Bab 3: Sebagai Seorang Kasim - bagian 4

255 34 1
                                    

Melewati gang kedua setelah bekas kediaman Li menuju rumah nomor enam – rumah keluarga Wei. Di halaman rumah keluarga Wei terdapat bunga delima.

Mengingat tingginya biaya perumahan di ibukota, rumah keluarga Wei-pun tidak terlalu besar. Yang disebut dengan halaman itu luasnya tidak lebih dari sepuluh kaki persegi. Di belakang halaman itu ada dua buah bungalo. Tembok-temboknya tidak lebih tinggi dari dada Huang Zixia.

Li Shubai dan Huang Zixia diam-diam bersembunyi di gapura jembatan, dibalik beberapa rumpun bunga peony.

Saat itu sudah jam sembilan malam, dan jalananpun menjadi sepi. Lampu-lampu juga dipadamkan.

Malam itu berawan, dan bulan bersinar redup. Huang Zixia dan Li Shubai bersembunyi sebentar di bawah bunga-bunga peony, sambil mengagumi pantulan bulan di atas air.

Huang Zixia berbicara dengan pelan, "Mengapa Pangeran ingin datang kemari? Dimanakah orang dari pengadilan dan dewan?"

"Aku tidak memberitahu mereka." Kata Li Shubai dengan santai. Li Shubai menarik kuncup bunga peony dan memeriksanya, "Tahun ini, udaranya hangat, jadi beberapa jenis peony belum mekar, sementara yang lainnya sudah berbunga."

Huang Zixia tiba-tiba mengerti bahwa yang akan membantunya menangkap pembunuh yang mengerikan itu hanyalah Li Shubai.

Huang Zixia merasa harus bertanya, "Mengapa tidak menghubungi pengadilan dan dewan?"

"Mentri pengadilan, Cui Chunzhan, mengatakan bahwa bagian Timur kota harus dijaga dengan ketat, karena merupakan arah keempat yang diduga dimana pembunuhnya akan beraksi. Cui Chunzhan keras kepala, maka aku harus menghargai pendapatnya itu. Cui Chunzhan sedang menunggu di Timur kota bersama dengan anak buahnya."

"Bagaimana dengan dewan?"

"Orang dari dewan yang menangani kasus ini adalah Mentri Wang Lin. Kau tidak menikah dengan putranya, Wang Yun. Apakah kau ingin bertemu dengannya?"

Cahaya bulan memantulkan riak-riak air di wajah Huang Zixia. Li Shubai melihat ketegangan di wajah Huang Zixia, tetapi ketegangan itu segera menghilang, seperti fatamorgana.

"Lupakan; biarkan mereka pergi ke bagian Timur." Kata Huang Zixia.

Sudah tengah malam ketika terdengar suara dari rumah keluarga Wei. Sebuah lilin dinyalakan di kamar sebelah timur, dan air di dapur mulai mendidih. Keluarga Wei segera menjadi sibuk. Seorang pria mengenakan mantel dan membuka pintu. Ketika pria itu berjalan keluar ke halaman, seseorang yang ada di belakangnya berteriak, "Liu Wenoi tinggal di rumah keempat di Gang Chouhua; jangan lupa!"

"Jangan khawatir, Ibu!" Meskipun pria itu berjalan dengan rasa khawatir, suaranya terdengar penuh sukacita.

Huang Zixia mengalihkan pandangannya ke lantai atas. Li Shubai melepaskan ranting peony yang dipegangnya dan berkata, "Sepertinya siap untuk melahirkan."

"Ya." Mata Huang Zixia kini tertuju pada tembok di halaman dan melihat sesosok tubuh berjalan perlahan dalam kegelapan, berdiri di samping pohon delima, sosok itu berbisik ke arah tembok, "Hoo, hoo."

Di dalam kegelapan, suara melengking dan tidak menyenangkan yang berbaur dengan erangan wanita hamil membuat Huang Zixia merinding.

"Burung hantu." Kata Li Shubai sambil berpikir, "Benar-benar tidak menyenangkan."

Itu adalah burung hantu, yang menurut kepercayaan kuno menghitung alis orang dengan suaranya dan akan merenggut banyak nyawa ketika hasil hitungannya tepat. Karena para wanita dapat meninggal dengan mudah ketika sedang melahirkan, orang-orang yang berada di rumah itu menjadi panik. Seorang wanita tua berlari keluar dari dapur dan berteriak, "Aku akan menutupi wajah putri kita. Ayah, didihkan air!"

Kakek bergegas pergi ke dapur, dan wanita tua itu membalutkan kain di sekitar wajah wanita yang akan melahirkan itu dan memastikan alis mata wanita yang akan melahirkan itu tidak terlihat ketika burung hantu yang berada di luar rumah mengeluarkan suara sebanyak dua kali. Wanita tua itu segera mengambil tangkai gantungan baju dan berlari ke halaman, menuju ke pohon delima, untuk mengusir burung hantu itu.

Pada saat wanita tua itu pergi, seorang pria sudah berjalan di belakang rumah keluarga Wei itu.

Huang Zixia melompat, tetapi Li Shubai lebih cepat. Li Shubai melompati rumpun-rumpun peony. Huang Zixia mendengar angin menderu melewati telinganya. Dalam beberapa langkah, Li Shubai dan Huang Zixia berada di belakang rumah keluarga Wei ketika melihat bayangan pria itu menghilang lewat pintu belakang.

Li Shubai menendang pintu hingga terbuka, mendorong Huang Zixia agar masuk ke dalam, dan bersembunyi beberapa langkah di belakang Huang Zixia.

Huang Zixia melihat si pembunuh mengangkat belatinya tinggi-tinggi, perut wanita hamil itu adalah target si pembunuh. Li Shubai kembali mendorong Huang Zixia. Huang Zixia terhuyung ke depan beberapa langkah, kemudian terjatuh dengan keras. Bahu Huang Zixia membentur sebagian tubuh si pembunuh, dan menyebabkan si pembunuh terbanting ke samping.

Pembunuh itu tahu bahwa dirinya telah tertangkap basah ketika sedang beraksi, dan mencengkram belatinya, berusaha untuk melarikan diri. Huang Zixia yang terbaring di lantai mendorong rak yang ada di dekatnya ke kaki si pembunuh.

Pot bunga yang berada di rak itu menghantam lantai dengan keras dan menyebabkan si pembunuh tersandung. Ketika pembunuh itu jatuh ke lantai, wajahnya menumbuk kotoran.

Sebelum pembunuh itu dapat berdiri, Huang Zixia sudah berhasil bangun. Huang Zixia menginjak pergelangan tangan si pembunuh, memaksa pembunuh itu untuk melepaskan pisau belatinya. Huang Zixia meraih pisau belati itu, kemudian menekan punggung bagian bawah si pembunuh dan berteriak, "Jangan bergerak!"

Li Shubai berdiri di ambang pintu sambil mengawasi, "Bagus." Kata Li Shubai, "Gerakan yang cepat, meski tekniknya kurang."

Huang Zixia tidak dapat mempercayainya, "Anda tidak mau membantu saya?" Huang Zixia berjuang mempertahankan hidupnya, dan Li Shubai masih berdiri bermalas-malasan, seluruh tubuh Li Shubai masih tertutupi oleh cahaya bulan.

"Ada seorang wanita yang akan melahirkan di dalam; bagaimana mungkin aku, sebagai seorang laki-laki, masuk ke dalam?" Li Shubai menatap bulan, membalikkan punggungnya menghadap Huang Zixia, "Bagaimana keadaan wanita itu?"

Sebelum Huang Zixia dapat menjawab pertanyaan Li Shubai, suara tangisan bayi memenuhi ruangan itu.

Ibu mertua yang mendengar keributan segera pergi dari halaman dan masuk ke dalam rumah. Di kamar dimana sebelumnya dia meninggalkan menantu perempuannya untuk mengusir burung hantu, ada seseorang yang memegang pisau belati di belakang seorang pria berpakaian hitam. Ada seorang bayi yang menggeliat di tempat tidur, dan seorang pria berada di luar sedang memperhatikan bulan. Dalam keterkejutan dan ketakutannya, wanita tua itu berteriak, "Ya Tuhan! A-apa yang terjadi?"

Para tetangga yang mendengar suara tangisan bayi segera mendatangi rumah keluarga Wei itu, dan ayah mertua datang sambil membawa air panas. Di tengah kekacauan itu, Huang Zixia hanya dapat tersenyum tak berdaya, "Saya minta maaf; kami datang untuk menangkap penyusup."

Ayah mertua kembali pergi dan meminta bantuan.

[Terjemahan] The Golden Hairpin Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang