Tubuh Shaen terasa nyaman saat air hangat mengguyur tubuhnya. Dengan gerakan lambat dia mengusapkan sabun pada tubuhnya dan memijat pelan. Baru saja dia akan membilas tubuhnya, tangan kekar memeluk dari belakang dan meremas payudaranya.
"Astaga, kamu mengagetkanku?" lonjak Shaen .
"Kenapa tak mengajakku jika kamu mandi? aku akan membantumu untuk menyabuni tubuhmu."
"Tidurmu nyenyak sekali, tadi aku sudah aaaahhh....," desah Shaen saat tangan Exelle menelusup masuk ke dalamnya.
"Sudah apa sayang?" tanya Exelle sambil terus memainkan tangannya.
"Hmm aku sudah membangunkanmu, tapi kamu tak bergerak sedikitpun."
"Mungkin kamu butuh usaha lebih keras lagi untuk membangunkanku."
"Hmmm yaaaa...," jawab Shaen sambil menopangkan tangannya ke tembok kamar mandi sedang tubuhnya bersandar pada tubuh Exelle. Kaki Shaen sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya saat gerakan tangan Exelle semakin intens.
Saat Shaen sudah akan mencapai puncak, Exelle mencabut tangannya.
"Shiitt...Exelle please...," mohon Shaen memelas.
"Please untuk apa sayang?" goda Exelle.
"Jangan menggodaku Exelle," jawab Shaen sambil berniat membalikkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Exelle. Tapi Exelle menahan tubuh Shaen agar tetap membelakanginya.
"Itu hukuman karena kamu meninggalkanku sendiri di ranjang."
"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi. Please, masuki aku sayang," rayu Shaen.
Exelle tersenyum senang mendengar permintaan istrinya. Perlahan Exelle mengusap kewanitaan Shaen dari belakang, kemudian membuka kaki Shaen lebar. Mengetahui Shaen yang sudah sangat siap dan basah, Exellepun memasukan kejantanannya yang telah mengeras dari tadi ke dalam Shaen.
Exelle menghentakkan tubuh Shaen dengan cepat dan kuat. Membuat Shaen harus mencengkeram kuat pinggir tembok di depannya untuk menahan tubuhnya. Tubuh Shaen terkulai lemas saat mencapai orgasme, tubuhnya hampir saja jatuh jika saja Exelle tak menangkapnya.
"Kita belum selesai sayang," bisik Exelle saat membalikkan badan Shaen dan menyalakan shower. Air hangat membasahi tubuh mereka berdua.
Saat tubuh Shaen sudah mulai beradaptasi, Exelle menghimpitnya ke tembok. Mengangkat kaki Shaen dan menaruhnya di pinggangnya. Menahan tubuh Shaen dan memasukinya lagi, lagi dan lagi.
Entah kenapa Exelle tak pernah bisa mengendalikan dirinya saat bersama Shaen. Akhir-akhir ini Exelle juga sangat suka mencium aroma tubuh Shaen. Jika malam tak ada Shaen disampingnya, dia tak bisa tidur. Bahkan beberapa hari yang lalu saat ada urusan bisnis ke luar kota, Exelle harus pulang dini hari karena tak bisa tidur tanpa Shaen.
Shaen juga heran dengan sikap Exelle dalam beberapa hari ini. Banyak permintaan aneh darinya. Minta dibuatkan mie rebus jam 12 malam. Pagi-pagi minta jus buah, buahnya harus jeruk dicampur mangga, tanpa gula, tanpa susu dengan es yang banyak dan permintaan lain yang tak masuk akal, yang membuat Shaen heran.
****
Ixelle mengetuk kamar Exelle tepat setelah Exelle dan Shaen menyelesaikan kegiatan mereka di kamar mandi. Shaen masih sibuk mengemas pakaian mereka karena pagi ini, Exelle memaksa langsung pulang. Exellepun membuka pintu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya."Kak Exelle bisakah kita bicara?"
"Bicaralah," kata Exelle ketus.
Shaen yang mendengar hal tersebut, menghentikan kegiatannya dan mendekati Kakak beradik tersebut. Sambil tersenyum, Shaen membelai lengan Exelle, mencoba mencairkan ketegangan antara kakak beradik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
عاطفيةShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...