Bab 31

30.5K 1.9K 35
                                    

Dengan tangan gemetar, Ixelle menutup surat Axelle. Sangat malu mengingat semua perbuatan yang telah dia lakukan terhadap Shaen dan Exelle. Ixelle menyadari selama ini Shaen sudah sangat baik terhadap dirinya tetapi matanya tertutup oleh kebencian sehingga dia tidak melihat semua kebaikan yang Shaen berikan.

Mama dan Papanya juga merasakan hal yang sama. Papa Ixelle tampak terpukul saat tahu kebenarannya. Dia sangat kecewa dengan kehidupan Axelle yang selama ini dia banggakan. Tanpa berkata apa-apa, Ixelle dan orang tuanya masuk ke kamar dengan pergumulan masing-masing.

Ixelle tak bisa tidur malam itu. Hatinya tak tenang jika dia tak meminta maaf atas kelakuan tak terpujinya terhadap kakak dan kakak iparnya. Diapun memutuskan untuk pergi ke kamar kakaknya.

Sepanjang perjalanan, Ixelle merangkai kata untuk meminta maaf atas perbuatannya. Dia tampak berkonsentrasi dengan pikirannya sampai tak menyadari bahwa dirinya sudah di depan kamar kakaknya.

Kening Ixelle mengernyit heran saat mendengar bunyi berisik dari dalam kamar kakaknya.

"Oohhh....aaahhh....hmmm...terus sayang ooohhh...." suara kakak iparnya terdengar dari dalam kamar.

"Shiiittt.....kamu selalu nikmat sayang," sekarang suara kakaknya terdengar.

Ixelle yang belum menyadari arti dari suara itu tetap mendekati kamar kakaknya. Betapa terkejut dirinya saat melihat apa yang sedang terjadi di dalam kamar kakaknya karena pintu kamarnya yang tak tetutup rapat.

Ixelle melihat kakaknya yang menindih tubuh kakak iparnya, terus bergerak, menghentakkan  tubuhnya dengan menaik turunkan bokongnya diatas tubuh kakak iparnya.

Tubuh Ixelle terlonjak kaget saat terdengar teriakan keras kakak iparnya dan geraman aneh kakaknya.

Ixelle menutup mulutnya agar tidak berteriak yang akan membuatnya ketahuan bahwa dirinya baru saja mengintip kegiatan dua sejoli tersebut.

Dengan tubuh gemetar, Ixelle berlari ke kamarnya. "Bagaimana Kak Shaen bisa begitu mencintai Kak Exelle jika diperlakukan seperti itu? Apakah Kak Shaen begitu kesakitan sampai berteriak keras seperti itu?" batin Ixelle yang belum mengerti arti teriakkan kakak iparnya tersebut.

Malam itupun Ixelle benar-benar tidak bisa tidur. Apa yang dia lihat menganggu pikirannya.

Pagi-pagi Shaen terbangun dan merasa sangat haus. Semalam untuk membuat suasana hati Exelle membaik, diapun melayani suaminya sampai puas. Exelle masih tidur pulas dengan tubuhnya yang telanjang tanpa sehelai benangpun. Shaen menutup tubuh Exelle dengan selimut dan mengecup keningnya.

Shaen ke dapur untuk mengambil air minum, saat menuangkannya ke dalam gelas, Ixelle masuk dengan wajah yang kusam. Kelihatan sekali kalau semalam dia tidak tidur dengan baik.

"Pagi Kak," sapa Ixelle tampak canggung.

Shaen yang mendengar Ixelle memanggilnya kakak sempat tertegun dan mengira dirinya salah dengar.

"Pagi Ixelle, apakah kamu baik-baik saja? Wajahmu seperti orang yang tidak tidur semalaman."

"Aku baik-baik saja kak, hanya kurang tidur karena semalam aku tak bisa tidur. Semalam aku telah membaca surat Kak Axelle, tidak menyangka jika Kak Axelle mampu berbuat seperti itu. Maafkan aku jika selama ini aku selalu menghina dan menyakitimu. Aku tidak akan menyalahkanmu jika kamu membenciku," kata Ixelle.

"Aku tak pernah membencimu, aku tahu semua yang kamu lalukan karena kamu sangat menyayangi Axelle dan Exelle."

"Apakah itu artinya kakak memaafkan semua yang telah kuperbuat padamu?"

Shaen tersenyum mendengar pertanyaan Ixelle. "Tentu saja aku memaafkanmu dan kukatakan lagi padamu bahwa dari semua keluargamu, kamulah orang yang paling Exelle sayangi."

"Ya, aku tahu itu, aku juga sangat menyayangi Kak Exelle, terimakasih Kak, "kata Ixelle sambil memeluk tubuh Shaen.

Tubuh Shaen membeku karena terkejut, baru kali ini dia menerima pelukan dari adek iparnya tersebut. Shaenpun membalas pelukan Ixelle dengan hangat.

Setelah mengobrol sebentar, Shaen pun berpamitan untuk kembali ke kamar. Dia takut Exelle sudah bangun dan mencarinya. Saat Shaen hendak keluar dari dapur, tiba-tiba Ixelle   membuat langkahnya terhenti saat dia berkata, "Kak Shaen, jika Kak Exelle menyakitimu, kamu bisa ceritakan kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu."

Shaen mengernyit aneh menanggapi perkataan Ixelle. Tetapi kemudian tersenyum sambil berkata, "Exelle tak mungkin menyakitiku, dia selalu memperlakukanku dengan baik."

"Tapi semalam, kakak berteriak kesakitan saat  Kak Exelle terus bergerak di atas Kakak."

"Ap..apa...?ak...aku...tak mengerti dengan apa yang kamu katakan," tanya Shaen yang gugup takut Ixelle melihat kegiatan mereka semalam.

"Semalam aku ke kamar kakak ingin meminta maaf, aku melihat apa yang Kak Exelle perbuat kepadamu karena pintu kamar kakak tidak tertutup sempurna. Apakah Kak Exelle menyakitimu?" tanya Ixelle sambil menggenggam tangan Shaen dan tampak khawatir.

"Ap..apa? Ak..aku...ti...tidak. Astaga Ixelle itu tidak seperti yang kamu kira, suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya. Yang perlu kamu tahu, Exelle tidak akan pernah menyakitiku," Shaen semakin gugup saat dugaannya benar.

Ixelle mengangguk meski dia tak mengerti apa yang kakak iparnya katakan. "Oke Kak, terserah Kak saja, kakak bisa memanggilku jika membutuh bantuan."

"Aku akan menghubungimu jika suatu saat nanti butuh bantuan, terimakasih untuk perhatianmu," kata Shaen yang kemudian meninggalkan Ixelle sendiri di dapur.

Shaen masuk ke dalam kamar dan melihat Exelle masih tidur nyenyak. Diapun meletakkan minumannya di meja samping tempat tidur dan kembali naik ke ranjang. Shaen membelai kepala Exelle dan mencium singkat bibirnya.

"Sayang, bangunlah ada berita baik yang ingin aku sampaikan padamu," kata Shaen yang hanya dijawab dengan gumaman malas Exelle.

Daripada mengganggu tidur Exelle, Shaenpun akhirnya memutuskan untuk mandi agar badannya lebih segar.

*

(Penasaran dengan novel Dera yang lain? baca juga di Novelme, Fizzo dan NovelAku ketik Dera Tresna di pencarian. Untuk Novel cetak bisa di order di Shopee dengan link shopee.co.id/dera.tresna Follow juga IG Dera @dera.tresna dan @deratresna.books)

Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang