Penulis:
Elfia yulianur fiaaanr
Septiana fatihatul M. septianafm
.
.
Happy reading.🌿
.
.
.“Al, gue belum bales chat lo yang kemarin, ‘kan? Oke, kita putus!”
Setelah mengatakan itu, dadaku berubah menjadi sesak. Cairan bening dari mataku pun mengucur semakin deras. Aku hendak meinggalkan rooftop, sebelum akhirnya Alka menarik tanganku.
“Maksud lo apa?” tanya Alka dengan wajah polosnya. Ralat, sok polosnya.
Aku berdecih—muak, lalu dengan kasarnya, aku melepas tangan Alka yang meliliti pergelangan tanganku.
“Selamat, karena lo adalah cowok pertama yang gue tangisin semalaman,” ucapku seraya mengembalikkan handphone milik Alka.
Badai ‘kekecewaan’ yang meluruhkan sebagian jiwaku, membuat kakiku bergerak meninggalkan cowok yang kini sedang bergeming bingung—mungkin ia sedang berusaha mencerna situasi ini.
Aku keluar dari rooftop dengan memborong stok air mata yang melimpah. Saat aku melewati lorong kelas sebelas, aku berpapasan dengan Bara.
“Eh, Na. Lo da ....” Bara menggantungkan kalimatnya, “Lo nangis?” lanjutnya.
Aku tak menghiraukan pertanyaan dari Bara, hingga akhirnya wajah Bara berubah menjadi merah padam setelah melihat sesosok lelaki yang mengekoriku.
“Lo apain lagi Ana, hah!” bentak Bara.
Alka hanya diam.
“JAWAB BANGSAT!”
Bughh ... Bughh ... Bughh ....
Tiada ampun, Bara memukuli wajah Alka sampai keluar darah segar di sudut bibir Alka. Biasanya, Alka tidak akan membalas pukulan Bara—karena menurutnya emosi bukan cara menyelesaikan masalah, tetapi kali ini cowok itu kehilangan kesabaran dan kendalinya. Alka yang tenang kini berubah menjadi sosok monster yang menyeramkan.
“Gue nggak ada masalah sama lo, Anjing!” pekik Alka sembari melayangkan satu pukulan ke wajah Bara.
Tangisku pun semakin pecah melihat adu jotos yang dilakukan Alka dan Bara. Aku berusaha melerai keduanya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang mau menurunkan kadar emosinya.
Dengan badan yang bergetar hebat, aku berusaha menelusup ke dalam ‘ruang’ perkelahian itu. Tak kusangka, satu pukulan mendarat di pipi kananku. Pukulan penuh amarah itu berasal dari tangan Alka.
Aku memegangi pipiku yang berubah menjadi warna merah kebiru-biruan.“STOP! GUE MOHON BERHENTI!” teriakku yang membuat Alka dan Bara diam.
“KALIAN PARA COWOK SAMA AJA! GUE BENCI SAMA KALIAN!”
Dengan tersedu-sedu, aku berlari meninggalkan Alka dan Bara yang berusaha meneriaki namaku.
“ANA, LO MAU KE MANA?” teriak Bara.
“NA, DENGERIN PENJELASAN GUE DULU!” Dan itu adalah suara Alka.
*******
Aku memilih pulang ke rumah, padahal sekarang masih pukul 10.30—yang artinya bel pulang SMA Bagaskara belum berbunyi.
Sesampainya di rumah, aku dihadang oleh mama yang sedang membaca majalah di ruang keluarga. “Loh, Sayang ... kok jam segini udah pulang?”
Aku mengacuhkan pertanyaan itu dan berlari menuju kamarku.
“Ana! Kamu kenapa, Nak?”
Mama berusaha mengejarku ke kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/213931354-288-k392731.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkana || END
Teen FictionHi heart! Sebuah aplikasi pencarian jodoh mempertemukanku dengannya. Dia yang selama ini membuatku senyum-senyum sendiri, namun tak pernah aku ketahui identitasnya. Sebut saja dia adalah 'My Prince'. Di sisi lain, terdapat seorang pemuda berhati es...