Shaen masih bingung dengan apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba sikap Exelle seperti itu? Selama ini dia merasa tak pernah membohongi Exelle.
Disisi lain, ternyata semua omongan Ixelle terekam di alam bawah sadar Exelle. Saat ini apa yang pernah dia dengar muncul seperti rekaman yang diputar dikepalanya. seperti racun yang membuat Exelle tak bisa berfikir jernih dan mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan buat Shaen.
"Katakan pernikahan seperti apa yang kamu jalani bersama Kakakku?" tanya Exelle dengan ekspresi marah dan tertekan.
"Mengapa kamu bertanya seperti itu, pernikahan kami seperti apa? Ya seperti pada umumnya orang menikah," jawab Shaen masih belum tahu arah pertanyaan Exelle.
"Bohong, ASTAGA... barusan kamu masih perawan Shaen dan itu tidak normal untuk pernikahan yang berjalan selama 5 tahun."
"Itu..aku...bukan..aku tidak..." Shaen tak bisa berkata apa-apa, sekarang dia baru sadar bahwa disitulah pokok permasalahannya. Hanya air mata yang membasahi pipinya.
"Kamu masih mau menyangkalnya? lihat bukti itu!" geram Exelle sambil menyingkap selimut Shaen.
Terpampang jelas ada noda merah di seprei di bawah kaki telanjang Shaen. Airmata Shaenpun mengalir semakin deras. Bukan karena dia baru saja kehilangan keperawanannya tetapi apa yang dilakukan oleh Exelle seakan menghina dirinya. Dengan hati yang hancur dan kecewa Shaen menarik selimutnya untuk menutupi ketelanjangannya
"Jelaskan padaku apa yang terjadi antar dirimu dan Kakakku. Aku tak suka dengan orang yang tak jujur."
"Maafkan aku Exelle, aku tak bisa menjelaskan itu padamu. Yang perlu kamu tahu aku tak pernah membohongimu sama sekali dan aku berharap kamu percaya padaku bahwa semua yang aku lakukan tak merugikan siapapun."
"Jika kamu tetap tak mau menjelaskan padaku maka jangan salahkan aku jika aku berspekulasi negatif terhadap mu."
"Oh ya, apa itu? aku ingin mendengar apa yang kamu pikirkan tentang aku."
"Sebelum menikah dengan Kak Axelle, sebenarnya kamu sudah tahu riwayat kesehatan Kak Axelle kan? Untuk itu kamu merayunya untuk bisa menikahinya. Apakah tujuanmu adalah harta Kak Exelle? jika iya please, berkatalah jujur padaku dan aku akan menyerahkan semua hartaku kepadamu. Perlu kamu ketahui bahwa hartaku lebih banyak dibanding punya Kak Axelle. Aku hanya minta satu hal darimu, berkatalah jujur padaku dan jelaskan apa yang terjadi?"
Tubuh Shaen membeku saat tahu apa yang dipikirkan Exelle tentang dirinya, dia tak menyangka bahwa orang yang dicintainya punya perasangka buruk dan sehina itu. Saat ini dia sangat kecewa terhadap Exelle.
"Terima kasih untuk pemikiranmu tentang aku sekarang aku tahu seperti apa posisiku di hadapanmu. Sekarang pergilah dari hadapanku!" pinta Shaen.
"Apakah kamu tak merawat kakakku dengan baik saat dia sakit, atau bahkan kamu mengharapkan kematiannya?" Exelle masih bertanya pada Shaen.
"Stop berhentilah berbicara Exelle, semakin kamu berbicara, kamu semakin menyakitiku. Please sekarang pergilah dari hadapanku."
"Baiklah aku akan pergi."
Sebelum Excel keluar dari kamar, Shaen kembali berbicara, "Exelle, kamu mengharapkan kejujuran dariku, aku pun mengharapkan kepercayaan dari mu dan ternyata kita berdua tidak bisa memberikan apa yang kita mau, maka kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.
Exelle mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi. "Selamat tinggal Shaen," kata Exelle.
"Selamat tinggal Exelle," jawab Shaen.
Sepeninggalan Exelle, Shaen menangis entah sampai berapa lama. Yang pasti sampai dia lelah menangis dan akhirnya terlelap dalam tidur.
Setelah kejadian tersebut, beberapa hari Exelle tidak masuk kantor. Shaenpun tidak berminat menghubunginya.
"Apakah mungkin Exelle tak mau ke kantor karena dirinya? Sebenci itukah Exelle akan dirinya?" batin Shaen.
Entah mengapa malam ini terasa begitu menyedihkan buat Shane.
"Kak Axelle, sepertinya sudah saatnya aku menyusulmu. Tugasku sudah selesai, Exelle sudah bisa menghandle perusahaan bahkan dia mengembangan G-Company dengan sangat baik. Urusan Ixelle, sebenarnya dia gadis yang baik hanya saja emosinya belum stabil. Ditambah lagi, dia sangat membenciku sehingga sangat sulit bagiku untuk mengaturnya. Tapi aku yakin, Exelle pasti bisa mengaturnya karena Ixelle sangat menyayangi Exelle dan dia akan mendengarkan kata-kata Exelle. Tunggu aku Kak, aku akan menyusulmu," kata Shaen di sela tangisnya.
Sebuah keputusan sudah diambil oleh Shaen dan ini sudah saatnya dia meninggalkan semuanya.
"Exelle seandainya kamu tahu, aku sangat mencintaimu. Setiap kenangan yang aku lalui bersamamu, itu adalah hal terindah dalam hidupku. Maafkan aku karena aku tak bisa mengatakan apa yang ingin kamu dengar. Semoga kamu mendapatkan wanita yang sesuai dengan keinginanmu."
*
(Penasaran dengan novel Dera yang lain? baca juga di Novelme, Fizzo dan NovelAku ketik Dera Tresna di pencarian. Untuk Novel cetak bisa di order di Shopee dengan link shopee.co.id/dera.tresna Follow juga IG Dera @dera.tresna dan @deratresna.books)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara yang Tersembunyi (Tamat)
RomanceShaen seorang gadis yatim piatu, harus rela hidup di rumah bordil. Beruntung ada seorang pria kaya raya yang menebus dan menikahinya. Tetapi baru 5 tahun pernikahan, Shaen harus menjadi janda karena suaminya meninggal. Exelle adalah adek ipar Shaen...