Bab 23

37K 1.9K 2
                                    

Matahari mulai meredupkan sinarnya saat Exelle dan Shaen duduk di tepi pantai. Dengan  beralaskan tikar, Shaen duduk di atasnya dengan kepala Exelle tidur dipangkuannya.

Tangan Shaen membelai lembut kening dan rambut Exelle, ada kalanya jemarinya membelit dan bermain dirambut Exelle. Mata Exelle tertutup menikmati setiap sentuhan tangan istrinya.

Mata Shaen menatap indahnya laut dengan burung-burung yang beterbangan di atasnya. Suara deburan ombak yang memecah sebelum sampai diujung kakinya, memanjakan telinganya.

"Apakah ini surga atau taman Eden? Aku berasa seperti Hawa yang hidup bahagia berdua bersama Adam di dunia ini," kata Shaen.

"Apakah kamu mau tinggal disini?" tanya Exelle sungguh-sungguh.

"Inginnya seperti itu, tetapi banyak orang membutuhkan kita. Bahkan kehidupan mereka bergantung pada kita. Berapa ribu karyawan G-Company dan keluarganya yang membutuhkanmu dan rumah sakit juga membutuhkanku. Kita tidak bisa egois dan menutup mata terhadap semua itu, hanya untuk mengejar kebahagiaan diri sendiri."

"G-Company tak membutuhkanku tapi membutuhkanmu. Aku tak pernah menandatangi dokumen darimu. G-Company masih milikmu dan bagiankupun sudah menjadi milikmu karena akupun sudah memindahkan atas namamu."

"APA? Exelle, apa yang kamu lakukan? G-Company lebih membutuhkanmu dibandingkan aku," kata Shaen terkejut.

Dengan santai Exelle membuka mata dan bangun dari tidurnya. Menarik tubuh Shaen dan membawa dalam pelukannya.

"Aku akan tetap disana untuk membantumu. Aku hanya memastikan setiap sen kekayaan G-Company jatuh ke tanganmu."

"Aku tak butuh semua kekayaan itu Exelle, aku hanya membutuhkanmu."

"Aku senang mendengarnya, tapi aku harus melakukannya agar aku merasa tenang. Aku ingin memastikan tak seorangpun bisa mengambil kekayaan istriku bahkan keluarga Mahawira."

"Apakah itu berarti kamu sedang berperang melawan keluargamu sendiri? Aku tak mau itu terjadi Exelle. Mereka keluargamu, aku tak mau kalian bertengkar apalagi hanya karena aku dan harta dari Axelle."

"Dari dulu aku sudah dibuang oleh mereka bahkan sebelum kamu masuk dalam keluarga kami. Apa bedanya sekarang jika aku menjauh dari mereka."

Shaen bisa melihat kesedihan dimata Exelle. Sangat tidak nyaman menjadi anak yang terbuang dari keluarganya. Tetapi Shaen tetap berharap, akan ada waktu bagi Exelle untuk bisa memaafkan keluarganya.

Shaen pun memeluk Exelle, berharap bisa menjadi sandaran untuk suaminya.

"Aku akan selalu ada untukmu," kata Shaen lembut.

"Jangan pernah meninggalkanku lagi, apapun yang terjadi. Jika aku membuatmu marah, pukul aku, marahi aku tapi jangan pernah pergi dariku," kata Exelle sungguh-sungguh.

Shaen menatap mata suaminya, dengan kedua tangan dipegangnya pipi Exelle. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu," kata Shaen sambil mengecup singkat bibir Exelle.

Merekapun tersenyum dan menikmati senja di tepi pantai sambil berpelukan.

###
Di tempat lain, Dokter Hendra merasa heran karena beberapa hari yang lalu Shaen mengajukan ijin tidak masuk kerja untuk beberapa hari. Setahu dia, Shaen adalah wanita rajin yang tidak akan meninggalkan pekerjaannya jika tidak ada hal yang sangat penting dan mendesak.

Dokter Hendra tampak khawatir dan gelisah memikirkan Shaen, apalagi semalam Joselyn merengek agar Papanya menikahi dan menjadikan Shaen, Mamanya. Dari pertama bertemu, Joselyn memang langsung menyukai Shaen. Kelembutan yang sering Joselyn terima dari Shaen membuat dirinya berharap, Shaen bisa menjadi Mamanya.

Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang