperti ini pada orang yang buat gue nyaman,” jawabnya.

Ah pipiku bersemu merah mengingat kenangan manis itu. Akan tetapi, sedetik kemudian, mengingat bagaimana keadaan lelaki itu sekarang, aku menjadi sedih. Takdir benar-benar rumit. Sama rumitnya dengan kelanjutan hubunganku dengannya.

******

this is a story by a member of Auothor Explorer Batch-3, group 2.

We hope, this story will cheer you up✨

Jangan lupa vote+koment👉👈
See you next part.🌿

Salam dari kami,

Author Explorer.




Alkana || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang