"Exelle," desah Shaen disela ciuman Exelle. Mendengar desahan Shaen, tangan Exelle yang satunya semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Shaen. Exelle merindukan wanita ini, sangat merindukannya. Bahkan dia rela tak tidur karena ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa bersama Shaen lagi.
Exelle seakan gila, ya... Gila karena Shaen yang jauh darinya. Bahkan Exelle rela dari bandara langsung ke rumah Shaen. Padahal penerbangannya sangat lama dan melelahkan.
Shaen yang sangat merindukan Exelle akhirnya pasrah dengan perlakuan Exelle. Dia tak ingin lagi menahan perasaannya. Dengan sedikit keberanian, dia membalas ciuman Exelle. Melumat bibir Exelle dan membuka mulutnya agar Exelle bisa menjelajah ke dalamnya. Tangan Shaen kembali meremas rambut Exelle dan membuatnya berantakan.
Shaen menutup mata, merasakan dan menikmati sensasi yang dia dapatkan dari Exelle.
Gantian Exelle yang mendesah disela ciuman mereka. Bibir Shaen sangat nikmat, apalagi sekarang Shaen sedang membalas ciumannya, hal yang tak pernah Shaen lakukan sebelumnya. Hal itu menyulut api gairah dalam diri Exelle dan membakarnya.
Mereka saling melampiaskan rasa rindu, saling membakar gairah satu sama lain, saling memberi dan menerima.
Shaen yang terlena dengan ciuman Exelle sampai tak sadar bahwa Exelle sudah mendorongnya ke ranjang dan menindihnya. Bibir Exelle masih terus melumatnya sampai akhirnya mereka kehabisan nafas dan berhenti saling melumat. Nafas mereka terengah seakan habis berlari berkilo-kilo meter.
"Kenapa kamu bisa sampai di depan pintu kamarku? Ini belum waktunya kamu pulang."
"Apakah kamu merindukanku?"
"Exelle kamu belum jawab pertanyaanku?"
"Kamu juga belum jawab pertanyaanku," kata Exelle sambil menyingkirkan rambut yang ada di kening Shaen dengan jarinya.
"Kapan kamu sampai sini?"
"Satu jam yang lalu."
"Astaga Exelle, kamu dari bandara langsung kesini?"
"Yup"
Shaen pun mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Exelle dan mengendus aroma Exelle disana.
"Iiiisstt, tubuhmu bau keringat, mandi sana!"
"Bersamamu?"
"Enggak, aku barusan mandi. Mandi sana, aku siapkan makanan untukmu, perutmu pasti kosong. Aku tak mau kamu sakit lagi."
Exelle pun akhirnya mengangguk menyetujui saran Shaen karena memang perutnya sangat lapar saat ini. Tetapi Exelle tak begitu saja menjauh dari Shaen.
"Katakan kamu merindukanku!"
Shaen hanya tersenyum melihat ekspresi Exelle. Karena Shaen tak berkata apa-apa, sambil cemberut Exelle berkata, "padahal siang malam aku menyelesaikan pekerjaanku agar bisa secepatnya menemuimu ternyata kamu tak merindukanku."
"Aku marah padamu," jawab Shaen.
"Marah? Apa kesalahanku?"
"Selama kamu pergi, kamu tak memberi kabar sama sekali padaku, aku berpikir kamu sedang bersenang-senang dengan wanita cantik disana."
"Kamu cemburu?"
"Tidak, aku tak cemburu."
"Iya kamu cemburu sayang."
"Sejak kapan aku menjadi sayangmu?"
"Sejak sejak saat ini," kata Exelle tegas.
"Aku Kakak Iparmu, Exelle. Apakah kamu lupa itu?"
"Tidak, kamu bukan Kakak Iparku. Semenjak kematian Kak Axelle, statusmu menjadi wanita bebas. Dan aku bisa memilikimu, itu tidak melanggar hukum."
