Penulis:
Elfia yulianur fiaaanr
Septiana Fatihatul M. septianafm
.
.
."Lo pernah tahu? Kenapa Mama jarang ada di rumah dengan alasan ke luar negeri?" tanya Bara sinis—kepada Alka.
Aku memegang lengan Alka, dan mengusap-usapnya, untuk menenangkan emosinya.
"Lo kenapa bisu sih?"
"Bar! Jelasin aja semuanya!"
"Wah... Pacarnya marah?" ledek Bara.
Aku menatap Bara yang sedang tertawa mengejek. Kemana Bara yang dulu? Yang selaku baik sama aku.
"Oke gue jelasin semuanya! Lo, orang yang udah buat Mama meninggal!" tunjuk Bara—kepada Alka.
"Heh! Asal Lo tau, gue juga pernah koma waktu itu," balas Alka.
"Mau Lo koma kek, atau bahkan meninggal, gue nggak urus! Yang jelas, Lo yang udah buat Mama meninggal!" teriak Bara.
Alka melepaskan cekalan tanganku di lengannya, lalu maju ke arah Bara.
"Mama? Nggak salah? Mama gue kali" ejek Alka.
Bugh....
Satu pukulan dari Bara mendarat di wajah Alka. Aku hendak maju, namun cekalan tangan dari 2 pria berbadan kekar tadi, menghentikanku. Aku mencoba berontak, tapi yang ada, mereka malah semakin mengeratkan cekalannya.
Aku membelalakkan mata, ketika melihat Bara mengeluarkan pistol dari saku jaketnya, dan mengarahkan ke Alka.
"Bar! Lo gila? Hah?!" teriakku.
"Gue nggak gila Na, gue waras," balas Bara.
Bara semakin mendekat ke arah Alka, disusul oleh David yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu.
Aku beringsut mundur, ketika David berjalan ke arahku.
"Mau ngapain Lo?" tanyaku dengan takut.
"Nggak usah takut dear, gue nggak ngapa-ngapain kok," balasnya.
Aku merinding takut. Kenapa bisa Bella pacaran dengan dengan phsycopat seperti David? Tapi tunggu dulu, kenapa aku juga bisa sahabatan dengan Bara? Rupanya takdir sedang mempermainkan kami.
"Kita liat pertunjukannya sama-sama," bisik David.
Pertunjukan? Pertunjukan apa yang dimaksud David? Namun aku memilih untuk mengabaikannya.
"Kenapa Lo harus minta ditemenin sama Mama waktu itu? Kenapa bukan Papa Lo aja? Gara-gara sifat keras kepala Lo, Mama jadi meninggal!" teriak Bara—yang langsung mengalihkan perhatianku dari David.
"Asal Lo tau, Papa Lo itu perebut istri orang, mereka menikah diam-diam saat gue berumur 1 tahun, tanpa sepengetahuan Bokap gue," jelas Bara sambil mengepalkan tangannya, "gue aja kaget ketika tahu, ternyata gue punya saudara atas nama Alka whidarma, hahah... Lucu kan?" Bara tertawa sumbang, seakan-akan menertawakan takdirnya.
Aku melotot kaget, seakan-akan bola mata ku ingin keluar. Aku tidak percaya terhadap yang baru saja diucapkan Bara.
"Lo kalau ngomong jangan ngawur ya!" bentakku.
"Hahaha.... Ngawur? Gue nggak ngawur Na, gue serius!"
Aku menoleh ke arah Alka, "Al, apa itu benar?"
Alka menatapku, aku jadi salah tingkah dibuatnya. Namun, ini bukan waktunya untuk baper.
"Gue juga nggak tau, Na."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alkana || END
Fiksi RemajaHi heart! Sebuah aplikasi pencarian jodoh mempertemukanku dengannya. Dia yang selama ini membuatku senyum-senyum sendiri, namun tak pernah aku ketahui identitasnya. Sebut saja dia adalah 'My Prince'. Di sisi lain, terdapat seorang pemuda berhati es...