Exelle membawa Shaen ke ranjang. Shaen yang duduk di pinggir ranjang, tak bisa mengalihkan tatapannya saat Exelle membuka kemejanya, menampakkan perutnya yang six pack dan berotot tepat pada tempatnya.
"Sentuhlah jika kamu mau," kata Exelle yang tahu arti tatapan Shaen. Seperti terhipnotis, tangan Shaen pun mulai menyentuh dan membelai perut Exelle. Seperti anak kecil yang mengagumi permennya, Shaen pun begitu terpesona dengan tubuh Exelle.
Dengan perlahan jemari lembutnya menelusuri setiap pahatan tubuh Exelle. Shaen tak tahu jika apa yang dia lakukan membangunkan gairah suaminya.
Exelle menutup mata menikmati sentuhan lembut jari Shaen, kadang mengeratkan rahang saat gairahnya seakan mengambil alih kesadarannya. Tetapi malam ini Exelle ingin berhati-hati. Malam saat dia mengambil keperawanan Shaen adalah pengalaman yang menyakitkan. Exelle ingin menghapus ingatan malam itu di otak Shaen dan menggantinya dengan pengalaman yang indah.
Shaen menengadahkan kepalanya, dilihatnya mata Exelle tertutup menikmati sentuhannya dan Shaen senang akan hal tersebut. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba Shaen menghujani Exelle dengan ciuman-ciuman kecil di perutnya.
"Oh Shaen sayang," desah Exelle pelan sambil meremas lembut rambut Shaen.
Exelle yang tak tahan lagi dengan gairahnya, akhirnya mengangkat tubuh Shaen dan membawanya naik ke ranjang, menindihnya dan melumat bibirnya.
Tangan Shaen melingkar manja di leher Exelle dan menikmati setiap lumatan bibir dan lidah Exelle untuknya. Shaen membuka mulutnya dengan senang hati, mempersilakan lidah Exelle menelusuri setiap inci rongga mulutnya dan mengabsen giginya. Memilin lidah Shaen dan menghisapnya membuat tubuh Shaen mengeliat mendapat semua perlakuan itu dari Exelle.
Shaen tak bisa lagi menahan desahannya apalagi saat tangan Exelle dengan aktifnya meremas dan memilin bukit indahnya. Ada kenikmatan yang luar biasa yang Shaen rasakan.
Exelle menyukai respon Shaen, membuatnya ingin terus menyentuhnya. Suara desahan Shaen semakin meningkatkan gairahnya, tapi Exelle tak mau terburu-buru.
Dengan mudah, Exelle membuka baju yang Shaen kenakan. Membuatnya telanjang dan tentu saja itu memanjakan mata Exelle. Tubuh Shaen sangat indah, pinggang yang ramping dengan perut rata, kulitnya lembut dan halus. Exelle tak akan pernah bosan menyentuhnya.
Setelah puas dengan payudara Shaen, tangannya menjelajah ke perut dan pinggang Shaen, membelainya disana. Sedangkan bibir Exelle bergerak ke leher jenjang Shaen, membuat banyak tanda disana. Setelah puas menandai miliknya, bibir Exelle bergerak ke bawah, menemukan gundukan kenyal yang sangat menggoda. Mulutnya mulai menghisap dan lidahnya bermain disana.
"Oh Exelleee...," desah Shaen sambil meremas rambut Exelle kuat untuk menahan gairahnya.
Exelle sangat suka namanya disebut oleh istrinya, hal itu membuat Exelle semakin bersemangat mengexplore tubuh istrinya, mencari titik sensitif Shaen. Tangan Exellepun bergerak ke bawah ke titik paling sensitif istrinya.
Mengusapnya lembut dan menelusup masuk dengan pelan ke dalamnya. Mata Shaen terpejam menikmatinya, tubuhnya terus mengeliat di bawah tubuh Exelle.
Inti milik Shaen sudah basah, membuat Exelle begitu mudah memasukkan jarinya ke dalam Shaen. Rasa lembut dan hangat di jemari Exelle, membuat miliknya yang sudah dari tadi mengeras, berontak di balik celana boxernya.
Exellepun memiringkan tubuhnya dan dengan cepat membebaskan juniornya dengan satu tangannya tetap bergerak di dalam Shaen. Gerakan tangan Exelle semakin lama semakin cepat, bibirnya kembali melumat bibir Shaen.
Sampai disatu titik, tubuh Shaen melengkung indah. Tangannya mencengkeram kuat pundak Exelle. "Exelle aku mau....oh...shit...," racau Shaen saat tubuhnya gemetar dan meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
RomantizmShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...