Shean tersipu malu saat Exelle bilang akan memilikinya. Meskipun tak ada kata cinta keluar dari mulut Exelle tetapi itu sudah cukup membuat Shaen bahagia.
"Sudahlah, sana mandi."
Exelle pun mencium bibir Shaen sekilas kemudian pergi ke kamar mandi.
Shaen pun turun ke ruang makan dan menyiapkan makanan. Kebetulan dia juga belum makan karena galau memikirkan Exelle. Sekarang setelah Exelle bersamanya nafsu makannya kembali normal.
Semenjak saat itu, hubungan Shaen dan Exelle semakin dekat. Bahkan jika tak ada orang, Exelle akan mencium Shaen dengan menggebu. Shaenpun tak menahan lagi perasaannya kepada Exelle, dia akan menerima ciuman Exelle dengan senang hati. Benar kata Exelle, dia wanita bebas saat ini jadi dia bisa menjalin hubungan dengan siapa saja.
Beberapa minggu setelahnya gantian Shaen yang harus pergi ke beberapa kantor cabang G-Company.
"Benarkah kamu harus pergi? Aku akan ikut bersamamu," kata Exelle dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.
"Aku harus benar-benar pergi Exelle. Ini projekku, aku tak bisa mempercayakan semuanya kepada orang lain sebelum projek ini berjalan lancar. Dan kamu tak bisa ikut bersamaku, jika kamu ikut, siapa yang handle perusahaan. Ingat projekmu juga banyak disini," jelas Shaen.
Exelle mendekati Shaen.
"Baiklah, berikan aku satu ciuman sebelum dirimu pergi.""Tidak, ciumanmu akan membuatku ketinggalan pesawat."
Exelle tersenyum mendengar jawaban Shaen.
"Itu karena kamu selalu menikmati ciumanku sehingga aku tak tega mengakhirinya."Shaen langsung melotot mendengar pembelaan Exelle.
Exellepun tertawa dan menarik tubuh Shaen kedalam pelukannya.
"EXELLE, lepaskan aku."
"Nggak sebelum kamu menciumku dulu."
Belum sempat Shaen lepas dari pelukan Exelle, bibir Exelle sudah melumatnya. Shaen yang semakin mahir berciuman karena belajar dari Exelle, akhirnya membalas ciuman Exelle. Suara bibir yang bertautan memenuhi ruang kerja mereka.
"Hmmm Exelle stop...hmmm..."
Exelle seakan tak mendengarnya bahkan pelukan Exelle malah semakin erat."Auw...auuuw...sakit sayang," jerit Exelle kesakitan karena Shaen mencubit pinggang Exelle sekeras mungkin.
Setelah ciumannya berhenti, mereka baru sadar bahwa dandanan mereka berantakan. Lipstik Shaen belepotan kemana-mana, yang pastinya belepotan juga di bibir Exelle. Rambut Exellepun tak kalah berantakannya dengan Shaen. Menyadari hal tersebut, dengan tersipu malu Shaen mengambil tisu untuk membersihkan mulutnya dan mulut Exelle.
"Kamu menyakitiku," kata Exelle disela kesibukan Shaen membersihkan bibir Exelle.
"Salah kamu sendiri, aku sudah bilang stop tetapi bibirmu nyosor terus," kata Shaen pura-pura marah.
Exelle hanya cengengesan manja di depan Shaen.
"Aku akan mengantarmu ke bandara."
"Ok, dengan satu syarat, jangan bertingkah aneh-aneh di bandara. Aku tak mau besok pagi media heboh karena kelakuanmu."
"Siap Tuan Putri."
Jadilah Exelle mengantar Shaen ke bandara dan harus menanti kepulangannya beberapa hari ke depan.
*
(Penasaran dengan novel Dera yang lain? baca juga di Novelme, Fizzo dan NovelAku ketik Dera Tresna di pencarian. Untuk Novel cetak bisa di order di Shopee dengan link shopee.co.id/dera.tresna Follow juga IG Dera @dera.tresna dan @deratresna.books)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
RomanceShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...