Exelle bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit yang didirikannya. Beberapa hari yang lalu dia mendengar ada mayat wanita di rumah sakit tersebut yang mempunyai ciri-ciri sama persis seperti Shaen.
Sayangnya dia tidak bisa langsung pergi untuk mengeceknya dikarenakan ada beberapa masalah yang terjadi di G-Company. Selain itu di dalam hatinya, dia belum siap menerima jika mayat itu benar-benar Shaen. Sehingga Exelle memundurkan jadwalnya untuk pergi kesana.
Butuh beberapa jam untuk bisa sampai ke rumah sakit tersebut. Setelah 2 jam naik pesawat, Exelle harus menaiki mobil dan melewati jalan berkelok untuk sampai ke tempat itu.
"Katakan pada staf di sana, aku tidak ingin kedatanganku tercium oleh media. Jika perlu aku ingin lewat pintu samping untuk menghindari media," kata Exelle pada sekretarisnya.
"Baik Pak," jawab sekretaris Exelle.
Tanpa seorangpun yang tahu, Exelle telah sampai di rumah sakit yang didirikannya. Dokter Hendra sendiri yang langsung menyambutnya.
"Selamat siang Pak, apakah Bapak ingin beristirahat terlebih dahulu?" tanya Dokter Hendra kepada Exelle.
"Tidak perlu, aku ingin langsung ke kamar mayat dan mengecek langsung mayat tersebut."
"Baik Pak, silakan ikut saya."
Sesampainya di depan mayat wanita tersebut, hati Exelle bergemuruh. Exelle berdoa agar mayat tersebut bukan Shaen. Saat dokter Hendra membukanya, beban Exelle seakan terangkat. Wanita itu bukan Shaen, ada rasa lega yang luar biasa.
Setelah keluar dari kamar mayat, dokter Hendra berkata, "Apakah Bapak bisa meeting dengan kami sebentar, saya akan memperkenalkan semua kepala bagian di rumah sakit ini. Mereka telah bekerja keras agar rumah sakit ini bisa berjalan dengan baik."
"Tidak perlu, aku tidak ingin semua orang tahu identitasku," kata Exelle pada dokter Hendra.
"Baik Pak kalau begitu, "kata dokter Hendra dengan sedikit rasa kecewa.
"Kamu siapkan mobil dan ambil penerbangan paling awal," kata Exelle pada sekretarisnya.
"Baik Pak, saya akan jadwalkan semuanya," jawab sekretaris Exelle.
Untuk sampai ke pintu samping Exelle harus melewati kamar anak. Saat melewatinya, tubuh Exelle membeku menatap seorang wanita di depannya. Wanita itu tidak sadar bahwa saat ini pemilik rumah sakit yang selalu membuatnya penasaran, ada di depannya dan sedang menatapnya.
"Siapa wanita itu?" tanya Exelle menyembunyikan gemuruh di dadanya.
"Dia kepala bagian di bidang logistik, namanya Shaen," jawab dokter Hendra.
"Dokter Hendra, siapkan meeting yang kamu bicarakan tadi, aku ingin tahu perkembangan rumah sakit ini."
"Baik Pak, saya akan panggil semua kepala bagian yang terkait, "jawab dokter Hendra dengan perasaan senang.
"Kita tunda penerbangan kita, aku sudah menemukan apa yang aku cari selama ini," bisik Exelle kepada sekretarisnya.
"Baik Pak, saya akan atur semuanya."
"Cari tahu semua informasi tentang Shaen dan alamat tinggalnya saat ini. Carikan juga aku hotel. Ini akan menjadi cerita yang seru."
Sekretaris Exelle mengangguk, mengerti semua yang diinstruksikan bosnya. Exellepun segera menyingkir dari sana agar Shaen tak melihatnya. Exelle akan memberi kejutan pada Shaen nanti.
"Ternyata selama ini kamu bersembunyi disini Shaen, pantas saja aku tak menemukanmu. Sialan, bahkan kamu bekerja sebagai karyawanku dan aku tak mengetahuinya, aku malah mencarimu kemana-mana," batin Exelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
RomanceShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...