Pulang dari rumah Shaen, hati dokter Hendra berkecamuk. Ada rasa marah dan cemburu yang membuat dokter Hendra tanpa sadar mengeluarkan kata-kata menyakitkan kepada Shaen. Awalnya dia tak percaya dengan apa yang dikatakan Joselyn. Waktu itu Joselyn masuk ke rumah dengan menangis. Mengatakan jika ada seorang pria di rumah Shaen yang melarang Shaen menikah dengan Papanya.
Dengan penasaran dokter Hendra pergi ke rumah Shaen untuk memastikan apa yang dikatakan putrinya tersebut. Betapa terkejutnya saat tahu bahwa pria yang dimaksud putrinya adalah pemilik rumah sakit tempat dia bekerja.
Hari ini, dokter Hendra duduk di meja kerjanya dengan wajah yang tampak lesu. Tak ada semangat dalam dirinya. Carin teman seangkatan dokter Hendra tampaknya mengetahui perubahan dalam diri temannya tersebut. Sudah lama Carin memperhatikan dokter Hendra, bahkan saat istrinya masih hidup. Setelah istrinya meninggal, beberapa kali Carin mendekati dokter Hendra tetapi temannya tersebut selalu menghindar dengan alasan tak jelas.
Dengan keadaanya sekarang, dokter Hendra benar-benar membutuhkan teman curhat, Carin datang tepat pada waktunya. Entah berawal darimana, dokter Hendra tiba-tiba menceritakan apa yang dia lihat dan bagaimana sudut pandang dirinya melihat Shaen, tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya.
###
Hari ini hari yang ditunggu oleh Shaen, karena sejenak dia bisa menjauh dari Exelle dan bisa kembali bekerja. Entah perasaannya saja atau memang benar-benar terjadi, bahwa beberapa perawat memandangnya dengan pandangan yang berbeda.Ada yang memandangnya tampak jijik, ada yang seakan menyelidik, ada juga yang tiba-tiba menghindar tak jelas, seakan Shaen punya penyakit menular dan mematikan. Teman-temannya yang biasanya tampak ramah, hari ini semua terdiam.
Tak mau ambil pusing, Shaen tetap bekerja seperti biasanya. Menjelang istirahat, Shaen pergi ke kamar mandi, belum lama dia masuk toilet, tiba-tiba terdengar pembicaraan yang membuat hati Shaen sedih dan terluka.
Tanpa tahu Shaen ada di toilet dengan keras mereka mengobrol.
"Kamu kenal Shaenette ga? Yang sering deketin anaknya dokter Hendra?" terdengar suara seorang wanita.
"Tahulah, dengar-dengar dia deketin anaknya karena cari muka mau deketin Bapaknya," suara wanita yang lain.
"Yah...kamu ketinggalan berita, sekarang target dia lebih tinggi lagi, dokter Hendra lewat."
"O ya, siapa target dia sekarang? Memangnya di tempat ini ada pria yang lebih kaya dari dokter Hendra?"
"Apakah kamu tahu pria yang kemarin bersama dokter Hendra keliling rumah sakit ini?"
"Oh pria tampan itu, memangnya siapa dia?"
"Dia adalah pemilik Rumah Sakit ini dan pria itu adalah target Shaenette selanjutnya."
"APAAA?"
"Stttt....jangan keras-keras."
"Kamu serius? Tapi aku yakin, pria tampan itu tak akan tergoda dengan Shaenette. Dokter Hendra saja tak bisa dia gaet, apalagi pria yang kelasnya jauh diatas dia."
"Jangan salah, denger-denger pria itu sudah tidur dengan Shaenette."
"Benarkah? Cih...dasar wanita jalang. Dia pasti mau duitnya doang, kasihan sekali pria tampan itu."
"Pemilik rumah sakit ini tak mungkin serius dengan wanita jalang itu. Palingan Shaenette cuman jadi selingan semalam buat isi liburan dia kesini. Daripada ranjang dingin karena tidur sendiri."
"Bener juga."
"HAHAHAHA...." tawa mereka berdua
Dan suara dua wanita tersebut menghilang dari kamar mandi. Shaen terisak menangis sedih mendengarnya. Untuk kedua kalinya dia dikatakan wanita jalang, pertama oleh keluarga Mahawira dan sekarang oleh hampir seluruh orang di rumah sakit ini.
Meski sudah sering diperlakukan seperti itu, tetapi tetap saja hatinya merasa pedih. Dia menyesal kenapa dia tidak menuruti kata-kata Exelle untuk pergi ke kota bersamanya.
Setelah merasa agak tenang Shaen keluar dari toilet dan mulai merapikan make up nya. Dia memilih untuk bersikap pura-pura tidak tahu dengan apa yang dia dengar. Tujuannya di sini adalah membantu orang-orang yang sakit jadi dia mengacuhkan semua hal di luar kepentingan tersebut.
Beberapa hari berlalu, gosip tersebut bukannya mereda tetapi malah tambah memanas bahkan beberapa perawat terang-terangan menggosipkan dia didepannya.
Shaen tidak mengerti kenapa ada gosip seperti itu dan siapa yang menyebarkannya? yang dia ingat hanya dokter Hendra yang mengetahui bahwa Exelle berada di rumahnya saat itu. Benarkah dokter Hendra tega melakukan ini padanya? padahal Excel mempercayakan rumah sakit ini padanya.
Hatinya semakin sedih saat Exelle menelpon bahwa weekend ini dia tidak bisa datang menemui Shaen karena ada sedikit masalah di G-Company. Shaen hanya bisa bilang bahwa dia baik-baik saja dan tak masalah jika suaminya tak bisa datang. Meskipun hatinya berkata lain.
Sekarang Shaen baru merasakan apa yang Exelle katakan. Saat ini dia sangat merindukan dan menginginkan Exelle ada disampingnya.
Setelah menutup telpon, Shaen menangis sampai dia tertidur.
###
Exelle merasa gelisah dan khawatir setelah mematikan telponnya. Ada nada berbeda di suara Shaen, ada nada sedih seakan menahan isak tangis. Apa karena dia tak bisa datang menemuinya?Tapi Exelle tahu, istrinya bukan tipe wanita yang melankolis yang akan merengek manja agar Exelle datang menemuinya. Bahkan setiap Exelle mengancam tak akan menjemputnya, dia akan tertawa dan berkata, "syukurlah kalau aku bisa terbebas dari suamiku yang mesum ini."
Tapi tadi malam berbeda, Exelle yakin bukan itu masalahnya.
"Tom, ke ruanganku sebentar," kata Exelle menelpon orang kepercayaannya.
"Baik Pak," jawab Tom di seberang telpon.
Setelah Tom masuk ke ruangan Exelle, dia berkata, "Selidiki apa yang terjadi pada istriku, semalam aku menelponnya dan dia tidak sedang baik-baik saja. Aku ingin jawabannya segera dan satu jam kurasa cukup buatmu untuk mencari jawabannya."
"Baik Pak, saya akan segera mencari tahu."
Exelle kembali menekuni pekerjaannya. Kemarin memang ada sedikit masalah dengan suplai barang untuk beberapa kantor cabang G-Company karena ada peraturan baru dari pemerintah yang mengakibatkan barangnya tertahan di pelabuhan. Membuatnya harus rela lebih lama lagi tak menemui istrinya.
Beruntung, hari ini dia sudah menyelesaikan sebagian masalah tersebut. Meski masih ada sedikit masalah, tetapi tidak mengakibatkan kegagalan sistem operasional di perusahaannya.
Belum ada satu jam, terdengar ketukan pintu ruang kerjanya. Tom muncul membawa informasi yang Exelle butuhkan.
"Maaf Pak, saya harus menyampaikan kabar yang kurang mengenakkan dan sedikit kurang sopan," kata Tom.
"Cepat katakan dan jangan bertele-tele, Tom."
"Istri anda sedang menjadi bahan pembicaraan di rumah sakit bahkan di tempat dia tinggal. Mereka menganggap istri anda adalah wanita jalang yang menggoda anda demi uang. Beredar kabar bahwa anda pernah menginap dan tidur dengan...,"
"Dengan Shaen, tentu saja aku tidur dengan istriku," kata Exelle geram dan marah. Kenapa istrinya selalu dianggap wanita jalang dan murahan padahal mereka tak pernah mengenalnya.
"Siapkan pesawat, aku akan kesana sekarang juga. Dan kumpulkan seluruh pegawai rumah sakit, aku akan memberitahu kepada mereka siapa Shaen sebenarnya. Aku akan membuat pelajaran kepada semua orang yang merendahkan Shaen."
"Baik Pak, saya akan segera atur semuanya," kata Tom undur diri.
*
(Penasaran dengan novel Dera yang lain? baca juga di Novelme, Fizzo dan NovelAku ketik Dera Tresna di pencarian. Untuk Novel cetak bisa di order di Shopee dengan link shopee.co.id/dera.tresna Follow juga IG Dera @dera.tresna dan @deratresna.books)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
RomanceShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...